Sukses

Trik Jitu Tagana Banyumas Bikin Pingsan Tawon di Sarang Jumbo

Dengan trik spesial, tim Tagana Banyumas tak menggunakan perangkat pelindung untuk mengevakuasi sarang tawon jumbo itu.

Liputan6.com, Banyumas - Kesigapan relawan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas dalam penanganan bencana alam tak perlu dipertanyakan. Tetapi, apa jadinya jika mereka diminta untuk mengevakuasi sarang tawon mematikan berukuran jumbo?

Perjalanan organisasi sosial kemasyarakatan di bawah Kementerian Sosial ini membawa Tagana pada beragam kondisi darurat. Tak hanya tanggap darurat bencana, mereka pun kerap diminta membantu kondisi darurat dalam bentuk lain.

Evakuasi hewan berbisa dan berbahaya kini menjadi salah satu kondisi yang mesti dihadapi para relawannya. Mereka pun harus mempersiapkan diri dan berlatih menghadapi situasi sulit.

Seperti yang dikeluhkan warga Desa Banteran, RT 5/4 Kecamatan Wangon. Sebuah sarang tawon baluh berukuran jumbo menempel di atap rumah salah satu warga, Maryati.

Dilihat dari ukurannya yang mencapai satu meter, sarang tawon yang dikenal dengan sengatan yang berbahaya itu memang benar-benar jumbo. Ribuan ekor tawon ganas tinggal di dalamnya.

Tawon-tawon ini pun menjadi ancaman serius bagi pemilik rumah dan tetangganya. Mereka pun lantas meminta Tagana Banyumas mengevakuasi sarang tawon jumbo tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sarang Tawon 1 Meter di Atas Rumah Warga

Rabu malam, 21 Maret 2018, tim Tagana Banyumas dan Satpol PP mengevakuasi sarang tawon itu. Menariknya, saat proses evakuasi sarang tawon, tim Tagana Banyumas tak menggunakan perangkat pelindung sebagaimana lazimnya operasi tanggap darurat.

Diyakini, dalam kondisi gelap, kawanan lebah memilih tidur di dalam sarang. Tantangannya, relawan harus mampu berjingkat tanpa suara tatkala memanjat pagar dan genteng rumah.

Suara berisik bisa mengusik ribuan tawon. Hanya membayangkan kemarahan ribuan tawon saja sudah membuat bergidik. Misi gagal, keselamatan relawan pun terancam.

Tim pun berhasil mendekat tanpa membangunkan kawanan tawon. Pertama kali dilakukan, relawan harus memastikan kawanan lebah itu terkurung di dalam sarang.

Mereka meneliti jumlah lubang pintu keluar masuk tawon. Lantas, disumpalnya lubang itu dengan kapas.

3 dari 4 halaman

Jurus Kapas Celup Bensin Bikin Tawon Pingsan

Bukan kapas biasa. Kapas untuk menyumpal pintu sarang tawon jumbo itu terlebih dulu dicelupkan ke bensin.

Mujarab, tak terdengar sedikitpun suara dengungan marah dari dalam sarang jumbo. Ribuan tawon pingsan lantaran bau menyengat bensin.

"Bau bensin akan membuat lebah pingsan sehingga tidak bisa keluar dan membahayakan," Komandan Taruna Tanggap Bencana Banyumas, Heriana Ady Chandra menjelaskan, Rabu, 22 Maret 2018.

Misi evakuasi sarang tawon berukuran jumbo pun sukses. Tawon hanya pingsan. Relawan pun sehat sentosa tanpa kurang suatu apa.

4 dari 4 halaman

Cerita Evakuasi Sarang Tawon Gajah di Purwokerto

Jurus yang sama ternyata diterpakan pada malam sebelumnya, Selasa, 20 Maret 2018. Saat itu, Tagana Banyumas diminta mengevakuasi sarang Tawon Gajah di RT1/2 Kelurahan Pabuwaran Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas.

Proses evakuasi ini lebih menantang lantaran posisi sarang tawon menempel di ranting pohon Mahoni milik Suat (54), setinggi tujuh meter. Relawan harus naik ke mobil boks milik Dinas Sosial Banyumas untuk menjangkau sarang tersebut.

Sarang tawon berukuran jumbo itu berbahaya lantaran berada di atas jalan raya. Dikhawatirkan tawon mengamuk dan menyerang warga mapun pelintas. Dengan cara yang sama, tawon dibikin pingsan dan langsung dievakuasi.

Namun, tak seluruh evakuasi berjalan mulus. Pada awal-awal evakuasi sarang tawon, kerap terjadi insiden lantaran ada lubang yang tak terdeteksi. Akibatnya, tawon menyerang relawan yang bertugas.

Pekan ini, Tagana Banyumas menerima delapan permohonan untuk evakuasi sarang tawon dari berbagai wilayah Banyumas. "Kemampuan mengevakuasi lebah tidak didapat begitu saja. Karena tidak ada dalam materi kebencanaan, kami mempelajari teknik ini secara otodidak," Chandra menjelaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.