Sukses

Di Balik Kabar Jembatan Mistis yang Keluarkan Bunyi Aneh

Jembatan mistis berukuran 4x12 meter persegi itu ambrol pada 2012 setelah diterjang banjir.

Liputan6.com, Situbondo - Jembatan penghubung dusun dan desa di Kecamatan Banyuputih, Situbondo, itu nyaris putus. Namun hingga kini, belum ada perhatian serius pemerintah serta dinas terkait.

Jembatan yang dibangun pada 1985 itu terletak di Dusun Curahtemu. Ini adalah jembatan penghubung ke Dusun Bindung, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur.

Jembatan berukuran 4x12 meter persegi itu adalah akses warga untuk bertani serta jalan alternatif anak sekolah ke salah satu pesantren di Dusun Bindung.

Bukan hanya jembatan dengan kondisi yang memprihatinkan, Jalan Makadan yang berada di jembatan tersebut juga mengalami nasib yang sama. Puluhan tahun warga masyarakat menunggu perbaikan.

Warga yang resah akhirnya menyebarluaskan informasi mengenai jembatan yang hendak ambruk tersebut dengan sebutan baru, jembatan mistis. Jembatan mistis tersebut juga dibumbui dengan cerita bahwa di bawah jembatan tersebut juga sering terdengar suara aneh.

Salah satu warga, Wasil, mengatakan bahwa aksi tersebut hanya sebagai guyonan warga masyarakat sekitar, agar ada awak media yang mengekpos kondisi jembatan tersebut. Sejak jembatan itu ambrol pada awal 2012 akibat diterjang banjir, hingga awal 2018, belum ada perhatian serius dari dinas terkait.

"Biar masuk koran saja Mas, barangkali dengan masuk koran ada perhatian. Dulu saat kejadian enam tahun yang lalu, sempat masuk TV. Mudah-mudahan tahun ini diperbaiki," ujar Wasil, Jumat, 19 Januari 2018.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jembatan Bambu

Salah satu petani, Sariman, juga menyampaikan keresahan dan ketakutannya jika ada banjir jembatan tersebut bisa ambruk.

"Kalau ada banjir datang, saya khawatir ambruk dan jembatan menutup sungai, dan meluap ke rumah warga, seperti tahun 2012 lalu. Mudah-mudahan tahun ini bisa diperbaki," ucap Sariman.

Dari pantauan di sekitar lokasi, jembatan itu kembali dilintasi banjir buangan. Padahal, jembatan serta aliran sungai tersebut hanya difungsikan sebagai pembuangan dari aliran Sungai Sampean Baru saat musim hujan.

Tak ayal, aliran sungai dengan debit air yang cukup besar kembali menyuplai sampah dan ranting pohon yang menyumbat badan jembatan yang mulai rapuh dan terancam ambruk.

Kepala Desa Sumberanyar, Subaidi, mengatakan bahwa sudah beberapa kali membuat proposal untuk perbaikan jembatan. Proposal itu, menurutnya, sudah diterima dinas terkait sekitar pertengahan 2017.

"Namun sampai saat kami juga menunggu tanggapan serta perbaikannya, saya menghimbau warga yang melintas, khususnya bagi petani dan anak sekolah, agar lebih berhati-hati saat melintas di sana," kata Subaidi.

Dengan kondisi jembatan mulai rapuh, di sisi kanan dan kiri jembatan sudah terputus, warga menyiasati dengan membuat jembatan bambu ukuran lebar 120 cm panjang dua meter.

Pembuatan jembatan bambu tersebut dimaksudkan agar jembatan tersebut bisa dilalui oleh warga, supaya warga bisa beraktivitas sekalipun hanya menggunakan sepeda motor. Selain itu, tujuan dari pembuatan bambu itu karena bantaran sungai berukuran 3 meter terkikis air hingga hanya tersisa 1 meter saja.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.