Sukses

Ancaman Penyusup di Bandara Halu Oleo, Tim Sniper Siaga

Ada potensi ancaman penyusup di Bandara Halu Oleo Kendari.

Liputan6.com, Kendari - Terminal Bandara Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara terletak di Kabupaten Konawe Selatan, sekitar 20 kilometer lebih dari Kota Kendari, ibu kota provinsi. Bandara ini sudah berdiri sejak 1958 silam.

Berada di ketinggian 538 kaki dari permukaan laut (164 meter), bandara ini memiliki panjang landasan sekitar 8.202 kaki atau sekitar 2.500 meter persegi. Di sekitar Bandara Halu Oleo, berdiri permukiman warga yang sudah menempati wilayah ini jauh sebelum Bandara ini dibangun.

Ternyata, di Bandara Halu Oleo hampir setiap hari masih ada saja petugas bandara yang harus berpatroli sambil menenteng senjata yang dilengkapi dengan teropong. Sasarannya penyusup yang mengancam keselamatan penerbangan.

Meski sudah berpagar di sekeliling landasan pacu, banyak yang masih dianggap sebagai ancaman di sekitar bandara yang setiap harinya dilalui 42 pesawat yang datang dan berangkat itu. Salah satunya, hewan jenis anjing yang biasa menyusup masuk ke dalam landasan pacu.

Jika sudah demikian, biasanya selain dihalau petugas, senapan angin jenis softgun sudah disiapkan. Tak lupa dengan sekotak peluru, jadilah perburuan kecil-kecilan dilakukan di sekitar bandara.

Anjing-anjing kampung itu setiap hari biasa mendekati pagar bandara yang dikelilingi rumpun ilalang. Jika tak dipantau, sekawanan anjing biasanya akan melenggang bebas di atas landasan pacu.

Jika sudah seperti itu, penerbangan akan terganggu. Pilot dan pihak maskapai tidak akan mengambil risiko untuk landing. Sebab, keselamatan penumpang dan pesawat menjadi taruhan.

Kepala Bidang Tehnik dan Operasi Bandara, Adhe menuturkan, pihaknya harus sering-sering mengecek aktivitas di sekeliling pagar landasan pacu. Sebab, hampir setiap hari potensi hewan kecil seperti anjing atau kucing liar bisa masuk di wilayah kerjanya.

"Kita cek saja pagi dan sore hari, kalau ada ya kita tembak, tapi biasa tidak menentu anjing-anjing itu masuk," ujar Adhe, Jumat (17/11/2017) sore.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sapi Tidak Masalah

Adhe mengatakan, di sekitar bandara ada beberapa warga yang memelihara sapi. Namun, warga sudah tahu ancaman sapi bagi penerbangan.

"Kalau sapi yaa sudah diikat sama yang punya. Mereka sudah mengerti itu," tambahnya.

Salah seorang Staf Kepala Bandara Halu Oleo, Baharuddin menyatakan pekan ini, ada sebagian pagar landasan pacu yang diperbarui. Sehingga, pihak pengawas mesti jeli mengintip sejumlah hewan liar.

"Biasa ada sisa makanan yang dibuang tukang yang membangun pagar, mungkin anjingnya cium jadi yaa mereka mendekat ke arah pagar," ujar Baharuddin.

Baharuddin mengatakan, nyaris tidak ada masalah dengan hewan liar. Sebab, selain dikontrol petugas patroli, sudah ada sensor suara khusus agar hewan seperti burung dan anjing menghindar jauh.

Sejauh ini, hampir tidak ada masalah hewan liar yang mengganggu di bandara yang memiliki nama awal Bandar Udara Wolter Monginsidi itu. Terakhir pada 9 Juni 2006, pesawat udara Merpati Nusantara Airlines dengan nomor penerbangan MZ-715, jenis Boeing, tujuan Kendari-Makassar-Surabaya mendarat darurat di Bandara Haluoleo. Penyebabnya, salah satu mesin yang rusak karena kemasukan kawanan burung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.