Sukses

Jurus Hadapi Babi Hutan Penyerang Petani di Lereng Gunung Slamet

Warga tak ingin peristiwa penyerangan babi hutan tersebut kepada petani berulang, apalagi hingga menimbulkan korban jiwa.

Liputan6.com, Tegal - Berbagai upaya dan strategi ditempuh untuk menghilangkan ancaman babi hutan yang menyerang warga dan merusak tanaman milik petani di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Apalagi, dalam sepekan terakhir, serangan babi hutan di kawasan hutan lereng Gunung Slamet, telah menewaskan seorang warga dan melukai dua orang lainnya.

Langkah pertama, warga Desa Gunungagung dan Cempaka, Kecamatan Bumijawa, ramai-ramai berburu babi hutan. Mereka juga melibatkan petugas Perhutani, aparat TNI Kodim Tegal, dan anggota komunitas Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin).

Warga tak ingin peristiwa penyerangan hewan liar tersebut kepada petani berulang, apalagi hingga menimbulkan korban jiwa. Perburuan terhadap binatang yang biasa disebut celeng itu sudah digelar sejak Senin sore, 10 Oktober 2017, hingga beberapa hari ke depan sampai ancaman teror babi hutan berakhir.

Belasan pemuda di dua desa itu menyisir hingga ke dalam hutan dengan perlengkapan senapan angin. Mereka juga didampingi anggota komunitas Perbakin dan TNI untuk mengeksekusi tembak di tempat jika menemukan babi hutan yang selama ini sudah meresahkan warga setempat.

Kepala Desa Cempaka, Abdul Khayi mengatakan, perburuan babi hutan ini adalah inisiatif dari warga setempat. Warga dibantu anggota komunitas Perbakin memburu babi hutan tersebut.

"Pengusiran babi hutan dengan cara berburu memakai senapan ini lebih efektif dibandingkan dengan cara tradisional," ucap Abdul Khayi, Kamis (12/10/2017).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Duel Manusia Vs Babi Hutan

Konflik antara manusia dan babi hutan kembali terjadi dan semakin memanas. Kejadian terbaru terjadi pada Minggu sore, 8 Oktober 2017, di Tegal, Jawa Tengah. Akibatnya, dua petani mengalami luka robek hingga patah tulang.

Kejadian itu berawal saat kedua korban bernama Ustad (45), warga Desa Gunung Agung, dan Rosidi (40), warga Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, baru saja keluar dari kebun setelah bercocok tanam di sawah.

Tiba-tiba, seekor babi hutan menyerang dua petani di dua tempat berbeda sekitar pukul 16.30 WIB. Ustad diserang ketika sedang bercocok tanam di sawah miliknya, sedangkan Rosidi diserang saat sedang mencari rumput untuk makanan hewan ternak miliknya.

Meskipun kedua korban melawan, mereka tak sanggup dengan kekuatan babi hutan bewarna hitam itu. Mereka akhirnya jatuh tersungkur dengan sejumlah luka di bagian tubuh.

"Saya sempat menghindar, tapi babi itu seperti kesetanan mengincar saya. Karena serangan babi yang begitu liar, akhirnya saya jatuh tersungkur di tanah," ucap Ustad, Senin, 9 Oktober 2017.

Ia mengatakan dalam beberapa bulan belakangan, serangan babi hutan menjadi-jadi. Tak hanya merusak tanaman milik warga, babi hutan juga menyerang manusia yang dilihatnya.

Seperti Monster

"Ini benar-benar menakutkan seperti monster. Babi hutan itu badannya cukup besar. Dan juga tak segan-segan menyerang manusia yang dilihatnya di mana pun," kata dia.

Hal senada diungkapkan Rosidi. Ia mengaku tak pernah mengganggu babi hutan, meskipun tak sengaja melihat keberadaannya di kebun. Ia bahkan selalu menghindar jika melihat babi hutan.

"Enggak berani mendekat, takut diserang. Tapi mungkin karena babi hutan saat itu lihat saya, kemudian langsung menyerang," ucap Rosidi.

Akibat kejadian itu, keduanya mengalami luka robek di tangan, perut, dan kaki. Ustad masih dirawat di IGD Puskesmas Bumijawa. Sementara, kondisi luka Rosidi yang lebih parah memaksanya untuk dirujuk ke RSUD dr Soeselo Slawi.

Tenaga medis RSUD dr Soeselo Slawi, Ahmad Rosidi, mengatakan Rosidi memang mengalami luka-luka sedang, tetapi lukanya cukup banyak. Luka-luka itu meliputi patah tulang tangan, tulang kaki, dan tulang hidung.

"Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut karena pasien merasakan nyeri di bagian dada," ucap Ahmad Rosidi.

Sebelumnya, pada Kamis, 5 Oktober 2017, seekor babi hutan dan seorang petani di Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, meregang nyawa usai duel di antara mereka di sebuah kebun.

Saat itu, korban bernama Tohari (55), warga Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, sempat dilarikan di Rumah Sakit dr Soeselo Slawi. Namun, karena luka-luka parah yang dideritanya di bagian kepala, rahang, dada dan kakinya, ia meninggal dunia.

Babi yang membuat Tohari meninggal dunia kemudian diburu warga. Si babi akhirnya mati dan sempat menjadi tontonan warga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.