Sukses

Liukan Tubuh Ibu-Ibu Semarakkan Hari di Sakola Ra'jat

Para ibu yang bergabung dalam latihan tari yang digagas Sakola Ra'jat sudah terampil menarikan tiga tarian. Salah satunya tarian Tokecang.

Liputan6.com, Bandung - Ada yang berbeda dari ruang Aula Kantor RW 05, Jalan Liogenteng, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Selasa, 12 September 2017. Suasana gedung pertemuan menjadi ramai dengan sejumlah ibu-ibu yang berlatih tari.

Tubuh mereka meliuk-liuk mengikuti irama musik ondel-ondel sambil mengikuti instruksi dari pelatih tari. Suasana ruang aula yang sepi seketika riuh saat mereka hanyut dalam gerakan tari yang dicontohkan pelatih.

Imas (51), salah satu peserta tari mengatakan, latihan tari di lingkungan RW 05 sudah berjalan semenjak seminggu terakhir. Mereka sedang mempersiapkan diri jelang pementasan.

"Latihan tari sudah hampir tiap hari ya. Minggu depan mau tampil acara 17-an di sini," kata Imas.

Selama sepekan terakhir, Imas berlatih tari dengan keras. Dia dan 11 kawannya kini sudah bisa menguasai tiga tarian, yakni tari yang diiringi lagu Ondel-Ondel, Tokecang dan dangdut.

Meski demikian, Imas tak meninggalkan pekerjaannya sebagai penjual mainan di dekat sekolah. Bahkan, sejak subuh dia sudah menyiapkan kebutuhan keluarga dengan memasak dan mencuci.

"Saya jualan mainan. Jam 7 pagi sampai setengah 3. Setelah jualan, baru ikut latihan," tuturnya.

Menurut dia, menari bisa membuat awet muda. Suaminya pun turut mendukung kegiatan Imas di sela waktu luang.

"Suami malah lebih senang saya ikut nari. Kalau soal kewajiban ibu yang penting beres, jadi tidak ada masalah ikut nari," ucapnya.

Dia pun berharap melalui kegiatan menari ini dapat menarik perhatian dari luar. Tak hanya diberdayakan saat ada pementasan di daerahnya saja. "Kalau ada acara di luar saya mau saja," ujarnya.

Pemberdayaan Orang Tua Siswa Sakola Ra'jat

Ialah Gatot Gunawan (26), seniman tari yang menggagas latihan tari di lingkungan sekitar warga Liogenteng. Melalui Sakola Ra'jat (SR) Iboe Inggit Garnasih yang didirikan sejak 17 Maret 2017 lalu, Gatot ingin memberdayakan orangtua anak dan remaja kurang mampu atau putus sekolah di kawasan sekitar melalui kegiatan seni.

"Ini merupakan bagian dari program pemberdayaan orang tua SR. Untuk program anak-anak, sudah berjalan yaitu belajar sambil bermain dengan tetap menanamkan nilai-nilai budi pekerti. Sekarang giliran orang tua, terutama ibu-ibu dengan cara memberi latihan tari," kata Gatot.

Dia mulai melatih sejak seminggu lalu. Setiap hari mulai pukul 13.00 WIB. "Awalnya banyak yang ikut. Sekarang yang bertahan dan konsisten latihan menari ada 12 orang," katanya.

Seniman asal Bandung itu mengaku tak memaksa para ibu untuk mengikuti latihan menari. "Kita merekrut saja yang mau," ucapnya.

Selain menari, ibu-ibu di sini juga akan diajarkan bermain musik. Saat ini, sudah ada pelatih musik yang sukarela melatih para orangtua siswa. Namun, target dari program Sakola Ra'jat Iboe Inggit sebenarnya adalah untuk menciptakan kemandirian di masyarakat sehingga tidak menutup kemungkinan ke depan akan dibuat perkumpulan atau kelompok usaha.

Soal dana, Gatot mengatakan, pihaknya tidak meminta kepada pihak lain. Hanya masyarakat yang simpatik dengan kegiatan SR yang kerap memberikan bantuan. Ia berharap program itu bisa menjadi contoh buat warga lainnya.

"Kadang mereka yang menyiapkan padahal tidak kita minta. Memang ada yang memberi donasi dari luar, tapi kita terima donasi dalam bentuk barang saja seperti buku, kaus, dan alat tulis," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.