Sukses

Tembok Sekolah 50 Meter Roboh dan Hantam Rumah Warga

Sebelum roboh, terdengar beberapa kali bunyi berderak dari dinding sekolah yang goyang diterpa angin.

Liputan6.com, Bengkulu Hujan lebat dan angin kencang melanda Kota Bengkulu sejak Senin malam. Kondisi ini mengakibatkan salah satu tembok pembatas SMA 4 Kota Bengkulu sepanjang 50 meter roboh dan menimpa dua rumah warga di RT 12, Kelurahan Timur Indah, Kecamatan Singaran Pati.

Akibatnya, kedua rumah milik Toyon alias Yoyon (50) dan Asril (48) itu terlihat jebol pada dinding bagian dapur dan kamar tidur. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Hanya dua orang anggota keluarga Toyon yang mengalami cedera ringan pada bagian kaki.

Menurut Haryono, ketua RT setempat, saat kejadian, hujan sangat lebat disertai angin kencang. Terdengar beberapa kali bunyi berderak dari dinding sekolah yang goyang diterpa angin. Toyon yang sedang menonton televisi lalu pindah ke teras rumah sambil mengajak keluarga Asril memantau situasi.

"Pukul 20.30 WIB terdengar dentuman beruntun, saat dilihat ternyata tembok sudah roboh dan menjebol beberapa bagian dinding rumah," ujar Haryono di Bengkulu (22/8/2017).

Aparat gabungan TNI, Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang terjun ke lapangan langsung melakukan evakuasi terhadap dua orang korban yang terhimpit puing bangunan. Dengan peralatan sederhana, mereka membersihkan sisa puing bangunan dan merobohkan tempok yang masih berdiri sepanjang 25 meter.

Kepala Penerangan Korem 041 Garuda Emas Mayor Inf David Suardi mengatakan, sisa tembok yang masih berdiri itu sengaja dirobohkan untuk menghindari kerusakan yang lebih banyak. Upaya ini juga untuk mempermudah tim gabungan untuk membersihkan sisa puing yang masih menimbun sebagian sisi rumah para korban.

"Kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah," ungkap David.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 4 Kota Bengkulu Deni Asri menyatakan akan bertanggung jawab atas musibah in. Pihaknya akan memperbaiki tembok dan rumah warga yang jebol. Ia sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Dinas Pekerjaan Umum untuk sesegera mungkin mengambil tindakan dadurat di lapangan.

"Ini musibah dan kami berharap semua pihak bisa memaklumi, meskipun kejadian ini bencana alam, tetapi kami tetap bertanggung jawab," kata Deni Asri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.