Sukses

Nikmatnya Kuliner dan Jelajah Wisata di Kota Medan

Banyak kuliner yang sudah ada sejak puluhan tahun dan hingga saat ini terus menjadi makanan yang diburu saat Lebaran.

Liputan6.com, Medan - Kota Medan merupakan kota yang terkenal dengan wisata kulinernya. Beragam kuliner yang sudah ada sejak puluhan tahun dan hingga saat ini terus menjadi makanan yang diburu ketika bertandang ibukota Sumatera Utara (Sumut) ini.

Mulai dari kuliner-kuliner utama seperti soto, mi Aceh, dan lainnya, Medan juga menawarkan menu-menu yang cocok untuk menjadi oleh-oleh.

Tak hanya itu, Medan juga memiliki bangunan-bangunan bersejarah, mulai dari masjid-masjid yang telah dibangun sejak zaman Belanda hingga bangunan-bangunan yang menjadi ciri khas Kota Medan.

Kuliner di Kota Medan

1. Soto Sinar Pagi

Beralamat di Jalan Sei Deli No.2, Silalas, Medan Baru, Kota Medan, Soto Sinar Pagi sudah berdiri sejak 50 tahunan lalu. Lokasi ini menawarkan soto dengan kuah santan yang kental dan memiliki cita rasa khas dan tidak pernah berubah sejak dulu.

Beragam rempah seperti jintan dan lainnya membuat soto ini menjadi menu wajib dicoba ketika datang ke Medan. Kenikmatan menyantap soto tersebut semakin terasa ketika menikmatinya dengan perkedel, rempeyek dan juga nasi putih panas.

Rumah makan Sinar pagi buka mulai dari pukul 7.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Bagi Anda yang ingin menikmati soto di Sinar Pagi, harus sabar mengantre atau datang lebih awal agar kebagian. Harganya Rp 25.000 per porsi.

2. Mi Aceh Titik Bobrok

Mi Aceh Titi Bobrok, seperti namanya menyuguhkan mi Aceh sebagai menu utamanya. Buka setiap hari mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, Mi Aceh Titi Bobrok memiliki variasi rasa, mulai dari mi Aceh yang disajikan dengan campuran kepiting, daging sapi, dan lainnya.

Lokasinya di Jalan Setia Budi No. 17 D, Sei Sikambing B, Medan Sunggal. Pengunjung juga bisa memesan mau disuguhkan dalam keadaan berkuah atau digoreng. Semua bisa dipesan sesuai dengan selera.

Untuk rasa, tak perlu diragukan lagi, karena Mi Aceh Titi Bobrok menggunakan bumbu-bumbu khas yang membuat lidah tak mau berhenti mengunyah mi tersebut. Untuk harga, Mi Aceh Titik Bobrok berada di kisaran Rp 17.000 hingga Rp 30.000 per porsi.

3. Kampoeng Deli

Bagi Anda yang ingin menikmati makanan-makanan khas Medan, yaitu makanan-makanan Melayu, Kampoeng Deli sangat cocok untuk menjadi pilihan. Di Kampoeng Deli, pengunjung bisa menikmati beragam menu khas Melayu yang merupakan suku asli Medan.

Berlokasi di Jalan Kapten Muslim, Dwi Kora, Medan Helvetia, beberapa menu yang bisa dinikmati di Kampoeng Deli yaitu nasi sombam atau nasi bakar, sate cumi bakar, serta trio minuman unik Deli Blas, Deli Smash, dan Deli Stres.

Menu-menu tersebut dibanderol mulai Rp15 ribu sampai Rp50 ribu rupiah per porsi.

4. Ucok Durian

Nama Ucok Durian tak asing lagi, terutama bagi pecinta Durian. Ucok Durian menawarkan buah durian dengan kualitas terbaik dan rasa yang tak perlu dipertanyakan lagi. Buka setiap hari, Ucok Durian menawarkan beberapa jenis durian mulai dari durian kupas, daging durian dan juga pancake durian.

Tertarik? Anda dapat berkunjung ke Ucok Durian, Jalan KH. Wahid Hasyim No. 30-32, Babura, Medan Baru.

5. Tip Top Restaurant

Tip Top Restaurant beralamat di Jalan Jendral Ahmad Yani No. 92A-B, Kesawan, Medan Baru. Steak Lidah Sapi menjadi menu andalan di Tip Top Restaurant. Diracik dengan bumbu sederhana dan dipadukan dengan kentang dan sayuran serta sauce mushroom membuat Lidah Sapi di menu Steak Lidah Sapi ini memang wajib dicoba.

Steak Lidah Sapi menjadi salah satu menu tertua di Tip Top, karena telah hadir sejak tahun 1934 sama seperti berdirinya Tip Top Restaurant. Selain Steak Lidah Sapi, Tip Top juga memiliki beberapa menu-menu yang sudah ada sejak zaman Belanda, seperti Java Ice hingga Bolu Mentega.

Selain mempertahankan makanan dengan cita rasa yang sama ketika pertama hadir, Tip Top juga mempertahankan bentuk bangunannya sejak dulu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masjid di Kota Medan

1. Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al Mashun

Dibangun tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909, Masjid Raya Al Mashun merupakan saksi sejarah kehebatan Suku Melayu, sang pemilik dari Kesultanan Deli atau Kota Medan.

Pendanaan pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan. Namun, konon Tjong A Fie, tokoh Kota Medan dari etnis Tionghoa yang sezaman dengan Sultan Ma’mun Al Rasyid turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.

Pada awalnya, Masjid Raya Al Mashun dirancang oleh arsitek Belanda, Van Erp yang juga merancang istana Maimun. Namun, kemudian prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman.

Masjid ini terletak di kawasan Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan.

2. Masjid Lama Gang Bengkok

Keberadaan Masjid Lama Gang Bengkok menjadi bukti toleransi antar umat beragama di Medan.

Bukti toleransi antar umat beragama di Masjid Lama Gang Bengkok dapat dilihat juga dari arsitektur dan ornamen yang melekat. Masjid Lama Gang Bengkok mengadopsi ornamen perpaduan Tionghoa, Persia dan Melayu.

Bangunan di Masjid Lama Gang Bengkok didominasi dengan warna kuning dan hijau yang merupakan simbol kebudayaan Melayu serta ukiran-ukiran kayu pada atap masjid.

Masjid Lama Gang Bengkok juga merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Medan, dan beralamat di Jalan Masjid, Kelurahan Kesawan, Kota Medan.

3. Masjid Al Jihad

Masjid Al Jihad menjadi salah satu masjid yang cukup sering mengadakan kegiatan-kegiatan sosial keagamaan.

Seperti saat bulan Ramadan, selain menyediakan takjil untuk umat Islam yang akan berbuka puasa, Masjid Al Jihad juga sering mendatangkan ustad-ustad untuk berbagi ilmu-ilmu agama.

Masjid Al Jihad dibangun dengan konsep yang modern namun tetap dengan nilai-nilai islami. Masjid ini terletak di kawasan Jalan Abdullah Lubis, Babura, Medan Baru.

4. Masjid Al Osmani

Beralamat di Jalan Kol. Yos Sudarso, Km. 19, 5, Labuhan, Pekan Labuhan, Medan Labuhan, Masjid Al-Osmani adalah sebuah masjid di Medan, Sumatera Utara. Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Labuhan, karena lokasinya yang berada di kecamatan Medan Labuhan.

Masjid ini dibangun pada 1854 oleh Raja Deli ketujuh, yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan. Kemudian pada 1870 hingga 1872 masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan.

Hingga kini, selain digunakan sebagai tempat beribadah, masjid ini juga dipakai sebagai tempat peringatan dan perayaan hari besar keagamaan dan tempat pemberangkatan menuju pemondokan jemaah haji yang berasal dari Medan utara.

Di masjid ini juga terdapat lima makam raja Deli yang dikuburkan, yakni Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Sultan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sultan Mahmud Perkasa Alam.

3 dari 4 halaman

Lokasi Wisata di Kota Medan

1. Istana Maimun

Istana Maimun adalah istana Kesultanan Deli yang merupakan salah satu ikon kota Medan, Sumatera Utara, beralamat di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun.

Istana Maimun didesain oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid. Pembangunan istana ini dimulai dari 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891.

Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m2 dan 30 ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan.

Bangunan istana ini menghadap ke utara dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.

Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua, tapi juga desain interiornya yang unik, memadukan unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Italia.

2. Taman Buaya Asam Kumbang

Berlokasi di Jalan Bunga Raya II, Asam Kumbang, Medan Selayang, Kota Medan, Taman Buaya Asam Kumbang merupakan taman penangkaran reptil buaya terbesar di Indonesia. Taman yang memiliki luas dua hektare ini bahkan menjadi taman buaya terbesar di Asia Tenggara.

Di Taman Buaya Asam Kumbang, ada sekitar dua ribu lima ratus buaya dengan berbagai ukuran, termasuk buaya yang telah berumur empat puluh tahun lebih. Taman Buaya Asam Kumbang juga merupakan salah satu tempat wisata di Medan.

Hanya dengan membayar Rp 5.000, pengunjung juga sudah bisa melihat berbagai jenis buaya. Taman Buaya Asam Kumbang buka mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB.

3. Rumah Tjong A Fie

Rumah Tjong A Fie adalah rumah dua lantai di Jalan Ahmad Yani di Kesawan, Medan, Sumatera Utara, yang dibangun oleh Tjong A Fie, seorang pengusaha, bankir dan kapitan yang berasal dari Tiongkok dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang perkebunan di Sumatera.

Rumah ini berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani VII No.105, Kesawan, Medan Barat, Kota Medan, dan masih ditempati keturunan Tjong A Fie. Namun, sejak tahun 2009 sebagian rumah ini dibuka untuk dikunjungi umum.

Rumah tersebut dirancang dengan gaya arsitektur Tionghoa, Eropa, Melayu dan art-deco dan menjadi objek wisata bersejarah di Medan. Di rumah ini, pengunjung bisa mengetahui sejarah kehidupan Tjong A Fie lewat foto-foto, lukisan serta perabotan rumah yang digunakan oleh keluarganya serta mempelajari budaya Melayu-Tionghoa.

4. Rahmat International Wildlife Museum & Gallery

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, adalah museum yang menghadirkan berbagai jenis binatang yang sudah diawetkan. Namun jangan salah sangka, binatang yang diawetkan ini adalah bintang yang sudah mati, yang awalnya hasil buruan yang dilegalkan, dan hasil sumbangan lembaga, serta dari rekan Rahmat Syah selaku pemilik galeri tersebut.

Rahmat Gallery terletak di Jalan Letjend S. Parman No. 309, Medan Baru, Petisah Hulu, Medan Baru. Di sini, pengunjung bisa melihat koleksi lebih dari 2.000-an satwa dari berbagai belahan dunia. Museum ini merupakan pertama di Asia Tenggara, dan terbilang lengkap.

Ada berbagai jenis burung, hewan mamalia, hewan khas Indonesia, hewan khas Afrika, Kambing Gunung, Komodo, dan berbagai jenis satwa lain ada di sini. Oleh karena itu banyak keluarga dan sekolah datang membawa anak-anak mereka untuk mengenalkan berbagai jenis satwa. Pemiliknya adalah Rahmat Shah, seorang pengusaha dan pemburu profesional yang juga ayah dari artis Raline Shah.

Jika berkunjung ke sana, Anda cukup merogoh kocek Rp 32.000 per orang untuk bisa melihat seluruh koleksi dan mendengarkan panduan, serta penjelasan asal dan karakter binatang dari guide.

5. Merdeka Walk

Merdeka Walk adalah sebuah pusat kuliner di Medan. Lokasinya di pusat Kota Medan, di dalam Lapangan Merdeka. Tempat ini dikenal sebagai tempat nongkrong yang menyediakan pusat makanan, hiburan, hingga arena pertunjukan.

Merdeka Walk dibuka setiap hari Minggu hingga Jumat mulai pada pukul 11.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB dan Sabtu dari pukul 11.00 WIB hingga Pukul 02.00 WIB. Alamatnya di Jalan Balai Kota, Medan Barat, Kesawan.

Sebagai pusat makanan, puluhan gerai makanan tersedia di sini. Mulai dari makanan Barat, makanan Asia sampai makanan khas Medan. Selain menyediakan hidangan dalam berbagai menu, Merdeka Walk juga menyediakan satu titik yang nyaman dengan keasrian pepohonan bernama Center Piece.

Tempat ini biasanya diisi berbagai hiburan seperti live music, acara untuk keluarga dan ajang kreativitas anak muda, seperti band performance, rap, breakers, dan hiburan lainnya di Center Piece.

4 dari 4 halaman

Oleh-oleh di Kota Medan

1. Bolu Meranti

Bolu Meranti merupakan salah satu oleh-oleh yang cukup populer dari Medan. Bolu Meranti menawarkan bolu dengan jenis bolu gulung yang sangat lembut dan lezat, beralamat di Jalan Sisingamangaraja No.19B, Kota Matsum III dan Jalan Kruing Medan.

Bolu Meranti sangat cocok dijadikan oleh-oleh. Ada banyak varian bolu gulung yang dihadirkan di Bolu Meranti mulai dari Mocca, Keju, Durian dan lainnya.

Tak hanya bolu gulung, Bolu Meranti juga menyediakan berbagai produk lainnya, dari kue sus sampai ke kopi. Harganya juga bervariasi mulai dari Rp 50ribuan.

Bolu Meranti buka mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

2. Bika Ambon Zulaikha

Bika Ambon Zulaikha juga menjadi oleh-oleh yang cukup populer di Medan. Setiap orang yang datang ke Medan belum lengkap rasanya jika tidak membawa Bika Ambon Zulaikha sebagai oleh-olehnya.

Bika Ambon Zulaikha berlokasi di Jalan Mojopahit No.96, Petisah Tengah, dan hanya menjual bika ambon di gerai mereka sendiri. Bahkan Anda tidak akan menemukannya di gerai pusat oleh-oleh yang berada di bandara.

Bika Ambon Zulaikha memang memiliki cita rasa kelezatan yang berbeda. Rasa yang pas alias tidak terlalu manis, kemudian tekstur yang lembut dan banyak celah serta lubang di tiap sisinya dengan serat-serat yang kenyal, membuatnya berbeda dengan kue pada umumnya.

Bika Ambon Zulaikha buka mulai pukul 07.15 WIB hingga 21.00 WIB.

3. Markisa Noerlen

Berlokasi di Jalan Sei Tuan No.7, Babura, Medan Baru, Markisa Noerlen menghadirkan Sirup Markisa premium yang bisa dijadikan oleh-oleh ketika berkunjung ke Medan.

Markisa Noerlen untuk produk sirupnya menggunakan bahan baku buah markisa segar dan berkualitas yang berasal dari Berastagi, Kabupaten Karo, salah satu daerah dataran tinggi yang ada di Sumatera Utara (Sumut).

Sirup markisa premium Noerlen diolah secara alami tanpa pengawet, pemanis buatan dan juga zat pewarna. Mewarisi tradisi keluarga dari sang pendiri (Alm) Hj. Noerlen, markisa diolah secara home industry.

Markisa Noerlen buka mulai pukul 08.30 WIB hingga 17.00 WIB.

4. Teri Bajak

Teri Bajak merupakan oleh-oleh khas Medan yang memakai bahan baku ikan teri nasi dan ikan teri belah untuk produknya, yang kemudian dipadukan dengan sambal cabai rawit.

Teri Bajak tidak menggunakan bahan pengawet dalam proses produksi, Teri Bajak Medan yang bisa bertahan selama satu bulan ini juga menggunakan bawang batak.

Teri bajak Medan ini, menggunakan bumbu khas Medan, dan sama sekali tidak gunakan pengawet.

Teri Bajak buka mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB, dan berlokasi di Jalan Balaikota No.2, Kesawan atau Merdeka Walk.

5. Maidanii Pancake Durian

Menu olahan dari buah durian, yaitu pancake durian memang sedang digemari. Jika Anda berkunjung ke Medan dan ingin menjadikannya sebagai oleh-oleh, Maidanii Pancake Durian menawarkan pancake durian tersebut.

Berlokasi di Jalan Prof. HM. Yamin SH No.121, Sei Kera Hilir II, Medan Perjuangan, tak hanya pancake durian yang ditawarkan di sini. Maidanii Pancake Durian juga menawarkan berbagai menu dengan bahan dasar durian seperti jus hingga cemilan olahan durian.

Maidanii Pancake Durian buka pukul 12.00 hingga 22.00 WIB.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini