Sukses

Ironis, Pantai Wisata Kurinai Malah Banyak Sampah

Padahal Pantai Kurinai ini sering dikunjungi masyarakat yang ingin berwisata, sayang masih banyak sampah berserakan.

Liputan6.com, Gorontalo - Pantai Kurinai merupakan salah satu objek wisata yang berada di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Kawasan pantai ini satu di antara wisata yang paling banyak dipilih para pengunjung yang berlibur bersama keluarga saat akhir pekan.

Bahkan pada Mei 2017 depan, di Pantai Kurinai telah direncanakan oleh pemerintah Provinsi Gorontalo akan digelar pameran Expo dalam rangkaian Kirap Nusantara 2017. Sayangnya, kawasan wisata itu seperti tak terawat dengan baik. Banyak sampah justru terlihat berserakan yang tentu merusak keindahan pantai.

Pantauan Liputan6.com, Jumat 28 April 2017, Pantai Kurinai ini jadi favorit karena masih terlihat beberapa pengunjung yang menikmati hamparan biru di bibir pantai ini. Ada yang datang sendiri, ada juga yang ramai-ramai bersama keluarga. Mereka terlihat nyaman duduk menikmati pasir putih dan indahnya pemandangan pantai.

Kondisi itu tentu tak ditunjang dengan kebersihan pantai. Begitu banyak sampah berserakan di beberapa sudut pantai. Mulai dari sampah plastik, sisa-sisa kayu, sampai pecahan botol minuman keras (miras) yang sangat mengurangi kenyamanan pengunjung melepas penat.

Pantai ini sejatinya menarik tapi tidak terawat. Padahal untuk masuk ke kawasan itu, pengunjung selalu dimintai karcis oleh petugas pos sebesar Rp 5 ribu per orang. Tapi tetap saja pihak pengelola pantai seperti tidak acuh dengan kebersihan. Praktis hal ini mengundang sorotan dari sejumlah pengunjung yang ingin menikmati wisata pantai.
Padahal Pantai Kurinai ini sering dikunjungi masyarakat yang ingin wisata, sayang masih banyak sampah berserakan. (Liputan6.com/Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy).
"Kalau masuk ke kawasan pantai kita dimintai bayar Rp 5 ribu. Seharusnya ketika ini dipungut biaya harus ada perawatan, minimal soal kebersihan pantai. Tapi yang terjadi, pantai sangat kotor," kata Hajrun Pakaya, salah satu pengunjung.

Selain itu, lanjut Hajrun, dia juga mengeluhkan soal biaya pungutan masuk ke kawasan pantai. Menurut dia, kalau untuk masuk ke Pantai Kurinai dimintakan biaya seharusnya ada bukti karcis. "Tapi ini tidak ada karcis," ujar dia.

Sementara itu ketika dikonfirmasi, penjaga loket setempat mengaku Pantai Kurinai dikelola oleh masyarakat. Dia mengaku, sampah-sampah itu baru menumpuk pada hari ini. Sehingga uang dari biaya itu juga berkaitan dengan kebersihan.

"Sampah yang berserakan itu baru hari ini. Nanti sampah-sampah itu akan segera kita bersihkan," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini