Sukses

Mahasiswa Datangi Kantor Bupati Brebes, Jalur Pantura Mampet 3 Km

Dalam orasinya, sejumlah mahasiswa menuntut agar pemerintah mencabut keputusan terkait kenaikan sejumlah tarif.

Liputan6.com, Brebes - Arus kendaraan di jalur pantai utara (pantura), Brebes, Jawa Tengah mendadak macet lantaran unjuk rasa oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Aksi itu dilakukan di depan Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Brebes, Kamis (12/1/2017) sore.  

Sebab, para pengunjuk rasa ini tumpah di ruas jalan pantura Brebes, arus lalu lintas kendaraan pun menjadi tersendat dan menimbulkan antrean kendaraan tersendat hingga mengular lebih dari tiga kilometer.  

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Kamis (12/1/2017), dengan berjalan sekitar empat kilometer serta membawa sejumlah bendera, poster, dan spanduk. Umumnya, bertuliskan tuntutan terkait kebijakan pemerintah yang dianggap menyengsarakan rakyat.

Dalam orasinya, mahasiswa menuntut agar pemerintah mencabut keputusan terkait kenaikan sejumlah tarif. Mulai dari tarif dasar listrik (TDL), bahan bakar minyak (BBM), serta biaya administrasi Pajak Kendaraan Bermotor yang termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Sebelum sampai di kantor bupati, mereka menggelar aksi jalan kaki dengan membentangkan spanduk dan poster dari Alun-alun Brebes.

Demonstrasi yang semula damai ini sempat menimbulkan kericuhan dengan aparat kepolisian bersenjata lengkap di sekitar lokasi.  

Saat berada dipintu Kantor Setda Brebes, sejumlah mahasiswa saling dorong dengan polisi lantaran mereka ingin masuk ke dalam untuk menemui Pelaksana tugas (Plt) Bupati Brebes Budi Wibowo untuk menyampaikan aspirasinya.

Setelah berunding dengan pihak keamanan dan Pemda Brebes, akhirnya sejumlah mahasiswa dipersilakan menyampaikan aspirasinya untuk masuk dan bertemu dengan Asisten I Pemkab Brebes Athoillah.

Koordinator peserta aksi Iqbal Zakaria menjelaskan tuntutan terhadap pemerintah berdasarkan kebijakan yang dinilai menyengsarakan rakyat.  

"Menaikkan PNBP hingga tiga kali lipat, itu jelas menyengsarakan rakyat," ucap Iqbal.

Menurut dia, dengan naiknya beberapa tarif itu, berimbas pada naiknya bahan pokok dan tentu saja hal itu sangat menyengsarakan rakyat.  

"Seperti naiknya cabai hingga Rp 200 ribu per kilogram salah satu dampaknya," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.