Sukses

Batu Berundak di Bekas Longsor Purworejo, Candi atau Bukan?

Lokasi susunan batu mirip candi berbentuk perbukitan dengan kemiringan hampir 90 derajat itu berada di Hutan Pajangan, Purworejo.

Liputan6.com, Semarang - Pascakejadian longsor di Dusun Makamdowo, Sidomulyo, Purworejo, Jawa Tengah, ternyata memunculkan gundukan batu berundak. Bebatuan itu seperti sengaja disusun tangan manusia. Meski demikian, belum ada penelitian besar untuk memastikan apakah tumpukan batu itu benar bangunan bekas candi atau hanya susunan batu.

Lokasi susunan batu mirip candi di hutan berbentuk perbukitan dengan kemiringan hampir 90 derajat itu berada di Hutan Pajangan. Kabar yang beredar di lokasi itu juga masih tersimpan arca berbentuk orang dari perunggu yang berada di sisi utara bukit.

Menurut Slamet, salah seorang warga, RT 2 RW 6, Desa Sidomulyo ia tak yakin lokaasi itu dulunya adalah candi. Setahunya, hanya susunan batu yang ada sejak dulu dan tertimbun tanah.

"Lokasi itu dikenal warga sebagai tempat yang agak angker," kata Slamet saat dihubungi Liputan6.com dari Semarang, Jawa Tengah, Minggu (21/8/2016).

Batu berundak mirip candi ditemukan di sekitar lokasi longsor Purworejo, Jawa Tengah. (Foto Istimewa)
Lokasi timbunan batu itu adalah bukit Pajangan, yang memang merupakan perbukitan batu. Selama ini bukit itu tidak bisa ditanami tanaman keras. Hanya rerumputan dan tanaman kecil lain yang tumbuh. Oleh warga, di lokasi itu dijadikan tempat merumput untuk kebutuhan ternak mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ada Arca

Slamet mengatakan, susunan batu itu ditemukan memanjang di sekitar bukit. Di sana juga ada arca yang berada sekitar 200 meter dari lokasi yang terlihat seperti candi di bagian utara.

"Arca itu dulu sempat terlihat dan coba diambil, tapi tidak bisa," kata Slamet.

Sebelumnya, warga memang sudah tahu bahwa di lokasi itu ada susunan batu dengan ketinggian lebih dari 100 meter. Namun karena dianggap biasa, tak ada yang berpikir jika bebatuan itu kemungkinan adalah candi.

Bebatuan yang ada berbeda dengan batu kali biasanya. Bentuk batu yang sebagian terlepas dari susunannya terlihat berbentuk kotak rapi. Khusus di batu yang masih tersusun, tidak terlalu tampak susunan dengan tegas. Hanya terlihat ada sekat-sekat seperti bekas tumpukan.

Menurut Kepala Desa Sidomulyo Marwoto, ia juga meragukan jika di Bukit Pajangan itu merupakan bekas candi yang tertimbun. Namun pengalamannya bekerja di Museum Nasional Jakarta, ada perbedaan antara batu candi dengan batu sungai.

"Jelasnya masih perlu penelitian mendalam. Tapi sekilas melibat bentuk batu memang berbeda dengan batu sungai biasa," kata Marwoto.

3 dari 4 halaman

Lebih Luas dari Borobudur?

Kabar adanya peninggalan candi itu langsung didatangi Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja Harsoyo yang kebetulan mahasiswanya tengah KKN di Purworejo. Menurut Marwoto, rektor ke lokasi dan memperkirakan jika melihat susunan batu yang ada merupakan candi.

Marwoto kemudian menjelaskan hal-hal yang disampaikan Rektor UII. Rektor menjelaskan bahwa dari penglihatan telanjang, andaikan benar susunan batu itu adalah candi, dipastikan lebih luas dari Candi Borobudur.

"Diperkirakan kalau Bukit Pajangan itu sebagai candi, luasannya lebih besar dari Candi Borobudur," kata Marwoto menirukan ucapan Rektor UII.

Sementara itu, Kasi Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah (Jateng) Gutomo menyatakan siap menindaklanjuti temuan terduga candi di Pajangan.

Jika di bawah areal bekas longsor itu memang potensial candi, bukan tidak mungkin BPCB menerjunkan tim untuk penggalian. Jika perlu bisa dilakukan ekskavasi. Namun, jika di lokasi hanya ada beberapa benda cagar budaya, tindak lanjut cukup ditangani Disbudpar.

"Kami siap menindaklanjuti informasi tersebut," kata Gutomo.

4 dari 4 halaman

Batuan Columnar Joint?

Sedangkan Kasi Museum Kepurbakalaan dan Nilai Sejarah Tradisional Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Purworejo Eko Riyanto justru menyangsikan jika susunan batu itu adalah candi. Pihaknya mengaku sudah meninjau lokasi dan memang melihat bahwa batu yang ada merupakan bantuan jenis andesit yang biasanya digunakan untuk membuat arca atau candi.

"Dari beberapa pelatihan yang sudah pernah kami jalani, tidak unsur candi di lokasi itu," kata Eko.

Selain itu, di sekitar lokasi dan radius beberapa kilometer dari Bukit Pajangan juga hingga saat ini belum pernah ditemukan adanya benda-benda purbakala sebagai bahan rujukan adanya peninggalan sejarah.

"Andaikan benar di situ dulunya ada candi, dipastikan ada temuan-temuan benda bersejarah seperti umpah, menhir dan sebagainya sebagai penanda. Tapi, kami belum pernah mendapatkan laporan terkait temuan-temuan itu," ujar Eko.

Pendapat serupa dikemukakan Sugeng Riyanto, peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta. Kepada tim Potret Liputan 6 SCTV, ia mengatakan lokasi tersebut merupakan batuan bentukan alami karena proses geologis.

"Tidak ditemukan artefak atau sisa arkeologi satu pun sebagai bukti adanya jejak peradaban," Sugeng menjelaskan.

Ia bahkan khawatir keberadaan columnar joint atau kekar kolom batu yang terlepas. Terutama, saat ini terdapat batuan yang belum lepas dan masih menempel pada induknya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.