Sukses

Penyakit-Penyakit Ini Ancam Rizki Bocah Obesitas Palembang

Berat badan bocah obesitas Rizki Rahmat Ramadhan tidak ideal untuk anak seusianya.

Liputan6.com, Palembang - Kondisi Rizki Rahmat Ramadhan, bocah obesitas usia 10 tahun, saat menjalani perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Muhammad Husein (RSMH) Palembang, Sumatera Selatan, menunjukkan perkembangan. Namun, karena berat badannya tidak ideal untuk bocah seusianya, ada banyak potensi penyakit yang dapat mengancam kesehatan Rizki.

Yulius Anzar, dokter spesialis ahli gizi dan nutrisi serta tim Dokter Penanggung Jawab (DPJB) pasien Rizki di Rumah Sakit Muhammad Husein (RSMH) Palembang, mengatakan beberapa penyakit yang diidap bocah obesitas itu sudah bisa terdeteksi.

"Kalau amandel sudah lama diidap oleh Rizki dan memang mengganggu pernapasan. ‎Gula darah sejauh ini normal karena Rizki sudah bisa mengontrol rasa laparnya. Karena kadar gula darah mempengaruhi rasa lapar. Sejauh ini tidak turun selama dibatasi makanannya," ucap dia kepada Liputan6.com di Rumah Sakit Muhammad Husein (RSMH) Palembang, Senin (25/7/2016).

Lalu, ucap Yulius, Rizki juga mengidap hipertensi dengan tensi yang tinggi. Saat ini sudah ditangani oleh ahli nefrologi anak. Sedangkan untuk kondisi jantung masih stabil dan bagus.

Kondisi tubuh yang gemuk membuat ada lipatan di beberapa bagian tubuhnya, seperti di tangan dan pangkal paha.

Di lipatan tubuhnya ini ternyata berkembang jamur kulit dan membuat iritasi kulit Rizki. Kendati tidak membahayakan jiwanya, jamur kulit ini cukup mengganggu kenyamanan pasien.

Siswa kelas 6 di SDN Palembang itu juga akan menjalani pemeriksaan CT Scan untuk mengecek apakah ada gangguan di otaknya. Tim dokter ingin memastikan apakah ada potensi tumor yang diidap oleh penderita obesitas ini.

"Kita akan melakukan pengecekan secara rutin. Yang jelas sekarang penyumbatan pernapasannya sudah berkurang ‎dan tetap dikontrol asupan makannya," kata Yulius.

Turunkan 2 Kg/Bulan

Karena kondisi Rizki sudah membaik, tim dokter akan merancang program penurunan berat badan (BB). Salah satunya menargetkan penurunan BB hingga 2 kilogram per bulan.

"‎Tapi harus jangka panjang, program terpadu penurunan BB, yaitu dengan membatasi asupan makanan hingga 2.100 kalori per hari dan mengontrol kualitas makanannya," ucapnya.

Tim dokter juga akan mengedukasi orang tua Rizki akan kebiasaan makan yang bagus untuk pasien, termasuk harus sering olahraga dan jangan memancing anak untuk makan yang lain. Orang tua Rizki harus berani menolak permintaan anak yang ingin makan makanan berkalori tinggi.

Salia (40) bertekad setelah anaknya sembuh nanti akan memproteksi asupan makanan anaknya agar berat badannya bisa stabil layaknya anak usia 10 tahun.

"Ini jadi pengalaman berharga untuk kami dan Rizki. Kalau nanti dia mau makan yang aneh-aneh, saya akan tegas untuk menolaknya. Meskipun dia merengek dan marah, saya tidak mau dia seperti ini lagu. Proteksi saya tidak hanya makanan, tapi juga pergaulan, uang jajan dan saudaranya juga harus turut mendukung," tutur ibunda bocah obesitas asal Palembang itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini