Sukses

Penjaga Si Ginseng Dayak dari Pria Pemburu Keperkasaan

Para pemburu Ginseng Dayak masuk ke hutan hanya untuk mengambil akarnya dan membuang batang dan bijinya.

Liputan6.com, Palangkaraya - Lelaki paruh baya itu duduk di kursi kecil plastik di halaman kebunnya. Bercelana pendek dan menggunakan sepatu bot, ia tekun memilah sejumlah biji Ginseng Dayak. Ia tak peduli keringat menetes dari keningnya.

Itulah keseharian Januminro Bunsal (53). Ia berkutat merawat tanaman di kebun seluas 20 hektare di Km 35, Jalan Trans Kalimantan ruas Palangkaraya-Banjaramasin. Tepatnya di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng.

Ginseng Dayak yang dirawat lelaki kelahiran Buntok, Kabupaten Barito Selatan, itu dikenal pula dengan nama pasak bumi (Eurycoma longifolia). Tanaman itu banyak diburu pria karena dipercaya bisa meningkatkan vitalitas kaum adam dan menjaga kebugaran tubuh.

Keberadaan Ginseng Dayak terancam punah seiring semakin berkurangnya hutan tempat tanaman itu berkembang biak telah dikonversi menjadi kelapa sawit atau pertambangan. Tanaman yang hanya diambil akarnya itu juga terancam punah karena pemburunya terus mencari di dalam hutan tanpa pernah terpikir membudidayakannya.

Kondisi itu mendorong Januminro, perintis restorasi hutan rawa gambut Jumpun Pambelom sejak 2010 membudidaya pasak bumi.

"Karena orang akan terus melakukan perburuan tumbuhan yang harganya sekarang ini sudah semakin mahal karena mulai langka itu kedalam hutan tanpa pernah berpikir untuk melakukan budidaya. Dan bila dibiarkan terus bukan mustahil ia akan musnah," ujar Januminro, Kamis (9/6/2016).

Selama ini, pasak bumi di dalam hutan hanya diambil akarnya, sedangkan pohon dan batangnya tak digunakan. Setelah diteliti bersama sejumlah pihak, lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, itu menyimpulkan jika biji tumbuhan pasak bumi memiliki khasiat yang sama dengan akar pasak bumi.

"Ini artinya kita tak perlu untuk merusak pohon pasak bumi hanya untuk diambil akarnya saja, namun dengan biji pasak bumi ,khasiatnya juga setara dengan akarnya. Ini yang saya coba untuk kembangkan di lahan saya seluas 20 hektar di Jumpun Pambelom," ujar PNS Pemkot Palangkaraya itu.

Peraih Kehati Award 2015 itu menjelaskan cara memanfaatkan biji pasak bumi kurang lebih sama dengan akarnya, yakni dengan diseduh dalam air panas beserta teh, untuk kemudian diminum airnya.

"Dari yang selama ini saya uji coba, rasa dan khasiatnya hampir sama. Namun, ini belum saya kembangkan karena masih pada tahap uji coba," kata dia.

Sejak 2010, Januminro sudah mengembangkan sebanyak 1000 batang tumbuhan pasak bumi dan ia terus akan melakukan pengembangnnya. Setelah 5 tahun, tumbuhan itu sudah mencapai ketinggian antara 2-4 meter.

Dalam satu pohon, setahun bisa panen dua kali dan menghasilkan 2-3 ons biji pasak bumi per pohon.  Biji-biji Ginseng Dayak itu, selain dikembangbiakkan untuk ditanam kembali, ia juga membawa biji tersebut untuk diteliti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.