Sukses

Karena Tinja, Nama Makassar Harum di Australia

Persoalan inti sanitasi adalah bagaimana mengelola tinja dengan baik.

Liputan6.com, Makassar - Nama kota Makassar mendadak terkenal di Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland, Australia. Gara-garanya tinja atau kotoran manusia.

"Dan kali ini Makassar harum namanya karena tinja," kata Wali Kota Moh Ramdhan Pomanto usai menjadi pembicara dalam forum internasional  "Wash Future" di Brisbane, Australia melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Senin (16/5/2016)

Lalu kenapa bisa terkenal karena tinja?, Menurut Danny (sapaan akrab Wali Kota), persoalan inti sanitasi adalah bagaimana mengelola tinja dengan baik. Tinja yang tidak terkelola dengan baik maka akan mencemari air.

"Dan air sebagai pengantar akan mencemari tanah. Kemudian mencemari lingkungan. Jadi kami berhasil mengelola tinja dengan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT)," ujar Danny.

Menurut Danny, perubahan-perubahan kecil di kota Makassar adalah bagian dari revolusi mental. Terbukti, masyarakat rela membayar Rp 21.000 per bulan karena sadar bahwa pengelolaan lumpur tinja adalah bagian penting dari hunian yang baik.

Lorong-lorong di Makassar berubah dengan sangat baik. Sebanyak 70 persen lorong-lorong di kota Daeng ini sekarang sudah sehat, bersih, dan hijau. Karena partisipasi publik pun sudah tinggi.

"Pelayanan sampah, lumpur tinja, dan air bersih, semua terintegrasi dengan baik," papar Danny Pomanto.

Sukses dalam pengelolaan lumpur tinja, target pemkot Makassar selanjutnya yakni konservasi air sebagai bagian dari tanggung jawab masyarakat.

"Soal tinja Makassar menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan layanan ini sekaligus menjadi kota percontohan, kita tinggal melangkah ke tahap selanjutnya," kata Danny.

Danny juga mengungkapkan, wilayah kota ibarat manusia. Ada brain dan ada cells. Dia menjelaskan brain adalah sebuah pemerintah, cells adalah rakyat. Rakyat yang paling bawah tingkat kesejahteraannya yang saat ini ada di lorong-lorong.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini