Sukses

Tak Ingin Ketularan Banceuy, Lapas Gintung Perketat Penjagaan

Keluarga napi yang ingin membesuk tahanan tidak dibolehkan membawa alat komunikasi

Liputan6.com, Cirebon - Lapas Narkotika Kelas II Cirebon memperketat keamanan setelah rusuh Lapas Kerobokan, Bali dan disusul peristiwa pembakaran Lapas Banceuy, Bandung.

"Jelas kami memperketat keamanan setelah rentetan kejadian kerusuhan di beberapa daerah dan yang terakhir itu tadi pagi di Bandung," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II Cirebon, Heni Yuwono, Sabtu (23/4/2016).

Dalam mengantisipasi hal tersebut, pengunjung yang akan membesuk napi akan melewati keamanan yang berlapis. Seperti melewati pemeriksaan oleh Metal Detector dan pemeriksaan manual.

Selain itu, lanjut Heni, keluarga napi yang ingin membesuk tahanan tidak dibolehkan membawa alat komunikasi. Begitu juga dengan para napi, ia menyebutkan petugas menyita semua alat komunikasi dan elektronik yang ada di dalam penjara.

"Kalaupun ada napi atau warga binaan kami yang ingin berkomunikasi dengan keluarganya kami sediakan wartel khusus. Itupun sebelum menelpon kami verifikasi dulu apakah benar nomor yang dituju sanak keluarga nya," tutur Heni.

Pihaknya juga menyita segala macam barang yang berpotensi memicu kerusuhan. Bahkan, petugas juga membatasi penggunaan korek api bagi para napi di LP Gintung itu.

Upaya lain dari pengelola lapas yang dikenal dengan penjara Gintung adalah melakukan pendekatan secara kekeluargaan.

"Agar satu napi dengan yang lainnya tidak saling cemburu dan kami pun memperlakukan mereka semua sama," ujar dia.

Upaya tersebut dilakukan lantaran jumlah personel di Lapas Gintung sedikit. Sementara penghuni lapas sudah melebihi kapasitas.

"Kondisi personil juga membuat kami khawatir akan adanya kejadian yang tidak diinginkan," ucap Heni.
    
Kendati demikian, dia mengaku sudah mendapatkan tambahan personil dari kepolisian untuk memperketat keamanan.

"sekarang di lapas itu, sudah ditambah enam anggota Polisi untuk lebih memperketat keamanan. Itu juga karena ada pagar yang sedang dalam masa perbaikan setelah roboh," kata Heni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini