Sukses

Laporan Kecurangan UN di Kota Pelajar via Medsos Bertambah

Bocoran soal UN disebarkan melalui grup medsos Line.

Liputan6.com, Yogyakarta - Dugaan kecurangan saat pelaksanaan ujian nasional (UN) di Yogyakarta semakin menguat setelah empat siswa melaporkan masalah itu ke kantor Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan DI Yogyakarta. Para siswa itu melaporkan penggunaan media sosial untuk membocorkan soal UN.

"Kemarin satu. Laporan kebocoran disampaikan hari ini sekitar pukul 10.00 oleh empat siswa dari sekolah negeri. Mereka bawa bukti screenshoot," ujar Asisten ORI Perwakilan DIY, Muhammad Rifqi, Senin, 11 April 2016.

Rifqi menjelaskan, berbeda dengan kasus pertama, empat pelapor itu mengungkapkan medsos Line dimanfaatkan untuk mengerjakan soal-soal UN versi paper based-test (PBT). Soal-soal PBT itu difoto lalu dibagikan ke seluruh anggota grup. Soal-soalnya meliputi biologi, fisika, kimia dan matematika.

Foto bocoran soal UN PBT itu sama persis dengan soal UN computer based-test (CBT). Foto-foto itu diketahui diunggah di grup sekitar pukul 19.36 WIB.

"Matematika ada 12 foto soal dan satu kunci jawaban, biologi sembilan foto soal dan kimia tujuh foto soal. Pelaksanaan PBT kan lebih dulu dari pada CBT. Nah, soalnya itu difoto lalu di-share. Ada beberapa yang persis sama, jadi foto soal dan jawaban itu bisa jadi panduan bagi siswa yang ikut CBT," tutur Rifqi.

Karena sudah belajar keras tapi ternyata ada indikasi kecurangan, empat siswa ini akhirnya memutuskan melapor. Keempatnya mengaku tidak menggunakan bocoran tersebut dan memilih belajar dengan mengabaikan soal-soal yang muncul itu.

"Siswa yang melapor ini yang ikut UN Computer Based Test (CBT). Siswa mengaku dirugikan dari bocornya soal soal itu," ucap Rifqi.

Menurut Rifqi, kebocoran soal itu mengindikasikan kelalaian pengawas Ujian Nasional (UN). Soal-soal UN Paper Based Test (PBT) semestinya dikumpulkan kembali oleh pengawas sehingga tidak bisa difoto apalagi disebar bebas.

Terkait laporan itu, Ombudsman akan mendalaminya, termasuk dugaan indikasi yang memfoto dari pengawas atau guru.

"Di salah satu foto soal, di sisi pojok atas terlihat taplak motif batik. Kalau meja siswa tidak ada taplaknya. Kemungkinan itu meja guru atau pengawas, kita akan dalami," kata Rifqi.

13 Kepsek Turun Pangkat

Sebanyak 13 kepala sekolah mulai tingkat SD, SMP hingga SMA di Gunungkidul diturunkan pangkatnya dengan menjadi guru biasa. Keputusan itu didasarkan pada evaluasi kinerja mereka selama ini.

"Bagi kepala sekolah yang kinerjanya bagus, sebenarnya mereka masih bisa menjabat lagi sebagai kepala sekolah hingga maksimal tiga periode. Namun kalau kinerjanya tidak bagus, ya tentu diturunkan menjadi guru biasa lagi," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbubpar) Gunungkidul Bahron Rasyid, Senin, 11 April 2016.

Sebagai pengganti, Bahron menyatakan sudah menyiapkan 25 kepsek baru untuk beberapa sekolah. Penggantian itu juga merupakan bagian rotasi dan mutasi di lingkungan dinas pendidikan.

Bahron menegaskan mutasi dan rotasi yang dilaksanakan di Gunungkidul sebagai hal wajar untuk penyegaran dan pembinaan. "Ini bukan karena suka tidak suka. Namun, ini dilakukan untuk penyegaran saja karena kepala sekolah harus siap dengan berbagai tugas yang diembannya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Disdikpora Gunungkidul Sudodo menyebutkan mutasi dan rotasi kepsek di tingkat SD hingga SMA melibatkan 35 orang guru. Sebanyak 25 orang di antaranya dimutasi-rotasi sebagai bagian dari promosi.

"Tugas dan jabatan merupakan amanah sehingga jangan menyia-nyiakan tugas dan amanah. Rotasi, mutasi dan promosi jabatan menjadi langkah dalam meningkatkan kinerja. Untuk memberikan penghormatan, kita promosikan guru jadi kepsek," kata Sudodo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini