Sukses

Perluasan Lahan Parkir Tugu Gusur Kawasan Prostitusi Bongsuwung

PT KAI berhak menertibkan warga yang mendiami kawasan Bongsuwung.

Liputan6.com, Yogyakarta - Seiring penataan parkir di Malioboro, Yogyakarta, kawasan Stasiun Tugu juga ikut dipercantik. PT KAI Daops VI akan memperluas lahan parkir ke sebelah barat stasiun, termasuk kawasan Bongsuwung. Kawasan Bongsuwung terkenal sebagai tempat transaksi seksual, selain Pasar Kembang, Yogyakarta.

"Akan dibangun di sebelah barat stasiun lahan parkir yang cukup besar yang bisa menampung para wisata domestik dan internasional bisa wisata di Malioboro," ujar Kepala PT KAI Daops VI Hendi Helmi, Kamis, 7 April 2016.

Hendi mengaku sudah meminta izin Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Yogyakarta Sultan HB X untuk memanfaatkan lahan yang dimiliki keraton itu. Maka itu, ia berhak menertibkan warga yang mendiami kawasan Bongsuwung. Terhadap warga yang menolak, PT KAI Daops VI akan mengambil langkah hukum dengan sepengetahuan Sultan sebagai Gubernur dan Raja Keraton Yogyakarta.

"Nanti dari keraton akan buat izinnya karena selama ini kita terkendala di situ. Banyak yang selama ini melakukan kerjasama dengan kita justru tidak mau karena ini lahan sultan, padahal Sultan bilang silahkan dikelola. Ada oknum memanfaatkan kepentingan pribadi akan kita tertibkan," ujar Hendi.

Menurut Hendi, Stasiun Tugu saat ini mengelola lahan seluas empat hektare. Pihaknya akan mencoba memanfaatkan lahan semaksimal mungkin, termasuk mencontek model penataan parkir yang mirip dengan Taman Parkir Abu Bakar Ali.

Hendi menegaskan PT KAI Daops VI ikut mendukung program pemerintah daerah karena Malioboro merupakan wilayah parkir premium. Nantinya, desain proyek itu akan dibuat PT KAI dan akan diberikan ke Pemda DIY untuk dikaji.

"Kita punya lahan besar. Kalau dihitung, kita baru kelola 4-5 hektare. Sedangkan, kawasan itu ada 20 ha. Baru seperempat kita gunakan. Nanti, rumah-rumah itu kita pindahkan, misalnya mengganggu tata letak akan kita tertibkan," ujar Hendi.

Sultan HB X mengatakan ia sudah mengizinkan adanya pengelolaan lahan oleh PT KAI di kawasan Stasiun Tugu Jogja. Ia mengusulkan agar dibuat tim dalam menata lahan yang berada di kawasan Stasiun Tugu Jogja.

"Memang masih perlu waktu, ada verifikasi tapi kan batas-batas itu ada. Sambil menunggu verifikasi HGB di atas tanah keraton, dimulai aja penertibannya, tidak masalah. Kalau bisa bentuk tim agar bisa kerja sama dengan kota," ujar Sultan.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Hariyadi Suyuti menyatakan penataan kawasan Tugu Yogya adalah bagian dari kesiapan pembangunan bandara baru. Stasiun bandara baru nanti akan terintegrasi dengan Stasiun Tugu Yogyakarta.

Saat ini, bandara baru itu dalam proses pembangunan. Pemkot juga mulai bersiap dalam fasilitas pendukung bandara baru. Ia menugaskan Pemkot Yogyakarta hanya bertugas memastikan kesiapan legalitas dalam pembangunan di kawasan barat Tugu.

"Ngarso dalem itu concern dengan kurangnya lahan parkir. Kenapa bicara sekarang? Kesiapan bandara sudah mau dilaksanakan, maka di sini juga harus disiapkan. Kita dilibatkan dalam tata aturannya regulasi terkait perizinan lebih ke situ masalah sosialnya," ujar Suyuti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.