Sukses

Cap Go Meh di Manado, 13 Tangsin Siap Pukau 20 Ribu Turis China

Aksi belasan tangsin di pusat kota dipastikan bakal menghebohkan warga Manado, termasuk puluhan ribu turis asal Tiongkok.

Liputan6.com, Manado - Warga etnis Tionghoa di berbagai wilayah di Indonesia, menyambut perayaan Cap Go Meh. Perayaan serupa juga bakal menyemarakkan Kota Manado, Sulawesi Utara pada Senin 22 Februari 2016.

Pantauan Liputan6.com, setelah menerima restu dari para leluhur, rohaniwan di sejumlah klenteng di Manado, menggelar pertemuan. Mereka memastikan 13 tangsin atau wadah roh suci bakal keluar pada pelaksanaan Cap Go Meh, Senin besok.

"(Saat Cap Go Meh) Untuk rute yang akan dilalui para tangsin masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Melewati kompleks pecinan dan kembali ke Klenteng Ban Hing Kiong," ucap Ferry Sondakh, rohaniwan dari Klenteng Ban Hing Kiong Manado, Minggu (21/2/2016) sore.

Dalam rangka persiapan Cap Go Meh itu, beberapa ritual sudah dilaksanakan sejak pekan lalu, termasuk membersihkan alat-alat yang bakal digunakan. "Pedang dan golok juga sudah kami asah, termasuk peralatan lainnya," ujar Ferry.  

Adapun ritual kemarin malam, ungkap Ferry, adalah 'memasukkan' roh leluhur ke dalam pikulan atau kio yang akan diduduki para tangsing. "Ada 14 kio yang diisi roh leluhur."

Aksi belasan tangsin di pusat kota ini dipastikan bakal menghebohkan warga Manado, termasuk ribuan turis asal Tiongkok yang sudah datang sejak beberapa pekan lalu.

"Sekitar 20 ribu turis Tiongkok sudah berada di Manado, salah satu agendanya adalah menyaksikan Cap Go Meh ini," beber Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi Utara Happy Korah.

Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Di Manado, perayaan Cap Go Meh diadakan rutin setahun sekali.

Saat Cap Go Meh, jalanan di sekitar daerah kampung China (Pecinan) Manado akan ditutup. Selanjutnya, warga Manado akan disuguhi arak-arakan kio yang dinaiki oleh tangsin.

Prosesi arak-arakan biasanya berlangsung hingga larut malam sampai waktu kunci sembahyang. Setiap klenteng akan mengarak dewa atau dewi tertentu berdasarkan klenteng masing-masing. Prosesi arak-arakan biasanya dimulai oleh kio dari TITD Tiong Tan Lie Goan Swee yang mengarak Dewa Lo Tjia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini