Sukses

Inovasi dari Surabaya, Minyak Curah Sehat dengan Ekstrak Markisa

Minyak curah yang dicampur ekstrak markisa bisa digunakan untuk 10 kali penggorengan.

Liputan6.com, Surabaya - Larangan menggunakan minyak curah menginspirasi tiga mahasiswa Semester 6 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWM). Secara kreatif, mereka membuat penangkal efek minyak curah dengan memanfaatkan ekstrak markisa.

Ketiga mahasiswa itu adalah Hanna Septy Pekaata, Jessica Angelia Suhadi, dan Stephen Utomo Hanna. Mereka menggunakan markisa karena kandungan antioksidannya yang tinggi.

"Banyaknya masyarakat Indonesia yang memasak dengan menggunakan minyak goreng curah, dan kemungkinan besar kalau tidak diberikan solusi, maka kesehatan masyarakat akan terancam sakit," ujar Hanna kepada Liputan6.com di Laboratorium Teknik Kimia UKWMS, Jalan Kali Judan, Kamis 18 Februari 2016.

Bagian buah markisa yang dimanfaatkan sebagai penangkal adalah kulitnya. Hanna mengatakan, kulit markisa mengandung antioksidan yang tinggi sehingga minyak goreng tidak mudah tengik.


Langkah pembuatannya cukup mudah. Hanna menerangkan, pertama-tama kulit markisa dikeringkan dengan cara dijemur selama 2 hari di bawah sinar matahari. Setelah kering, kulit markisa diblender agar menjadi serbuk.

Selanjutnya, serbuk markisa direndam menggunakan etanol selama 8 jam hingga terjadi pengendapan. Endapan itu kemudian diekstrak menggunakan rotary evaporator (alat untuk menguapkan) bersuhu 40-50 derajat Celcius. Ekstrak itu kemudian dicampur ke dalam minyak curah.

"Untuk takaran yang kami teliti, 25 gram serbuk kulit markisa dan 100 ml etanol, menghasilkan 1 gram gel yang bisa digunakan untuk 50 gram minyak goreng curah, guna memperlambat proses oksidasi minyak," Hanna menjelaskan.

Minyak curah yang diberi ekstrak markisa akan berubah warna menjadi jingga. Minyak tersebut bisa digunakan untuk sepuluh kali penggorengan.

"Ke depannya agar konsentrasi yang digunakan kecil sehingga bisa untuk minyak yang lebih banyak dan bisa dikomersialkan," harap Hanna.

Hanna menegaskan, ekstrak markisa itu hanya diuji coba untuk minyak curah, bukan minyak jelantah. "Kami sudah uji coba ke 50 gram minyak curah dan belum diuji coba ke minyak jelantah," ucap Hanna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.