Sukses

Banjir Kepung Pangkalpinang, Surut di Medan

Banjir di Pangkalpinang, diperparah dengan kondisi cuaca yang masih hujan dengan intensitas tinggi.

Liputan6.com, Pangkalpinang - Banjir mengepung Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Banjir terjadi sejak Senin pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB.

"Hingga kini banjir pun masih berlangsung dengan arus kencang dan tinggi muka air 130 centimeter," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (8/2/2016) malam.

Sutopo mengungkapkan pula, banjir diperparah dengan kondisi cuaca saat ini yang masih hujan dengan intensitas tinggi.

Adapun wilayah Pangkalpinang yang kebanjiran, yakni Kecamatan Taman Sari, Kecamatan Rangkui, Kelurahan Kampung Bintan, Kelurahan Pasir Putih, Kelurahan Parit Lalang, dan Kecamatan Bukit Intan.

Sejauh ini belum diketahui adanya korban ataupun kerugian material. "Korban jiwa dan kerugian materi masih dalam pendataan," ujar Sutopo.

Ia menambahkan, banjir terjadi akibat hujan deras. BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Polri saat ini sedang mengevakuasi korban ke tempat yang lebih aman. BPBD setempat memasang tali jiwa untuk mengevakuasi korban.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Banjir Medan Surut

Sementara itu banjir di beberapa kawasan di Kota Medan, Sumatera Utara, menyurut sejak Senin pagi tadi sekitar pukul 04.00 WIB.

"Lokasi yang terkena banjir adalah Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Beringin, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Helpetia, Kecamatan Medan Sunggal, dan Kecamatan Medan Petisah," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (8/2/2016).

Sutopo menjelaskan, korban banjir mencapai 50 kepala keluarga di Kelurahan Beringin. Mereka mengungsi ke kantor kelurahan. Sementara kerugian, masih didata.

"Banjir yang sempat mencapai 1,2 meter tersebut diakibatkan hujan dengan intensitas sangat deras," imbuh Sutopo.

Ia menambahkan, upaya yang telah dilakukan BPBD Kota Medan terhadap korban banjir, yakni melakukan evakuasi, pendataan, mendirikan posko banjir di Medan Polonia dan menyiagakan perahu karet

"Hingga pukul 18.00 WIB, air sudah mulai surut sekitar 20 cm dan masyarakat yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing masing," beber Sutopo.

3 dari 4 halaman

Evakuasi hingga Pedalaman

Tak hanya Pangkalpinang dan Medan. Hujan deras yang merata di Sumatera Barat dan sebagian barat wilayah Riau juga menyebabkan bencana banjir dan longsor. Sungai Rokan, Sungai Muara Bandar, Sungai Palis, dan Sungai Batang Lubuh meluap, sehingga menyebabkan banjir meluas Kecamatan Rokan IV Koto, Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam, dan Kecamatan Rambah.

"Data sementara, terdapat 1.050 unit rumah yang terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter. Sebanyak 3.696 jiwa terdampak langsung karena rumahnya terendam banjir di Kec Rambah," beber Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (8/2/2016).

Sutopo menjelaskan, daerah lain masih dalam pendataan. Sebab, fokus penanganan darurat saat ini adalah evakuasi masyarakat. Adapun daerah yang parah terendam banjir adalah Desa Babussalam, Desa Koto Tinggi, dan Desa Pamatang  Berangan. Pendataan masih dilakukan oleh BPBD Rokan Hulu.

Ia menambahkan, BPBD Rokan Hulu bersama TNI, Polri, PMI, Basarnas, relawan dan masyarakat bersama-sama memberikan bantuan kepada korban banjir. Namun, keterbatasan personel dan peralatan menyebabkan evakuasi dan distribusi bantuan belum dapat dilakukan menyeluruh.

"Saat ini petugas fokus pada evakuasi masyarakat yang terjebak banjir di pedalaman dengan jarak tempuh hingga 5 kilometer yang hanya dapat ditempuh dengan speed boat kecil," ungkap Sutopo.

Menurut dia, lebih dari 40 kali trip evakuasi berlangsung di pedalaman. Basarnas Pekanbaru bahkan mengirimkan bantuan speed boat untuk membantu evakuasi. Sementara posko darurat dan dapur umum telah didirikan.

Sementara itu, pintu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang telah dibuka karena besarnya debit banjir yang masuk dalam waduk. "Kondisi ini perlu diantisipasi adanya banjir kiriman di Kabupaten Kampar, Riau. Tinggi muka air Sungai Kampar telah naik 60-120 cm," tutup Sutopo.

4 dari 4 halaman

Rumah Hanyut di Deliserdang

Banjir yang melanda Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara, masih terus terjadi hingga Senin malam. Tak hanya merendam ratusan rumah, banjir juga menghanyutkan satu rumah di Dusun III, Desa Payageli.

Salah seorang warga Muhammad Ikbal menuturkan, rumah tersebut hanyut setelah pemiliknya dievakuasi ke posko pengungsian. Rumah itu hanyut karena tidak kuat menahan derasnya terjangan arus Sungai Krio.

"Rumahnya berdinding papan. Terbawa arus karena tidak kuat fondasinya," ucap Ikbal, Senin (8/2/2016) malam.

Namun, kejadian ini tak menimbulkan korban. "Penghuni sudah dievakuasi ke posko dekat masjid," beber dia.

Para pengungsi hingga saat ini masih menetap di posko. Mereka belum bisa pulang ke rumah masing-masing lantaran air belum sepenuhnya surut. Hujan kali ini turun bertepatan dengan Hari Raya Imlek 2567.

Selain di Deliserdang, sedikitnya 8 kecamatan di Kota Medan juga dilanda banjir dengan ketinggian air yang cukup bervariasi.

"Penyebabnya hujan berkepanjangan, terus beberapa sungai yang ada di Medan juga meluap," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan Hannalore Simanjuntak.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini