Sukses

Punya Tangan Robot, Ini 'Iron Man' Asal Karangasem Bali

Meski sederhana, I Wayan Sumardana mampu mengubah diri menjadi manusia robot.

Liputan6.com, Karangasem, Bali - Perawakannya tinggi kurus. Sepintas tak ada yang aneh dari aktivitas yang dilakukan I Wayan Sumardana. Ia mengelas, mengangkat besi, dan memindahkan barang layaknya manusia normal.

Namun jika diperhatikan dengan seksama, seperangkat besi terpasang di tangan kiri Sumardana.
Ternyata perangkat besi tersebut merupakan alat bantu gerak bagi tangan kiri Sumardana yang mengalami kelumpuhan.

Sumardana memasang alat tersebut sejak 6 bulan lalu ketika tangan kirinya tiba-tiba tak dapat digerakkan. Entah apa yang menyebabkan tangan kiri Sumardana mengalami kelumpuhan. Yang pasti, tangannya tak dapat difungsikan kembali.

Ia tak mau menyerah. Pria jebolan SMK di Denpasar itu memutar otak. Satu tekadnya, ia harus bisa kembali menggerakkan tangan kirinya untuk terus dapat bekerja mengais rezeki untuk ketiga putra dari hasil pernikahannya dengan Ni Nengah Sudiartini.

Dua pekan setelah dinyatakan lumpuh, Sumardana memutar otak. Berbekal pendidikan yang didapat di bangku SMK, ditambah belajar di internet, ia mengumpulkan barang bekas yang dapat digunakan.

Selanjutnya, Sumardana merangkai barang-barang tersebut menjadi alat robotik yang dapat menggerakkan tangan kirinya. Upayanya berhasil. Meski sederhana, Sumardana mampu mengubah diri menjadi manusia robot. Tangan kirinya dapat kembali digerakkan dengan alat bantu yang ditempelkan di seluruh tangannya itu. Ia jadi Iron Man

Sementara motor penggeraknya ia gendong di punggung layaknya sebuah tas.
Untuk menggerakkan apa yang diinginkannya, Sumardana kemudian
menyambungkan alat tersebut kepada sensor pikiran yang dipasang di
kepalanya.

"Kalau alat sensor di kepala ini saya beli seharga Rp 4,7 juta. Saya beli online. Alatnya ada di Amerika," ucap Sumardana saat ditemui Liputan6.com di bengkel tempatnya bekerja, Karangasem, Bali, Selasa, 19 Januari 2016.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi 'Iron Man'

Sementara untuk alat lainnya, Sumardana mengaku merakit sendiri dan membuatnya dari barang bekas. Selain membuka bengkel las di Jalan Gusti Ngurah Tenganan, Desa Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, sehari-hari Sumardana juga merupakan pengepul barang bekas. Saban bekerja, Sumardana ditemani istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.

Ia menjelaskan alat sensor pikiran yang dipasang di kepala akan mengalirkan arah gerak ke tangan kirinya melalui alat yang dipasang di punggung dan tangan kirinya.

Untuk memuluskan gerak alat tersebut, Sumardana bahkan memasang satu unit CPU komputer di bagian belakang tubuhnya. Fungsinya sebagai penggerak dari sensor di kepala.

Tentu saja alat tersebut sangat membantunya mengais rezeki menyambung hidup. Hanya saja, alat tersebut membuatnya harus mengeluarkan energi ekstra. Sebab, Sumardana harus fokus dan berkonsentrasi. Bila tidak, alat tersebut akan bekerja secara tak normal.

Listrik 500 Volt

Ia pun berupaya sedapat mungkin menjauhkan alat tersebut dengan jangkauan manusia sewaktu digunakannya. Alasannya, alat yang dibuatnya sendiri itu teraliri listrik sebesar 500 voltase.

I Wayan Sumardana, tukang las dari Karangasem, Bali, yang mengubah dirinya menjadi manusia robot. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

"Kalau orang pegang tangan saya yang kiri ya kena setrum. Tapi kalau saya sendiri yang memakai alat ini tidak (tersetrum)," tutur Sumardana.

Agar dapat terus digunakan, alat ini harus terus diisi daya baterainya. Memakan waktu cukup lama untuk mengisi ulangnya. Biasanya, jika tak digunakan Sumardana menyempatkan diri untuk mengisi ulang daya.

"Atau biasanya jam 12 malam saya charge sampai jam 7 pagi. Kalau kekuatannya tergantung pemakaian. Kalau angkat yang berat-berat bisa cepat habis. Kalau hanya mengelas bisa tahan lebih lama," ujar dia.

Ia menjelaskan skema penggunaan alat robotik hasil kreasinya. Di kepala ada power supply sebagai penangkap dan pembagi kekuatan. "Lalu ada dron, elektroda dan lainnya. Posisinya ditempel di kepala sebagai penangkap sinyal, alpa, delta, nata dan eta," papar Sumardana.

Selanjutnya ada pula tuning potensio, sensor ultasonik, sensor inframerah, sensor jumlah putaran dinamo. Tuning potensio merupakan rangkaian pengolah input dan output micro controler.

Sensor ultrasonik, inframerah, dan sensor jumlah putaran dinamo merupakan rangkaian penguat hasil (power). Lalu ada pula baterai lithium ion. Ada pula Elektroensefalografi (EEG). Kesemuanya tersambung kepada dinamo agar dapat bekerja secara maksimal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.