Sukses

Kerap Copet Makanan Instan, Karakter Monyet Merapi Berubah

Upaya mengembalikan karakter monyet ekor panjang di hutan Gunung Merapi, membutuhkan waktu paling cepat 3 hingga 5 tahun.

Liputan6.com, Sleman - Perilaku monyet-monyet ekor panjang Merapi yang berada di sekitar objek wisata Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini meresahkan para pedagang setempat. Kawanan monyet itu kerap mengambil makanan maupun minuman dagangan yang dipajang di depan warung.

Menurut Hery Wijayanto dari Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, upaya mengembalikan karakter monyet ekor panjang di hutan Gunung Merapi, membutuhkan waktu paling cepat 3 hingga 5 tahun.

"Perilaku pengunjung maupun pedagang di objek wisata Kaliurang juga mempunyai andil besar selama prosesnya," ucap Hery seperti dikutip dari Antara, Minggu (17/1/2016).

Menurut dia, pihaknya bersama dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) saat ini baru memulai proses untuk mengembalikan karakter monyet ekor panjang di hutan Gunung Merapi.

"Pada tahun pertama, TNGM memberikan edukasi kepada pengunjung di kawasan objek wisata Kaliurang. Yaitu agar tak memberikan makanan instan kepada kawanan monyet ekor panjang. Itu salah satu tahapan," beber Hery.

Ia menjelaskan, setelah itu mengajak para stakeholder atau pemangku kepentingan terutama pedagang di Kaliurang untuk lebih banyak mengganti makanan yang dijualnya. Dari yang sebelumnya berupa makanan instan, menjadi yang mempunyai serat kasar.

"Jangan yang berkarbohidrat. Tapi, diganti dengan serat kasar. Kami juga harus memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar," ujar Hery.

Hery menambahkan, selanjutnya monyet-monyet tersebut diberi makan di area tertentu. Makanan yang berupa buah-buahan.

"Dengan begitu, fungsi tubuh akan kembali normal," sambung dia.

Sementara itu Kepala Subbagian Tata Usaha TNGM Tri Atmojo mengatakan, sampai saat ini perilaku monyet tersebut memang belum berubah. Kawanan monyet tersebut masih suka mengambil makanan milik pedagang atau pengunjung di Kaliurang.

"Perlu waktu untuk mengembalikan kawanan monyet Kaliurang menjadi alami, dan bisa bertahan hidup di hutan. Memang perlu tahapan," tutup dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.