Sukses

Hikmah di Balik Lamborghini Maut untuk Srikanti

Menurut Srikanti, kebaikan keluarga Wiyang kepada pihaknya memang tidak sebanding dengan penderitaan yang ia terima akibat kecelakaan itu.

Liputan6.com, Surabaya - Berkas Wiyang Lautner, tersangka Lamborghini maut, kini dinyatakan lengkap atau P21 oleh Kejaksaan Negeri Surabaya, melalui surat bernomor B 10/0 5 10 3/Euh I/12/2015.

Insiden tabrakan mobil mewah yang terjadi di Jalan Manyar Kertoarjo, Surabaya, Minggu 29 November lalu, itu mengakibatkan pembeli STMJ, Kuswarijono tewas di tempat dan istrinya Srikanti kini belum pulih dari luka.

Ditemui Liputan6.com, Minggu, 10 Januari 2015, di rumahnya, Jalan Kaliasin III Nomor 25, Surabaya, Srikanti masih menggunakan 2 tongkat atau kruk untuk menjalani aktifitasnya sehari-hari.

Di tengah kondisi tersebut, Srikanti yang harus menghidupi anak-anaknya, Intan Avrista dan Iwan Kurniawan, sementara ini masih belum bisa berjualan kue cuncum yang sebelumnya biasa dilakoni.

"Jual kue cuncum masih off dulu karena anak saya yang kedua saya (Intan) fokus sekolah dan anak pertama (Iwan) juga fokus mengurus adiknya sekolah," tutur Srikanti kepada Liputan6.com, Minggu malam, 10  Januari 2016.

"Hanya itu saja, karena saya juga harus sering kontrol ke rumah sakit untuk terapi. Anak pertama saya yang antar ke rumah sakit," sambung dia seraya menonton televisi.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, wanita berambut sebahu ini masih menggunakan dana santunan yang diberikan keluarga Wiyang Lautner Rp 125 juta.

Menurut Srikanti, kebaikan keluarga Wiyang kepada pihaknya memang tidak sebanding dengan penderitaan yang ia terima akibat kecelakaan itu. Sebab dia harus kehilangan suami tercintanya.

"Memang keluarga Wiyang itu baik. Sejak di rumah sakit, kakaknya Wiyang yang namanya Wina menanggung pengobatan saya. Tapi bantuan ini tidak ada nilainya jika dibanding dengan kejadian ini, karena tanpa ada dia, kita juga jadi tidak mampu, dan saya tetap ikhlas," kenang Srikanti dengan mata berkaca kaca.


Sepeda Motor dan Asuransi

Wajah tegar juga nampak di wajah anak pertamanya, Iwan Kurniawan, yang duduk di bawah lantai, mendampingi di sebelah kanan ibunya. Iwan juga mengakui mendapat sepeda motor dari keluarga Wiyang, untuk aktivitas sehari-hari keluarganya.

"Untuk sehari-hari ya saya anter adik sekolah pakai motor pemberian keluarga Wiyang itu, tapi kami juga diasuransikan di ACE Life," ucap Iwan.

Dinas Sosial Surabaya, menurut Iwan, juga memberikan bantuan makanan untuk adik-adiknya sampai usai 18 tahun. Makanan catering itu diantarkan setiap hari ke rumahnya.

"Selama 1 minggu full usai kejadian itu, adik-adik menikmati makanan sejak pagi siang dan sore dikirim catering gitu. Dan, Dinsos sendiri juga kerja sama dengan Yayasan Himatun Ayat. Alhamdulillah, lancar mas kebutuhan makan adik saya," tutur Iwan.

Sementara, Intan Ari Avrista, putri kedua Srikanti, cenderung menutup diri di kamarnya. Intan masih duduk di bangku Kelas 3 SMK Pawiyatan. Sedangkan, Rahmawati, adik sepupu almarhum Kuswarijono saat ditemui di rumahnya menyatakan ingin melihat langsung proses persidangan Wiyang nanti.

"Sebenarnya, kami juga ingin lihat sendiri proses jalannya sidang, karena malam ini kakak saya (Suhendrawati) juga masih di Nganjuk untuk ngelawat," ujar dia.

Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar mengatakan, pihaknya tinggal menunggu pelaksanaan tahap II, yaitu penyerahan tersangka dan barang bukti, yang dimungkinkan secepatnya selesai.

"Setelah pelaksanaan tahap II nanti, tersangka WL dan barang bukti diserahkan ke Kejasaan Negeri Surabaya, kasus tersebut sudah menjadi kewenangan kejaksaan. Kita tinggal menunggu kapan akan disidangkan," tandas Lily Djafar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.