Sukses

Meski Harimau Bonita Tak Kunjung Tertangkap, Warga Sudah Mulai Tenang

Liputan6.com, Pekanbaru - Waktu sepekan yang diberikan ratusan warga dari Pulau Muda untuk menangkap harimau Bonita hidup-hidup sudah habis. Masyarakat juga sempat mengancam akan bertindak sendiri untuk menangkap atau bahkan membunuhnya.

Lantas bagaimanakah nasib harimau sumatera betina itu setelah dua bulan dua minggu perburuan?

Menurut Kepala Bidang I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mulyo Hutomo, situasi masyarakat di Dusun Danau, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, masih tenang meski sudah hampir tiga bulan hidup dengan mamalia buas.

"Kami selalu berkomunikasi dengan masyarakat, datang ke kampung, masih tenang dan percaya kepada tim," kata pria yang juga menjadi ketua tim terpadu penangkapan harimau Bonita ini, Rabu, 21 Maret 2018.

Hutomo menjelaskan, tim punya strategi meredam amarah masyarakat, termasuk warga Pulau Muda, di mana korban kedua Yusri berasal dari sana. Perwakilan tim juga sering menyambangi warga tersebut.

"Masyarakat Pulau Muda masih tenang, selalu komunikasi, menanyakan gimana kabar di sana," sebut Hutomo.

Hutomo menyatakan, batas waktu dari masyarakat itu dianggap sebagai pesan ke tim supaya selalu bersemangat dalam upaya menangkap harimau Bonita. Pesan itu selalu diperhatikan tapi bukan berarti dituruti, terutama poin untuk membunuh Bonita.

Apalagi, saat ini sudah ada tim terpadu dari berbagai instansi mulai dari BBKSDA, kepolisian, organisasi nonpemerintah atau NGO, warga, TNI dan pemerintah daerah.

"Tim ini bentukan dari pemda, kalau masyarakat bertindak sendiri nanti bisa kena. Dan pesan-pesan supaya warga tenang ini disampaikan secara halus," ucap Hutomo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harimau Sudah Masuk ke Hutan

Usai ditembak biusnya Bonita tapi akhirnya harimau itu lolos, tim terpadu mengubah strategi lagi setelah berkoordinasi dengan tim dokter. Tim bergerak ke lokasi dan ada pula yang berjaga membentuk pola 90 derajat.

Masing-masing sudut diisi setiap tim. Tujuannya agar Bonita tidak balik kanan lagi masuk ke perkampungan warga dan perkebunan sawit yang masih ada aktivitas pekerja.

Pantauan terakhir, Bonita terlihat petugas meninggalkan perkebunan sawit dan masuk ke kawasan hijau yang disebut Hutomo dengan green belt.

"Hari ini dilakukan patroli dan sudah masuk ke kawasan hutan. Green belt ini berbatasan langsung dengan perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP)," kata Hutomo.

Selama ini, Bonita terus berkeliaran di perkebunan sawit THIP tepatnya areal Eboni 62, 63, dn 64. Selama itu pula Bonita sudah menewaskan dua warga, Jumiati dan Yusri, dalam rentan waktu berbeda.

"Hari ini Bonita diperkirakan mulai memasuki kawasan jalur hijau yang tidak jauh dari Eboni 68 PT THIP. Kawasan hutan itu seluas 22 kilometer persegi," jelas Hutomo.

Meskipun Bonita tidak lagi berada di kawasan perkebunan sawit dan mulai bergeser ke hutan, dia memastikan tim gabungan penyelamat harimau terdiri dari TNI, Polri, BKSDA, serta pemerintah setempat terus berupaya melakukan pencarian dan penyelamatan.

"Jadi meski telah memasuki kawasan hutan, tetap kami akan berupaya melakukan pencarian dan penyelamatan. Itu mutlak dilakukan karena Bonita dalam keadaan sakit (mengalami perubahan perilaku)," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.