Sukses

Instagramable, Pasar Semarangan Hilangkan Kesan Seram Hutan

Pasar Semarangan, sebuah pasar di tengah hutan yang mengakomodir gaya hidup interaktif berbasis online, bercerita dengan video, gambar, sedikit text, viral alias dari HP ke HP.

Liputan6.com, Semarang - Pasar Semarangan adalah sebuah kisah pengelolaan Hutan Kota sebagai paru-paru kota yang butuh kreatifitas. Selain untuk menjaga agar hutan tak diinvasi industri, juga untuk menjadikan ruang publik baru yang nyaman.

Tinjomoyo. Adalah sebuah hutan kota yang awalnya difungsikan sebagai kebun binatang. Karena berada di tanah yang labil dan membahayakan bagi binatang, maka kebun binatang itu dipindah.

Tinjomoyo terlantar, merana dan lapar. Lapar sentuhan dan interaksi.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mencoba memberi makna berbeda atas hutan dengan luas 57,5 hektar ini. Mengikuti arus jaman dan mengakomodir gaya hidup generasi millenial, Hendi mencoba menggabungkan konsep digital modern, tradisional kerakyatan, dan alam. Lahirlah pasar Semarangan.

"Kalau banyak yang berkunjung, di Tinjomoyo ada kehidupan. Kalau ada kehidupan, semua akan sayang dan peduli. Saat ini kendali perubahan di generasi millenial. Kita harus adaptasi dengan gaya gen ini," kata Hendi kepada Liputan6.com, Minggu (18/3/2018).

Hammock, salah satu fasilitas yang banyak diminati pengunjung Pasar Semarangan. (foto: Liputan6.com / felek wahyu)

Upaya menghidupkan hutan kota itu diawali dengan membangun jembatan yang putus disikat longsor. Kemudian memanfaatkan 10% lahan, dijadikan pasar terbuka berkonsep digital.

“Ini adalah pasar tradisional dengan para pedagangnya ditata baik dari fashion hingga cara jaga stand, dan berada di alam. Bahasa generasi milenial Instagramble. Nah, konsep digitalnya ada pada sistem pembayarannya yang cashless atau non-tunai,” kata Hendi.

Pilihan itu untuk mewujudkan konsep Semarang sebagai smart and sustainable city. Pasar Semarangan hanya salah satu langkah dari banyak langkah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Didukung Transportasi Gratis

Pasar Semarangan menyajikan berbagai menu kuliner dan dagangan lain. Tentu saja dagangan modern yang sudah siap pakai. Dibuka Sabtu (17/3/2018) langsung diserbu pengunjung.

“Rencananya pembukaan Semarang Great Sale (SemarGres) 7 April 2018 juga di sini,” kata Hendi.

Dijelaskan dalam 3 bulan awal, Pasar Semarangan Tinjomoyo dibuka setiap Sabtu mulai jam 15.00 hingga 21.00 WIB. Di luar waktu itu, masyarakat juga dapat menggunakan area Pasar Semarangan Tinjomoyo untuk bersantai atau joging.

Hammock, spot foto di alam terbuka, jembatan artistik, hingga sungai akan menjadi spot foto unggulan. Tentu saja juga suasana pasar tradisional dengan pedagangnya yang gaya berpakaiannya juga instagramable.

Penampakan hutan kota Tinjomoyo malam hari setelah jadi pasar Semarangan. Tak ada keseraman gelapnya hutan. (foto : liputan6.com/edhie prayitno ige)

"Pasar Semarangan bukan pasar biasa. Namun juga kemudahan pembayaran, spot foto dan banyak lagi. Menjanjikan impression, objek foto Instagrameble, interaktif, viral, trending topic, dan tema-tema khas online sosial media," kata Hendi.

Menurut Hendi hal itu mengakomodir gaya hidup pemburu objek anti mainstream. Karena digital lifestyle selalu memburu yang anti mainstream. Sederhana. Hanya butuh interaktif berbasis online, bercerita dengan video, gambar, sedikit text, viral alias dari HP ke HP.

Untuk memudahkan akses, disediakan Bus Rapid Transit sampai helate terdekat. Dari halte terdekat di kawasan Kampus Universitas Katholik Soegijo Pranoto itu sudah disediakan sutthle bus gratis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.