Sukses

Warga Bali Mengarak Ribuan Ogoh-Ogoh Malam Ini

Malam pengerupukan biasanya digelar satu hari sebelum Hari Raya Nyepi. Biasanya hari itu dimanfaatkan oleh anak-anak muda Bali menggelar pawai atau mengarak ogoh-ogoh.

Liputan6.com, Denpasar - Seperti biasa, hampir tiap tahun umat Hindu Bali akan melaksanakan Hari Raya Nyepi. Pada saat itu, tidak ada kesibukan aktivitas seperti biasa.

Umat Hindu akan melaksanakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).

Sehari sebelum pelaksanaan Nyepi dilangsungkan, umat Hindu Bali akan melakukan arak-arakan ogoh-ogoh. Ya, boneka raksasa itu akan diarak keliling kampung.

Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan, ogoh-ogoh merepresentasikan bhutakala. "'Bhu' arti alam semesta dan waktu, sementara 'Kala' artinya yang tak terukur dan terbantahkan," ucap Sudiana saat dihubungi, Jumat (16/3/2018).

Dalam perwujudannya, ogoh-ogoh merupakan boneka raksasa dengan bentuk yang besar dan menyeramkan. Ogo-ogoh akan diarak sehari sebelum Nyepi dilangsungkan atau sering disebut pada saat malam Pengerupukan.

Seluruh warga mulai dari orangtua, anak muda, hingga anak-anak ikut larut dalam kegembiraan mengarak ogoh-ogoh keliling desa mereka.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Disembahyangi Sebelum Diarak

Biasanya, arak-arakan ogoh-ogoh juga disertai dengan gamelan. Di tiap-tiap perempatan, ogoh-ogoh akan diputar-putar sambil digoyang ke atas dan ke bawah.

Menurut Sudiana, arak-arakan ogoh-ogoh merupakan bentuk kesadaran manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu. Hal itu juga bermakna penyucian alam semesta yang meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Aliti (diri manusia).

"Dalam pandangan tatwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia," ujar Sudiana.

Biasanya, arak-arakan ogoh-ogoh akan berlangsung mulai senja tiba hingga larut malam. Setelahnya, patung ogoh-ogoh akan dibakar atau dibuang ke pantai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.