Sukses

Pentas Bingkai Nusantara oleh Seniman-Seniman Banyumas

Perbedaan adalah anugerah, keberagaman adalah harta terindah. Kolaborasi seniman Banyumas menyuguhkan Pentas Seni Bingkai Nusantara.

Liputan6.com, Purwokerto - Hajat bangsa berupa pemilihan umum dan pemilihan presiden (pilpres) 2014 memunculkan setidaknya dua entitas yang saling bertolak belakang, bahkan, hingga empat tahun berselang. Sudah saatnya, orang-orang berbicara soal toleransi dan keberagaman di Indonesia.

Hingga kini, imbas pesta politik lima tahunan itu masih terasa oleh rakyat kecil. Mereka tak mengerti politik. Yang rakyat tahu, bangsa ini kerap gaduh lantaran politik.

Gabungan seniman Banyumas bakal menyuguhkan Pagelaran Seni Budaya bertajuk "Bingkai Nusantara". Pesannya, bahwa perbedaan adalah anugerah, keberagaman adalah harta terindah.

Suguhan ini merupakan kolaborasi berbagai macam seni, mulai dari musik, pameran foto, lukisan, instalasi, tari, teater, pantomim, hingga aksi komunitas pecinta kopi. Para seniman ini bakal hadir mengisi acara tersebut.

Pentas bernafaskan toleransi dan keberagaman ini digelar bersamaan dengan peluncuran album "Bingkai Nusantara" garapan grup musik Ujung Kuku. Album ini sendiri digarap bersama sejumlah komunitas seni di Purwokerto.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Insipirasi Lagu dari Konstelasi Politik 2014

Terkait album "Bingkai Nusantara", gitaris sekaligus vokalis Ujung Kuku, Sendy Noviko menerangkan, materi lagu yang digarap dalam sejumlah lagu terinspirasi dari peristiwa pemilihan presiden tahun 2014 lalu.

Hajatan politik ini memunculkan dua kubu entitas hingga berimbas pada masyarakat kecil. "Proses rekaman dimulai sejak Mei hingga November 2017," ucapnya, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 14 Maret 2018, malam.

Bingkai Nusantara dihelat di halaman parkir Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kamis, 15 Maret 2018, malam.

"Sejak awal berkarya, project music Ujung Kuku ini juga melibatkan komunitas yang bakal mengisi pagelaran "Bingkai Nusantara". Tidak hanya musisi, ada juga komunitas tari, teater, hingga perupa," kata Sendy, yang juga penggagas gelaran Bingkai Nusantara.

3 dari 3 halaman

Dampak Sosial dari Pagelaran Seni Bingkai Nusantara

Sejumlah penampil yang telah memastikan kehadirannya pada pagelaran seni itu di antaranya musisi blues Banyumas, Gendit, grup band Ampas Kopi, band Ambar n Friends, violis Pandu dan Yono, pegiat Teater SiAnak, Teater Margin, Sedulur Pantomim Purwokerto, UKM Remoef, UKM Senru, UKM Art Dance Club, UKM Fotografi "Refleksi" dan Komunitas Juguran Kopi.

Salah satu tujuan gelaran ini adalah social impact, sebab itu interaksi penampil dan penikmat pun bakal disisipi bincang-bincang santai bersama pelaku seni, pekerja kreatif, hingga dosen di Purwokerto.

Mereka akan membahas persoalan keberagaman, proses kerja kreatif, dan bedah karya seni.

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unsoed ini pun berharap peluncuran album Bingkai Keberagaman itu akan memberikan dampak sosial. Oleh karena itu, dia melibatkan perupa yang melukis selama acara berlangsung dan hasilnya dilelang.

Dana hasil lelang tersebut bakal disumbangkan untuk orang-orang yang membutuhkan, terutama, para korban bencana alam. "Perbedaan adalah anugerah, kebaragaman adalah harta terindah, demikian kami memaknai kebinekaan," Sendy menuturkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.