Sukses

Pria Brebes Pulang Setelah 25 Tahun Hilang, Sang Ibu Menangis Tak Karuan

Sontak kedatangan Azhari membuat keluarganya menangis tak karuan. Sebab Azhari yang mereka anggap sudah meninggal ternyata masih hidup.

Liputan6.com, Brebes - Kisah mengharukan itu hadir bersama pria paruh baya bernama Arif Azhari, 52 tahun warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Pria yang telah dianggap meninggal oleh keluarganya sejak 25 tahun lalu, tiba-tiba pulang.

Sontak, kedatangan Azhari membuat keluarga terutama ibunya yang sudah sepuh menangis tak karuan. Sebab Azhari yang mereka anggap sudah meninggal ternyata masih hidup. Bahkan sebenarnya, keluarga sudah pasrah.

Pagi itu, Senin, 12 Maret 2018, sekitar pukul 08.00 WIB, Azhari pulang ke rumahnya yang berada di RT 2/15 Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba. Azhari tak sendiri, ia diantar petugas Dinas Sosial Kota Surabaya, Jawa Timur. 

Sekretaris Sekretaris Desa Kluwut, Bambang Kusworo menjelaskan, petugas Dinas Sosial Kota Surabaya mengantar Azhari ke rumahnya lantaran tiba-tiba Azhari mengingat alamat rumahnya.

Ketika sampai pun, Azhari masih mengingat keluarganya. Hanya saja, ayahnya telah meninggal beberapa tahun lalu.

"Arif masih kenal dengan ibunya dan saudara-saudaranya. Selama 25 tahun mereka berpisah akhirnya mereka dipertemukan kembali," ucap Bambang Kusworo.

Ia menuturkan, selama 10 tahun Azhari yang dikira sudah meninggal itu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum. Hingga akhirnya Azhari terdampar di Surabaya, dan ditemukan petugas dinas sosial.

"Dinas Sosial Kota Surabaya mengaku bahwa pihaknya menangani Arif sudah 15 tahun. Jadi dihitung sejak kepergian Arif sampai sekarang itu sudah 25 tahun," jelasnya. 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Keluarga Pontang-panting Mencari

Sementara itu, ibu Azhari, Waryonah (75) mengatakan, anaknya pergi dari rumah sejak tahun 1993 silam. Saat itu, usia Azhari menginjak kepala tiga.

Waryonah tak mengerti mengapa Azhari pergi. Ia menduga, lantaran Azhari dipaksa menikah dengan perempuan pilihan keluarganya.

"Karena saat itu rencananya mau menikah dengan perempuan pilihan keluarga. Tapi malah dia (Azhari) pergi dari rumah," ucap Waryonah, Selasa, 13 Maret 2018.

Sebelum meninggalkan rumah, Azhari memang menolak dijodohkan dengan perempuan pilihan keluarganya. Tapi tak ada yang menyangka, Azhari nekat akan pergi dari rumah.

"Mungkin saat itu dia kecewa dan kepikiran mau menikah. Kata teman-temanya dia stres sampai akhirnya depresi gara-gara itu," kata dia.

Tahun demi tahun berlalu sejak kepergian Azhari, keluarga pun tak tinggal diam begitu saja. Berbagai upaya dilakukan untuk mencari tahu keberadaanya.

"Saya sudah nggak ingat lagi berapa kali bertanya ke sana ke mari kepada teman-teman dia (Azhari). Ke beberapa orang pintar juga sudah dilakukan. Tapi hasilnya nihil," ungkapnya.

Menurut penerawangan orang pintar, Azhari pergi ke Arab Saudi dan menjadi TKI. Pernah suatu kali, Waryonah nyaris menyusul ke Arab Saudi untuk memastikan keberadaan anaknya itu.

"Waktu itu sekalian umrah," katanya.

Waryonah tak henti-hentinya memanjatkan doa. Jika pun Azhari sudah meninggal, ia berdoa semoga anaknya meninggal dengan cara yang baik. Namun jika masih hidup, ia ingin dipertemukan dengan buah hatinya itu.

"Ketika tinggal di Surabaya itu ingatannya kembali pulih dan ingin pulang ke Brebes. Doaku dijawab oleh Allah," ucapnya

 

 

 

3 dari 3 halaman

Kembalikan 20 Orang Gelandangan ke Jateng

Petugas Pendampingan Sukonggal yang mewakili Dinas Sosial Kota Surabaya, Heri Suprianto mengatakan, sejak ditangani Dinas Sosial Surabaya, Azhari selalu menyendiri. Azhari bahkan tidak mau berinteraksi serta bersosialisasi dengan teman di sekitarnya.

"Awal datang ke tempat penampungan. Orangnya banyak berdiam diri, jarang berinteraksi dengan orang. Tapi terkadang dia masih merespons jika diajak berbicara," ucap Heri Suprianto.

Oleh Pemerintah Kota Surabaya Azhar mendapatkan berbagai pengobatan hingga terapi kejiwaan. Hingga akhrinya, pria yang kini berusia 52 tahun itu mamu mengingat segalanya.

"Dia juga mengikuti berbagai kegiatan keagamaan sebagai terapi serta sudah bisa bercocok tanam dan diajarkan beberapa keterampilan, sehingga sekarang sudah bisa berinteraksi dan sudah bisa diajak berkomunikasi serta ingatannya sudah pulih," jelasnya.

Ia menyebutkan, meskipun pihaknya dalam sepekan ini tengah mengembalikan kurang lebih 20 penyandang masalah kesejahteraan sosial (gelandangan) yang berasal dari sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah, namun pengobatan secara berlanjut harus terus di lakukan.

"Kami menyerahkan ke dinas sosial di sejumlah kabupaten/kota di Jateng untuk menangani mereka demi kesembuhan yang sempurna. Selanjutnya kami berharap masing masing pemerintah desa minta penanganan ke Dinas Sosial masing-masing," pungkas dia. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.