Sukses

Harga Cabai Melambung Tinggi, Petani Banyumas Malah Bersedih

Harga cabai di pasar tradisional Banyumas meningkat dua kali lipat. Biasanya hanya Rp 25-26 ribu per kilogram, menjadi Rp 55 ribu per kilogram.

Liputan6.com, Banyumas - Dua pekan terakhir, harga berbagai jenis cabai di pasar tradisional Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah terus melambung tinggi. Dibanding akhir Februari lalu, harga cabai akhir pada pekan pertama Maret 2018 ini naik dua kali lipat.

Saat ini, harga cabai rawit mencapai Rp 55 ribu per kilogram atau naik lebih dari dua kali lipat dibanding sebelumnya yang hanya Rp 25 ribu sampai Rp 26 ribu per kilogram.

Begitu pula dengan harga cabai keriting merah yang telah menyentuh harga Rp 42 ribu per kilogram, atau naik dua kali lipat dibanding harga sebelumnya yang hanya berkisar Rp 20 ribu per kilogram.

"Awalnya cuma Rp 20 ribu, terus naik Rp 24 ribu per kilogram, terus sekarang Rp 42 ribu per kilogram," ucap seorang pedagang sayur di pasar tradisional Situmpur, Purwokerto, Jumat, 9 Maret 2018.

Harga cabai melambung lantaran minimnya pasokan. Sementara, permintaan konsumen stabil dan tetap tinggi.

Narsiti melayani konsumen rumah tangga dan warung makan. Dalam sehari, ia membutuhkan sekitar 20 kilogram cabai merah keriting dan 10 kilogram cabai rawit merah.

Namun, pasokan cabai yang biasanya stabil, akhir-akhir ini kerap tak sesuai dengan jatahnya. Kadang, ia hanya dipasok separuh dari kebutuhan hariannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyebab Tanaman Cabai Mati

Pengepul sayuran, Sunardi, membenarkan pasokan cabai akhir-akhir ini memang menurun dibanding bulan sebelumnya. Sejak pertengahan Februari, ia kelabakan mencari cabai di pasar-pasar induk.

Jumlah pasokan cabai menurun lantaran panen buruk. Pasalnya, banyak tanaman cabai yang mati akibat curah hujan yang begitu tinggi pada Fabruari dan Maret ini.

"Kalau yang nggak mati, bunganya ambrol," ucap Sunardi, yang mengaku bertanam cabai dan sayuran lainnya di lahan miliknya.

Dia menjelaskan, curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini menyebabkan tanaman busuk. Tanaman banyak juga terserang penyakit.

Penyakit yang paling banyak menyerang adalah bakteri dan jamur yang menyerang akar. Kadar air di dalam tanah yang berlebihan menjadi penyebab utamanya.

Mula-mula, tanaman akan layu. Tak lama kemudian, sekitar tiga hari berikutnya, tanaman cabai mati. "Dicabut biasanya akarnya busuk," dia menjelaskan.

3 dari 3 halaman

Harga Sayuran dan Beras di Banyumas

Berbeda dengan harga cabai yang terus menanjak, sebaliknya harga berbagai jenis sayuran justru turun. Wortel dari Rp 10 ribu turun menjadi Rp 6.000 per kilogram.

Kacang panjang juga turun dari Rp 9.000 menjadi Rp 8.000 per kilogram. Harga sayuran lainnya, seperti kangkung, welok, dan cesin juga turun rata-rata Rp 1.000 per kilogram.

Penurunan harga juga dialami beras. Sebelumnya, harga beras kualitas medium Rp 13 ribu menjadi Rp 11 ribu per kilogram. Harga turun disebabkan semakin stabilnya pasokan beras di pasar tradisional.

Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Tengah Sub-Divre 4 Banyumas, Sony Supriyadi mengatakan, penurunan harga diperkirakan masih akan terus terjadi seiring panen raya yang telah tiba di Banyumas.

Diperkirakan, harga beras akan stabil pada akhir Maret hingga April 2018. Pasalnya, hampir seluruh daerah di Banyumas dan sekitarnya selesai panen raya.

Puncak panen raya masa tanam pertama (MT 1) 2018 sendiri berlangsung pertengahan Maret hingga awal April mendatang. "Nanti, harganya akan stabil saat selesai puncak panen raya, pasti akan turun lagi," Sony menjelaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.