Sukses

Kebakaran Shopping Center Limboto di Gorontalo 'Hanguskan' Rp 20 Miliar

Usai kebakaran Shopping Center Limboto, Bupati Gorontalo telah menyiapkan beberapa alternatif jualan bagi para pedagang.

Liputan6.com, Gorontalo - Usai kebakaran pasar tradisional dan Shopping Center Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, pada Jumat malam, 2 Maret 2018, para pedagang belum bisa beraktivitas normal. Mereka masih berusaha mengumpulkan barang-barang terbakar yang masih bisa dimanfaatkan.

Usai kebakaran pasar, kini masalah baru dihadapi oleh para pedagang. Mereka kebingungan karena tak tahu harus berjualan di mana setelah lokasi tersebut hangus terbakar dan tidak mungkin lagi ditempati.

Rano Makmur, salah satu pedagang, meminta agar pemerintah bisa mencarikan solusi dengan menyiapkan lokasi berjualan bagi para pedagang.

"Di samping itu, kalau bisa pemerintah membantu penambahan modal. Terus terang, barang kami sudah ludes terbakar," ucap pedagang korban kebakaran pasar tersebut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Alternatif Relokasi Pedagang

Menyikapi persoalan para pedagang, Bupati Nelson Pomalingo memastikan telah menyiapkan beberapa alternatif jualan bagi para pedagang.

Ia menjelaskan sebagian pedagang akan dipindahkan ke pasar tradisional. Pasar tersebut berada di bagian belakang dari lokasi kebakaran.

Adapun sebagian pedagang lainnya bakal menempati areal di sekitar lokasi kebakaran. Beberapa di antaranya diperkirakan masih bisa digunakan.

"Tapi, itu masih akan kita konsultasikan dengan polisi, karena ini kaitannya dengan proses investigasi soal itu," ucap Nelson usai bertemu dengan para korban kebakaran, Minggu, 4 Maret 2018.

 

3 dari 5 halaman

Awalnya Hendak Direnovasi

Sebelum terbakar, Nelson mengungkapkan, Shopping Center Limboto atau pusat perbelanjaan terbesar di Kabupaten Gorontalo itu hendak direnovasi dengan anggaran Rp 5,3 miliar.

Akan tetapi, dengan kebakaran yang terjadi, anggaran renovasi akan dialihkan untuk membangun pasar yang akan ditempati oleh pedagang korban kebakaran.

"Sudah terbakar seperti ini berarti sudah tidak bisa direnovasi lagi. Maka, uang Rp 5,3 miliar kita alihkan semuanya ke pasar yang ada di belakang," jelasnya.

Ia juga merencanakan lokasi baru yang ditempati para pedagang akan ditata untuk dijadikan sebagai pusat pasar tradisional, sedangkan gedung yang terbakar akan dibuat sebagai pasar modern.

"Sehingga pasar ini menjadi pasar terbesar di Gorontalo," Nelson berharap.

 

4 dari 5 halaman

100 Kios Terbakar

Merujuk data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gorontalo, ada sekitar 100 kios atau tempat dagangan yang hangus terbakar. Di samping pasar tradisional, mayoritas yang terbakar adalah kios pakaian dan sepatu.

"Dari perhitungan, sekitar Rp 20 miliar kerugiannya," kata Sunarto Tangahu, Kepala Diskoperdag Kabupaten Gorontalo.

Hingga kini, polisi masih terus bekerja menyelidiki dan mengungkap penyebab pasti dari kebakaran tersebut. Penyelidikan itu bahkan melibatkan tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri dari Makassar, Sulawesi Selatan.

"Nanti akan muncul evaluasi atau kesimpulan penyebab dari kebakaran ini," ujar Kapolres Gorontalo, AKBP Purwanto. 

5 dari 5 halaman

Kebakaran Jadi Tontonan Warga

Kebakaran melanda Shopping Center Limboto di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, pada Jumat, 2 Maret 2018, sekitar pukul 22.15 Wita. Pusat perbelanjaan terbesar di Kabupaten Gorontalo ini tepatnya berada di Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.

Warga sekitar pun menyaksikan secara dekat kehebatan si jago merah yang terus menjilat dan melahap petak demi petak toko-toko di dalam areal Shopping Center Limboto.

"Saya melihat api dari salah satu toko kue yang ada di sudut itu (sambil menunjuk sebelah utara Shopping Center)," ucap Pulu, salah satu warga setempat, kepada Liputan6.com.

Selanjutnya, pemadam kebakaran datang dan langsung berupaya menjinakkan kobaran api tersebut. "Awalnya api berjalan dari salah satu kabel listrik yang ada di antara toko-toko," ia menambahkan.

Adapun upaya petugas pemadam tidak langsung berhasil menjinakkan kobaran api. Bukan hanya karena banyaknya warga yang berkerumun di TKP,  melainkan juga petugas pemadam kebakaran sempat mengalami banyak kesulitan. Sebab, si jago merah memang sudah membesar laksana api unggun raksasa yang panasnya dapat dirasakan hingga sekitar radius 100 meter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.