Sukses

Langit Gelap Awali Kemunculan Belalai Air dan Hujan Es di Wajo

Hujan es dan angin puting beliung berbentuk belalai air mengegerkan warga Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Wajo - Hujan es dan angin puting beliung berbentuk belalai air (waterspout) mengegerkan warga Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada Selasa, 27 Februari 2018, sekitar pukul 17.00 Wita.

Saddam Safaat, salah seorang warga yang bermukim di sekitar Danau Tempe, mengatakan bahwa sebelum hujan es dan pusaran belalai air itu terjadi, langit terlihat sangat gelap.

"Langit gelap sekali di sekeliling Kota Sengkang, Kecamatan Tempe," ucap Saddam Safaat saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa malam, 27 Februari 2018.

Setelah itu, pusaran angin puting beliung berbentuk belalai air tiba-tiba muncul menjulur dari langit ke permukaan Danau Tempe, disusul hujan butiran es yang sangat deras.

"Angin puting beliungnya kelihatan menjulur dari langit ke bawah di Danau Tempe baru hujan deras sekali, hujan butiran es," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hanya di Permukaan Danau

Saddam menjelaskan, beruntung pusaran angin puting beliung itu hanya terjadi di permukaan Danau Tempe saja. Bila masuk sampai ke Kota Sengkang, maka akan banyak korban jiwa.

"Pelan-pelan hilang, untung tidak masuk sampai kota," tuturnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Nelly Sri Susilawati Dewi mengungkapkan, hujan butiran es bukanlah kali ini saja terjadi. Menurut warga Wajo tersebut, pada Senin, 19 Februari 2018, fenomena alam yang sama juga sempat terjadi.

"Sudah dua kali ini, waktu Senin pekan lalu juga di (Kabupaten) Wajo terjadi hujan es," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

8 Rumah Rusak

Adapun Kapolres Wajo, AKBP Asep Marsel mengatakan, ada delapan rumah warga di Kecamatan Tana Sitolo, Kabupaten Wajo, yang rusak setelah kemunculan belalai air dan hujan es.

"Kalau rumah itu, kan setelah angin puting beliung ada hujan, berdasarkan informasi di daerah Tana Sitolo ada delapan rumah rusak," kata dia via sambungan telepon kepada Liputan6.com.

Asep menjelaskan, delapan rumah warga itu rusak bukan karena pusaran angin puting beliung, melainkan lantaran hujan deras yang disertai angin kencang.

"Kalau hujan es saya tidak tahu dan kata anggota saya waktu hujan ada deras sekali dan diperkirakan satu menit lamanya," Asep memungkasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.