Sukses

Cuaca Ekstrem Picu Longsor Bertubi-tubi di Banyumas

Di kedua wilayah itu juga terjadi longsor susulan yang menambah daftar bencana longsor yang harus segera ditangani.

Liputan6.com, Banyumas - Cuaca ekstrem yang terjadi sejak awal pekan ketiga Februari 2018 ini memicu puluhan longsor di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Dua kecamatan paling terdampak, yakni, Gumelar dan Lumbir. Di Kecamatan Gumelar, longsor terbanyak terjadi di Desa Tlaga dan Samudera Kulon Kecamatan Gumelar. Adapun di Kecamatan Lumbir, Desa Dermaji merupakan titik terbanyak terjadinya longsor.

Pada Rabu malam, di kedua wilayah itu juga terjadi longsor susulan yang menambah daftar bencana longsor yang harus segera ditangani. Pada waktu yang hampir bersamaan, terjadi longsor di desa lainnya, Cilangkap Kecamatan Gumelar.

Kepala pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Prasetyo Budi Widodo mengatakan, pada Selasa hingga Kamis, 22 Februari 2018, BPBD dan belasan kelompok relawan fokus di Kecamatan Gumelar untuk memperbaiki rumah, menyingkirkan material longsor, serta membuka akses jalan.

Sejumlah titik jalan di Gumelar memang tertimbun longsor. Akibatnya, anak sekolah, terutama di Desa Tlaga libur dua hari lantaran tak bisa melintasi jalan yang tertutup timbunan materiel longsor.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penanganan Bencana Longsor

Pada Rabu sore, semua ruas jalan yang tertimbun longsor sudah bisa dilalui. Ini termasuk jalur alternatif Banyumas-Cilacap. Selain menimbun jalan, longsor di Desa Tlaga juga merusak delapan rumah warga. Kamis ini penanganan longsor di Kecamatan Gumelar usai.

"Kejadian paling banyak itu Senin sore sampai malam. Terus Selasa ada, Rabu malam juga ada," ucapnya, kepada Liputan6.com, Kamis, 22 Februari 2018.

Prasetyo mengemukakan, mulai hari ini, BPBD dan para relawan mulai fokus di Desa Dermaji. Di desa ini, terdapat 16 titik longsoran. Selain mengenai rumah, longsor juga menutup jalan.

Akibatnya, lalu lintas warga pun terganggu. Satu titik jalan antara Cirongge-Citunggul juga ambles sedalam 1,2 meter sehingga tak bisa dilalui kendaraan.

"Itu ada di Desa Dermaji, itu ada 14 atau 16 titik longsor. Kemudian, tadi malam ada tambahan lagi," Prasetyo menjelaskan.

 

3 dari 3 halaman

19 Kecamatan di Banyumas Rawan Longsor

Longsor yang terjadi Rabu malam di Desa Dermaji juga menyebabkan empat ruang kelas Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Dermaji terancam. Dikhawatirkan, longsor yang terjadi pada tebing menggerus pondasi gedung.

Pasalnya, pagar luar sekolah telah ambrol terbawa longsoran sehingga dikhawatirkan gerakan tanah akan berimbas pada gedung sekolah.

Pada Rabu sore, terjadi pula puting beliung yang menerjang desa Kedung Malang. Namun, dampaknya tak begitu besar. Puting beliung hanya menyebabkan tiga rumah rusak ringan.

Terkait banyaknya longsor yang terjadi, Prasetyo menerangkan bahwa di Banyumas ada 19 kecamatan yang rawan longsor. Beberapa di antaranya, berada di pegunungan tengah yang merupakan daerah zona merah longsor.

"Bisa dilihat yang paling banyak kan di Kecamatan Lumbir, Gumelar, Pancasan, Cilongok, ya daerah itu lah," kata dia.

Prasetyo menambahkan, sebelumnya, diprediksi puncak musim penghujan terjadi antara Januari-Februari 2018 ini. Namun, berdasar informasi terbaru Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan diperkirakan masih tinggi hingga Maret.

Sebab itu, BPBD Banyumas mengimbau agar masyarakat mewaspadai kemungkinan bencana longsor, banjir, dan puting beliung. Kendati tak sampai menimbulkan korban jiwa, tetapi, kerugian akibat bencana yang terjadi pada pekan ini ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.