Sukses

Kisah Mahasiswa Raih Gelar Sarjana dengan Keterbatasan Penglihatan

Meski dalam keterbatasan, mahasiswa Universitas Brawijaya ini mampu berprestasi.

Malang - Suasana haru terasa pada prosesi wisuda di Universitas Brawijaya (UB) akhir pekan lalu. Yohana Febrianti Hera, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya menjemput gelar sarjananya meski dengan keterbatasan penglihatan.

Mahasiswa difabel ini berhasil menyelesaikan studi dan dilantik pada Wisuda Periode 8 tahun akademik 2017/2018.

Wisudawati berprestasi dari Fakultas Ilmu Budaya ini resmi menyandang gelar Sarjana Pendidikan, Sabtu, 10 Februari 2018 di Gedung Samanta Krida.

Berdasarkan informasi yang diterima Times Indonesia, Yohana, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, FIB UB tahun 2012, menempuh jalur Seleksi Program Khusus Penyandang Disabilitas lantaran kehilangan kemampuannya untuk melihat karena glukoma.

Meski di tengah keterbatasannya, alumnus UB ini telah menorehkan prestasi di bidang seni tarik suara, saat menjadi salah satu finalis X Factor Indonesia. Lewat ajang itu, Yohanna dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat, sehingga kemudian dia tersohor dengan nama "Yohana X Factor".

Pada kesempatan itu, Yohanna menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Universitas Brawijaya. Ia menilai, adanya Pusat Studi dan Layanan Disabilitas, memberi kesempatan untuknya, serta teman-teman penyandang difabel untuk tetap bisa kuliah.

"Kami juga anak bangsa. Terima kasih Universitas Brawijaya", ujarnya.

Glukoma merupakan penyakit mata ketika tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi, sehingga merusak serat lembut saraf optik yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak. Kerusakan ini menyebabkan kebutaan jika ada pada tahapan yang parah.

 

Baca berita menarik lainnya dari Timesindonesia.co.id.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukungan Kampus

Rektor UB, Prof Dr M Bisri sangat mengapresiasi prestasi, baik akademik dan non-akademik yang berhasil ditorehkan Yohana. Ia mengaku sangat tekejut.

"Dengan kondisi kesehatannya, Yohana bisa menyelesaikan kuliahnya. Ia juga terus berupaya menyembuhkan matanya, ia juga semangat menyelesaikan pendidikannya", katanya.

Bisri pun berharap, para penyandang difabel dapat diterima bekerja sesuai dengan bidangnya. Ia mengatakan, saat ini sudah mulai ada pegawai difabel di kementerian. Hal ini menandakan bahwa masyarakat sudah cukup mengerti mengenai hak-hak warga negara.

Diketahui, UB merupakan pionir kampus ramah difabel di Indonesia. Bekerja sama dengan Macquaire University pada tahun 2013, UB mulai membuka Pusat Studi dan Layanan Disabilitas.

Lembaga ini bertugas memfasilitasi kebutuhan mahasiswa difabel, termasuk melakukan seleksi, wawancara, simulasi kuliah hingga menyediakan relawan pendamping saat perkuliahan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.