Sukses

Tingkah Aneh Harimau Datuk Belang Usai Menerkam Sumiati di Kebun Sawit

Harimau penerkam Sumiati tak termakan umpan kambing. Tingkahnya makin aneh.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah 38 hari Sumiati tewas diterkam dan dimakan Harimau Sumatera di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir. Namun, petugas gabungan tak kunjung berhasil menangkap meski hewan dengan nama latin Panthera Tigris Sumatrae itu sering menampakkan diri.

Hewan dipanggil "Datuk Belang" di Riau ini tak tertarik dengan kambing yang diumpan di perangkap berbentuk kerangkeng. Dia hanya lewat begitu saja dan kerap lalu lalang di jalanan pengangkut sawit melintas.

"Intensitas pertemuan harimau ini dengan tim di lapangan kian meningkat, baik itu di permukiman maupun jalanan," kata Kepala Humas Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau, Dian Indriati, di Pekanbaru, Sabtu 10 Februari 2018 malam.

Hasil pertemuan tim yang terdiri dari BBKSDA, Polres Indragiri Hilir, WWF dan perusahaan sekitar lokasi, perlu ada penambahan perangkap, tapi tidak menggunakan bahan besi lagi.

Dian menyebut, tim sepakat membuat perangkap berbahan alami seperti kayu. Perangkap dari kayu ini sudah selesai dan rencananya diletakkan di beberapa lokasi yang sering dilintasi hewan buas dilindungi tersebut.

"Nanti dikasih umpan juga, mudah-mudahan tertangkap harimaunya untuk dievakuasi," terang Dian.

Harimau ini, sejak memangsa pekerja sawit berusia 33 tahun mengalami perubahan tingkah lalu atau inhabituasi. Indikasinya, kata Dian, harimau tak kembali ke habitat atau kelompoknya.

"Harimau ini sering mendekati manusia atau aktivitas manusia di permukiman, sebagaimana laporan dari warga sekitar," ucap Dian.

Memang sejak kejadian Sumiati, belum ada korban lain dan BBKSDA tak ingin ada lagi. Sebagai langkah, tim di lokasi bersama perusahaan kian meningkatkan sosialisasi kepada warga supaya lebih berhati-hati.

Juga ditambahkan beberapa pelang imbauan di lokasi-lokasi yang sering dilintasi harimau ini. Wargapun diminta tak beraktivitas sendirian di perkebunan ataupun permukiman.

"Warga dan harimau sama-sama penting dilindungi karena proses penanganan konflik ini pada PerMen Kehutanan Nomor 48/ Menhut-II/2008 tentang Pedoman Penanggulangan Konflik Antara Manusia dan Satwa," kata Dian.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tingkahnya Makin Aneh

Sebelumnya, viral di media sosial terkait penampakan harimau ini kembali. Harimau ini terekam pekerja perkebunan yang naik mobil mendekat tanpa ada rasa takut.

Harimau ini kemudian menjauh setelah pekerja meneriakkan takbir dan mempercepat laju kendaraan. Harimau ini kemudian masuk ke semak-semak di areal perkebunan sawit.

"Mudah-mudahan tidak ada korban lagi dan harimaunya cepat diselamatkan supaya konflik ini berakhir," imbuh Dian.

Sebelumnya, Sumiati tewas setelah berpapasan dengan harimau ini usai mengecek sawit terserang hama bersama dua rekannya. Harimau ini memanjat sawit dan menyeret korban ke bawah dan menerkamnya.

Usai kejadian ini, warga di kecamatan tersebut, tepatnya di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State PT THIP, harus hidup bersama harimau yang sering berkeliaran. Harimau ini tak mau kembali ke habitatnya lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini