Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Ke Asmat, Tim UGM Bermalam di Sarang Buaya

Top 3 berita hari ini, tim UGM menaiki perahu menuju Asmat untuk membantu anak-anak yang menderita campak dan gizi buruk.

Sleman - Top 3 berita hari ini, Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Asmat, Papua, menyita perhatian Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan seluruh masyarakat Indonesia. Operasi kemanusiaan besar-besaran pun dikerahkan untuk segera membantu anak-anak di Distrik Agats.

Hingga kini, ada sekitar 71 anak yang meninggal akibat campak dan menderita gizi buruk.

Selain ratusan tenaga medis dari unsur TNI diturunkan, para dosen pun ikut terjun langsung ke daerah terdampak. Salah satunya dari civitas academica Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Cerita perjalanan mereka yang menegangkan serta penuh tantangan untuk sampai lokasi menjadi pengalaman tak terlupakan. Selama puluhan jam, tim Tim Disaster Response Unit (DERU) UGM melakukan perjalanan lewat laut hingga sampai harus menginap di sarang buaya.

Sementara di Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan, tiga orang yang tengah mencari sapinya yang hilang ditemukan tewas mengenaskan dengan tubuh seperti terkena tembakan dan sabetan pedang.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini: 

1. Tempuh 22 Jam Menuju Asmat, Tim UGM Bermalam di Sarang Buaya

Tim Deru mengenakan jas hujan akibat cuaca yang tidak menentu saat melakukan perjalanan dengan perahu menuju Asmat. (IST/Dok Tim Deru UGM/Solopos.com)

Universitas Gadjah Mada atau UGM mengirimkan dosen terbaiknya menuju Kabupaten Asmat untuk membantu penanganan masalah gizi buruk yang diderita anak-anak Papua. 

Kamis pagi, para akademisi ini memutuskan untuk menempuh jalur laut setelah anggaran yang dibawanya tidak mencukupi untuk menyewa pesawat yang dibanderol Rp 42 juta untuk membawa mereka ke Asmat.

Lewat laut, mereka merogoh kocek yang lebih murah, yaitu Rp 20 juta, untuk menyewa longboat atau sejenis perahu bermesin dua yang termasuk perahu tradisional.

Dengan kondisi seadanya, para dosen ini pun menginap di atas perahu. Semalaman penuh, tidak ada yang turun dari kapal begitu juga dengan penduduk lokal yang mengangkut tim itu. Belakangan diketahui kalau di sepanjang sungai itu masih ada buayanya.

Selengkapnya...

2. Cari Ternak Hilang, 3 Pria Tewas Mengenaskan di Hutan Perbatasan

Dua ekor domba berwarna oranye memakan rumput di lereng bukit di Troutbeck, Inggris bagian utara, Kamis (29/9). Sang pemilik mewarnai dombanya dengan pewarna oranye tidak beracun untuk melindungi hewan ternaknya itu dari pencuri.  (Oli Scarff/AFP)

Tiga warga Nusa Tenggara Timur (NTT) ditemukan tewas mengenaskan di hutan perbatasan RI dengan Timor Leste. Ketiganya merupakan warga yang sedang mencari ternak miliknya yang hilang.

Korban pertama bernama Yulius Ledoh (31). Ia ditemukan tewas di Padang Aihubibihiak, Rote Ndao, NTT. Kapolres Rote Ndao, AKBP Murry Miranda Yulius menjadi korban pembunuhan. Lantaran ditemukan bekas luka di kepala seperti luka tembakan.

Senasib dengan Yulius, kakak beradik atas nama Risno Manu (17) dan Mateos Manu (18), warga Desa Mbokak, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, ditemukan tewas di kawasan hutan perbatasan RI dengan Timor Leste.

Selengkapnya...

3. Temuan Perhiasan Emas di Gunung Totek, Milik Saudagar Tiongkok?

Ilustrasi (iStock)

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Timur menemukan situs sejarah di Gunung Totek, Desa Dusun Kecil, Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Kepala BPCB Kaltim, Budhy Sancoyo di Sukadana memperkirakan benda-benda itu adalah berasal dari pedagang Tiongkok yang akan berdagang ke Jawa namun singgah ke Pulau Maya.

Budhy menerangkan, secara umum, hubungan dagang antara masyarakat di Nusantara dengan saudagar Tiongkok sudah dimulai sejak abad 6 Masehi hingga abad 16-17 Masehi, yakni saat masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit. 

Namun, apakah dapat dipastikan temuan tersebut berasal dari kurun waktu itu?

Selengkapnya... 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.