Sukses

Luapan Unek-Unek Pengemudi Transportasi Online Pekanbaru

Gerah dengan tekanan dari berbagai pihak, ribuan pengemudi transportasi online Pekanbaru mengadu ke DPRD Riau.

Liputan6.com, Pekanbaru - Ribuan anggota dari enam komunitas pengemudi transportasi online di Kota Pekanbaru mengadukan nasib ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau, Senin, 5 Februari 2018. Mereka mengeluhkan perlakuan yang selama ini dialami dari oknum pengemudi konvensional sejak beroperasi setahun belakangan di Kota Bertuah.
 
Berunjuk rasa di depan gedung DPRD Riau, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, seorang orator bernama Besta Simanjuntak memaparkan sejumlah gesekan yang dialami pengemudi transportasi online dengan pengemudi konvensional. 
 
"Salah satunya kekerasan dan aksi sweeping," kata Besta dalam orasinya yang menyebut demonstrasi itu diikuti 1.200 pengemudi transportasi online.
 
 
Besta juga menceritakan pengeroyokan pengemudi transportasi online di parkiran Mall SKA Kota Pekanbaru. Kala itu, pengemudi salah satu perusahaan online tengah menunggu konsumen yang sudah memesan.
 
Berikutnya, Besta menambahkan, adanya penahanan unit kendaraan transportasi online di bandara yang dilakukan salah satu perusahaan taksi konvensional. Unit itu dititipkan di markas aparat sehingga tak ada yang berani mengambilnya.
 
"Kejadian ini kerap terjadi ketika pengemudi online masuk ke kawasan bandara," kata Besta.
 
Peristiwa ini juga dialami Srikandi Driver Online di beberapa lokasi. Padalah menurut Besta, pengemudi transportasi online ini hanya menjemput keluarganya atau sedang offline.
 
"Kejadian ini juga sering dialami di bandara, pengemudi sedang offline menjemput keluarga tapi diadang dan kendaraannya ditahan," ucap Besta.
 
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harapan Sopir Taksi Online

Atas kejadian ini, Besta dan ribuan pendemo mendesak DPRD Riau memanggil dinas dan pihak terkait agar bertindak terhadap kekerasan yang dialami sopir online.

"Meminta DPRD mempertemukan driver online dengan pengelola taksi konvensional, Organda, Angkasa Pura, dan keamanan Angkasa Pura terkait mekanisme penjemputan keluarga yang tidak berbayar di bandara," pinta Besta.

Selain mekanisme di bandara, DPRD juga didesak mempertemukan semua pihak terkait untuk operasi driver online di berbagai wilayah, supaya tidak mengalami kekerasan dan pengemudi konvensional merasa tak diambil konsumennya.

"Hal ini sangat penting dibahas supaya driver online dapat bekerja dengan tenang dan aman dalam mencari nafkah," imbuh Besta.

Wakil Ketua DPRD Riau Kordias Pasaribu yang menemui pendemo berjanji segera memanggil instansi terkait guna membahas permasalahan antara pengemudi transportasi online dan perusahaan taksi konvesional.

"Akan difasilitasi pertemuan dengan instansi terkait untuk membahas permasalahan ini," janji Kordias disambut tepuk tangan massa.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Riau lainnya, Tengku Rusli Ahmad. Dia menyebut DPRD segera menyurati instansi terkait yang akan dilakukan Komisi I di DPRD.

"Akan disurati semua pihak terkait, harus duduk bersama menyelesaikan semua permasalahan ini," ucap Rusli Ahmad. Setelah disambut perwakilan DPRD ini, ribuan massa membubarkan diri secara tertib.

Sementara 200 polisi dari Polresta Pekanbaru yang dikerahkan mengawal demo juga bubar setelah mengurai kemacetan di lokasi demo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini