Sukses

Jembatan Jebol hingga Kandang Kambing Hanyut Akibat Banjir Jember

BPBD masih menghitung dan merekap dampak banjir di 25 desa yang tersebar di 11 kecamatan di Jember, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jember - Banjir susulan yang melanda Jember, Jawa Timur, merendam 25 desa dan dua pesantren di 11 kecamatan, serta merusak tiga jembatan, Kamis malam, 1 Februari 2018. Ribuan warga dan santri harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman karena ketinggian air sudah mencapai leher orang dewasa.

"Sampai Jumat pagi, BPBD masih menghitung dan merekap dampak banjir yang melanda di 25 desa yang dilanda banjir sejak Kamis malam kemarin," ucap Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Widi Prasetyo, Jumat (2/2/2018).

Ia menjelaskan, banjir terjadi karena curah hujan tinggi sejak Kamis dini hari hingga sore hari mengguyur puluhan desa di Kabupaten Jember. Alhasil, sungai tidak sanggup menampung debit air kiriman dari desa-desa lainnya.

Banjir akibat luapan sungai kemudian menyebar ke rumah-rumah penduduk di 25 desa tersebut. Bahkan, dua desa di antaranya terdampak longsor.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

25 Desa di 11 Kecamatan Terendam

Widi pun membeberkan 25 di 11 kecamatan yang terendam banjir, yakni:

1. Kecamatan Silo (Desa Harjomulyo)

2. Kecamatan Tempurejo (Desa Wonoasri dan Desa Sanenrejo)

3. Kecamatan Wuluhan (Desa Glundengan)

4. Kecamatan Sumberbaru (Desa Yosorati, Desa Sumberagung, Desa Jatiroto, dan Desa Gelang)

5. Kecamatan Balung (Desa Curahlele dan Desa Karang Semanding)

6. Kecamatan Gumukmas (Desa Bagorejo dan Desa Kepanjen)

7. Kecamatan Bangsalsari (Desa Sukorejo, Desa Bangsalsari, dan Desa Karangsono)

8. Kecamatan Kencong (Desa Kraton dan Desa Paseban)

9. Kecamatan Semboro (Desa Pondokjoyo, Desa Sidomekar, dan Desa Semboro Lor)

10.Kecamatan Tanggul (Desa Tanggul Wetan dan Desa Klatakan)

11.Kecamatan Rambipuji (Desa Kaliwining).

Sedangkan yang terdampak tanah longsor di Kecamatan Panti, yakni sebuah plengsengan Jembatan Glagahwero. Plengsengan ambrol pukul 21.30 WIB, sehingga penghubung Glagahwero -Kemuning Pakis Kecamatan Panti putus. Untuk sementara arus kendaraan dialihkan lewat Gugut.

 

3 dari 4 halaman

Kondisi Terparah di 3 Desa

Namun, kondisi terparah yang dilanda banjir ada di tiga desa. Di antaranya Dusun Curah Lele, Desa Wono Asri, Kecamatan Tempurejo. Ketinggian air mencapai setinggi leher orang dewasa.

Sedikitnya 600 warga dievakuasi untuk menghindari dampak lebih buruk banjir tersebut. Selain itu, Desa Yosorati, Kecamatan Sumber Baru, serta Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari. Namun, hingga Jumat pagi tadi, banjir sudah surut. Hanya saja, ada beberapa desa yang masih tergenang hingga satu meter.

Sementara di Kecamatan Sumber Baru, ada empat desa yang terdampak banjir, sehingga sempat mengganggu arus lalu lintas jalan provinsi Jember-Surabaya di Desa Yosorati, Kecamatan Sumber Baru. Ketinggian air bahkan sampai dada orang dewasa. Ratusan warga termasuk para santri harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

"Kami terpaksa mengevakuasi 350 santri dan 157 kepala keluarga dengan perahu karet, karena lokasinya terendam banjir setinggi dada orang dewasa," kata Kapolsek Sumber Baru, AKP Subagio.

Ia menjelaskan, banjir yang menimpa wilayahnya akibat hujan deras di hulu, tepatnya di lereng Gunung Argopuro mulai siang hingga sore hari, 1 Januari 2018. Akibatnya sekitar pukul 16.30 WIB, debit dan arus sungai di Desa Gelang, Desa Jambesari, Desa Kaliglagah, Desa Karangbayat, sangat deras.

Sekitar pukul 17.30 WIB, sungai di Desa Yosorati, Desa Jatiroto dan Desa Sumberagung, meluap hingga ke jalan. Banjir bahkan sampai setinggi dada orang dewasa dan masuk rumah warga.

Karena itu, Muspika setempat bersama anggota dan jajaran tiga pilar desa (Kepala Desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa) waspada dan melaksanakan evaluasi khususnya di Dusun Tunggangan, Desa Yosorati.

Namun, tidak ada korba jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya air masuk rumah penduduk, sebanyak 150 kepala keluarga di Dusun Tunggangan Desa Yosorati dan 1 Pondok pesantren, Miftahul Ulum dengan santri seminar 350 orang.

 

4 dari 4 halaman

Kandang Kambing hingga Jembatan Rusak

Selain itu, banjir menyebabkan tiga jembatan yang menghubungkan Desa Gelang dan Desa Karangbayat, jebol dan terputus. Banjir juga menyebabkan lima dapur rumah jebol, tiga kandang kambing hanyut di Desa Gelang. Pun demikian sekitar 80 hektare sawah yang rusak tergenang air.

Sementara banjir di Kecamatan Bangsalsari, tidak hanya menggenangi rumah penduduk, namun juga mengganggu lalu lintas, Surabaya-Jember. Alhasil, kemacetan terjadi hingga sepanjang tiga kilometer, karena banyak mobil dan sepeda motor yang mogok.

Menurut warga Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari, Imam Afandi, banjir yang terjadi di daerahnya, karena curah hujan tinggi dari pukul 03.00 WIB, Kamis dini hari, hingga sore hari, menyebabkan Sungai Kedung Suko di Desa Sukorejo, Bangsalsari, meluap.

Air selanjutnya memasuki rumah penduduk, Bahkan, Pondok Pesantren Ma'had Hoiriyatil Islamiah (MHI) Puteri tergenang. Karena itu, sekitar 200 santriwati yang menempati empat asrama, dievakuasi ke ruang kelas lantai dua.

Selain itu, banjir menyebabkan satu jembatan rusak diterjang banjir. Bahkan terjadi antrean panjang kendaraan hingga tiga kilometer, karena ketinggian air sampai dada orang dewasa.

"Semalam banyak mobil didorong karena mati, dan sepeda motor tidak bisa lewat di Desa Sukorejo," ujar Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bangsalsari ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.