Sukses

Komandan Brigade Persis Pusat Tewas Dianiaya Tetangga Berlinggis

Tetangga yang diduga mengalami depresi menganiaya Komandan Brigade Persis Pusat dengan linggis setelah mengejarnya sekitar 400 meter.

Liputan6.com, Bandung - Diduga mengalami depresi dan gangguan jiwa, Asep Maptuh (45) menganiaya tetangganya, HR Prawoto, hingga tewas di Blok Sawah RT 01/03‎, Kelurahan Cigondewah, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Sentosa Bandung untuk mendapatkan perawatan, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo mengatakan, ‎korban merupakan Komandan Brigade Persis Pusat. Pelaku dan korban merupakan tetangga di wilayah yang sama.

"Menyampaikan rasa duka cita kepada almarhum sebagai Komandan Brigade Persis Pusat. Intinya, kejadian ini penganiayaan yang dilakukan warga Cigondewah atas nama Asep Maptuh, hasil cek TKP memang pelaku menderita depresi," kata Hendro, Jumat (2/2/2018).

Hendro mengatakan, awalnya Asep menggedor rumah Prawoto beberapa kali pada Kamis pagi, 1 Februari 2018, sekitar pukul 07.00 WIB. Saat pintu dibuka oleh korban, Asep langsung mengejar Prawoto sambil membawa linggis berukuran panjang 1 meter.

"Pelaku memukuli korban beberapa kali yang mengakibatkan mengalami luka patah tangan kiri dan luka terbuka di kepala,"‎ kata Hendro.

Saat ini, kata Hendro, si penganiaya telah diamankan di Markas Polrestabes Bandung. Pihaknya masih memeriksa Asep untuk mengetahui motif penganiayaan tersebut.

"Pelaku sudah diamankan, masih kita dalami motifnya," ujar dia.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kesaksian Warga

Sementara itu, menurut warga setempat, Maemunah (40), penganiayaan terhadap Prawoto oleh Asep ‎terjadi pada sekitar pukul 07.00 WIB, Kamis (1/2/2018). Asep yang membawa linggis terus menggedor rumah milik Prawoto.

"Jadi korban itu sempat digedor di rumahnya, dan lalu lari ke luar rumah dikejar Asep. Korban sudah dipukul menggunakan besi hingga akhirnya jatuh setelah hampir 400 meter lari," ucap Maemunah.

Maemunah mengatakan warga tak bisa mencegah penganiayaan itu karena saat kejadian hanya ada ibu-ibu yang sedang membeli sarapan. "Saat kejadian gak ada laki-laki, cuma ada ibu-ibu yang lagi beli sarapan," ujar dia.

‎Warga Blok Sawah RT 01/RW 03‎, Kelurahan Cigondewah, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung‎, mengetahui bahwa Asep mengalami gangguan jiwa selama setahun terakhir. Bahkan, Asep sempat nekat membakar rumahnya sendiri pada 2017 lalu.

"Memang mengkhawatirkan, selain selalu ngamuk, pernah juga mau membakar rumahnya waktu anaknya ada di dalam rumah. Kurang lebih tiga bulan lalu," kata kakak ipar Prawoto, Didin Zaenudin.

3 dari 3 halaman

Ditinggal Istri

Didin menyatakan bahwa penganiaya adiknya HR Prawoto, mengalami stres berat.‎ Ia mulai bertingkah laku aneh dan stres sejak ditinggal istrinya.

"Memang Asep ini mengalami stres selama setahun terakhir dia suka ngamuk-ngamu‎k. Punya istri dua kali, yang pertama kabur karena diancam dibunuh. Istri yang kedua itu kemarin minta cerai, sehingga dia hidup sendirian‎," ucap Didin, di Cigondewah, Kota Bandung.

‎Didin mengatakan, Asep sempat menjalani pengobatan alternatif untuk mengobati stres dan depresinya. Bahkan, warga setempat sempat membawa Asep ke Rumah Sakit Jiwa Cisarua.

‎"Pernah dibawa ke RSJ tapi kabur, di pengobatan tradisional juga sama kabur juga," ucap dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.