Sukses

Polisi Tutup Kantor PT SBL di Bandung

Kantor perusahaan perjalanan umrah dan haji plus PT Solusi Balad Lumampah (SBL) Bandung ditutup polisi.

Liputan6.com, Bandung - Kantor perusahaan perjalanan umrah dan haji plus PT Solusi Balad Lumampah SBL di Jalan Dewi Sartika, Kota Bandung, ditutup oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Barat. Polisi meminta kepada para calon jemaah untuk mendatangi Polda Jawa Barat.

‎Pantauan Liputan6.com, polisi berpakaian preman memberi penjelasan kepada jemaah melalui pengeras suara di depan Kantor PT SBL yang masih dalam renovasi. Dia meminta agar para calon jemaah yang akan mengurus segera mendatangi Polda Jabar. 

"Kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang terhormat kami dari jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar dengan ini kami sampaikan ke bapak dan ibu yang mungkin dan atau memiliki kepentingan terhadap PT Solusi Balad Lumampah kami mengimbau untuk datang ke kantor Polda Jabar di Ditreskrimsus," kata AKP Wisnu penyidik Polda Jawa Barat, Rabu, 31 Januari 2018.

Dia juga mengumumkan bahwa polisi telah membuka posko dan pelayanan pengaduan untuk para calon jemaah yang telah mendaftar ke PT SBL. Di posko tersebut akan didata para calon jemaah yang batal berangkat ke tanah suci.‎

"Sehubungan hal tersebut, kami juga membuka posko dan call center dengan kontak 082115671856,” ucap dia.

Setelah diberi penjelasan, para calon jemaah langsung meninggalkan kantor PT SBL. Polisi juga menutup dan mengunci gerbang kantor dengan rantai.

Diberitakan sebelumnya, Polda Jawa Barat telah menetapkan dua tersangka yaitu Aom Juang Wibowo dan Ery Ramdani atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan. Keduanya diduga telah menipu 12 ribu calon jamaah umrah dan menggelapkan uang sebesar Rp 300 milyar.‎ 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ratusan Jemaah Minta Kejelasan

Ratusan calon jemaah ‎umrah dan haji mendatangi kantor PT Solusi Balad Lumampah (SBL) di Jalan Dewi Sartika, Kota Bandung. Mereka mempertanyakan kepastian keberangkatan ke tanah suci kepada pihak manajemen.

Salah seorang calon jemaah, Ida Rochani‎ mengaku keberangakatannya telah ditunda sebanyak empat kali setelah mendaftar pada bulan November 2017 lalu. Padahal dia telah membayar lunas biaya untuk berangkat ke tanah suci.

‎"Saya sudah setorkan uang tunai 21 juta, untuk pembayaran ibadah umrah," kata Ida di Kantor PT SBL, Rabu, 31 Januari 2018.

‎Pihak manajemen telah menjanjikan Ida untuk berangkat pada 15 Desember 2017. Namun itu kepergiannya pun diundur oleh pihak manajemen melalui para kordinator calon jamaah.

‎"Terakhir saya dijanjikan pada 1 Januari ini, tapi mundur lagi sampai dengan tanggal 4 Februari. Alasan diundurnya katanya visa belum selesai dan lain-lainnya," kata dia.

Ida mengaku mendatangi kantor PT SBL untuk meminta uangnya kembali. ‎Dia pun telah melaporkan PT SBL ke kepolisian Polda Jawa Barat.

"Saya sudah lapor apa yang menimpa saya ini ke Polda (Jawa Barat). Yah saya inginnya uang saya kembali saja," ucap dia.

Di tempat yang sama, calon jemaah lainnya dari Tanggerang, yaitu Inggu ‎Riawansah mengatakan hal senada. Sebelumnya Inggu bersama 19 orang lainnya dari Tanggerang dijadwalkan berangkat pada 28 Januari 2018, namun pihak manajemen PT SBL belum memberikan kepastian.

"Uang saya sudah masuk, kurang paham kenapa saya belum berangkat juga. Kita sudah nanyain (manajemen) tapi gak ada yang bisa jawab," ujar Inggu.

3 dari 3 halaman

Pihak SBL Minta Jamaah Bersabar

Sementara itu, salah seorang koordinator jemaah, Kiki, mengumumkan kepada para calon jemaah untuk bersabar di Kantor PT SBL. Dia pun mempersilahkan kepada calon jemaah yang menginginkan uangnya kembali untuk mengisi formulir terlebih dahulu.

"Bapak dan ibu mohon bersabar, sekarang manajemen sedang mengurus ke Polda jadi mohon dimaklumi. Yang ingin refund silahkan ambil formulir dan isi di rumah,"‎ kata dia di hadapan para calon jemaah.

‎"Kita ‎tidak mau menelantarkan jemaah, segenap koordinator dengan tegas mendukung SBL untuk fokus memberangkatkan jemaah, karena yakin masih mampu. Beri ruang dan waktu untuk mempertanggungjawabkan apa yang kami lakukan," tambah Kiki.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.