Sukses

Kapal Pinang Jaya Karam di Laut Jawa, 6 Orang Hilang

Sementara 12 anak buah kapal (ABK) Kapal Pinang Jaya yang tenggelam diselamatkan oleh kapal MV Serasi II.

Liputan6.com, Surabaya - Kapal tenggelam akibat cuaca buruk kembali terjadi di Tanah Air. Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, memastikan Kapal Motor (KM) Pinang Jaya tenggelam di perairan Laut Jawa, dekat wilayah Indramayu, Jawa Barat, akibat cuaca buruk.

Dari 18 anak buah kapal (ABK) yang berlayar di atas KM Pinang Jaya, 12 orang di antaranya berhasil diselamatkan oleh kapal Motor Vessel (MV) Serasi II, yang kebetulan melintas dan sedang menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

"Dua belas korban yang diselamatkan MV Serasi II kami terima sekitar pukul 05.00 WIB subuh tadi di Pelabuhan Tanjung Perak," ucap Kepala Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya, Amiruddin, saat dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (30/1/2018), dilansir Antara.

Usai serah terima para korban kapal tenggelam, Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak segera melarikannya ke Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) di lingkungan Pelabuhan Tanjung Perak untuk diperiksa kesehatannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hendak Berlayar ke Samarinda

Diperoleh informasi, KM Pinang Jaya berlayar dari Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, pada Sabtu, 27 Januari 2018, dengan tujuan Samarinda, Kalimantan Timur. Namun, di tengah pelayarannya, saat melintas di perairan dekat Indramayu, pada Sabtu itu juga, kapal tenggelam.

"Karena berangkat dari Jakarta, saya belum memiliki data pasti tentang KM Pinang Jaya, seperti kapal ini mengangkut apa, serta bagaimana peristiwa kecelakaannya hingga akhirnya tenggelam," ucapnya.

Amiruddin cuma memperoleh informasi kapal ini berukuran sekitar 1.000 Gross Tonage (GT). Itulah yang membuat dia meyakini KM Pinang Jaya tenggelam akibat cuaca buruk.

Keyakinannya itu didasari surat edaran Notice to Marine terhadap kapal-kapal berukuran di bawah 1.000 GT yang diimbau agar tidak berlayar selama beberapa hari ke depan karena prakiraan cuaca buruk di sejumlah wilayah perairan Indonesia, termasuk Laut Jawa.

"Sampai sekarang 6 ABK KM Pinang Jaya masih dinyatakan hilang," ujarnya.

Terhadap 12 ABK kapal tenggelam yang telah diselamatkan, Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya telah menghubungi pihak operator atau agen perusahaan KM Pinang Jaya agar segera dijemput dan dipenuhi hak-haknya.

 

3 dari 4 halaman

Kapal Penumpang Nyaris Hilang di Laut Banda

Hari yang sama sekitar pukul 10.30 Wita, sebuah kapal penumpang rute Pulau Wawonii-Pelabuhan Kendari, Sulawesi Tenggara, nyaris hanyut ke laut Banda. KM Fajar Fadilla, kapal kayu sepanjang 20 meter itu tiba-tiba mesinnya tak berfungsi saat berlayar dengan membawa 144 penumpang.

Saat berlayar dari Pulau Wawonii menuju ke Kota Kendari, pukul 08.00 Wita, seharusnya kapal sudah tiba pada pukul 12.00 Wita. Namun, kapal tiba-tiba hilang kontak.

Setelah dilaporkan sejumlah nelayan, personel dari Kantor SAR Kendari langsung bergerak cepat. Kapal kemudian ditemukan di antara Pulau Saponda dan Langara, tepat di bibir Laut Banda.

Tim SAR mengevakuasi para penumpang kapal yang mati mesin di perairan Wawonii, Sulawesi Tenggara. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Saat dihampiri kapal SAR, sejumlah penumpang melambaikan tangan ke arah kapal, meminta pertolongan. "Kami kira tadi kapal biasa, kami minta tolong dan akhirnya bisa selamat," ujar Asseng, salah satu penumpang selamat, dikutip Liputan6.com.

"Pertama kami evakuasi penumpang, sebab 1 orang penumpang ada yang sakit," ujar Djunaidi, Kepala Kantor SAR Kendari melalui Humas SAR, Wahyudi.

Penumpang yang sakit diketahui bernama Iskandar (21). Pria ini kemudian dievakuasi terlebih dahulu dengan menggunakan RIB (perahu karet). Korban selanjutnya dibawa ke RS Abunawas untuk berobat.

 

4 dari 4 halaman

Kapal Ditarik ke Pelabuhan Kendari

Selasa siang tadi sekitar pukul 12.30 Wita, kapal berhasil dievakuasi hingga ke Pelabuhan Kendari. Namun, untuk membawa kapal ini tidak mudah karena harus ditarik menggunakan tali tambang sepanjang 50 meter.

"Kami tidak tahu juga kenapa kapal bisa mati mesin. Tapi, waktu kami berangkat dari Pelabuhan Wawonii, tidak ada tanda-tanda kerusakan," tutur Irwan, nakhoda kapal.

Adapun sejak awal tahun, tim SAR Kendari sudah menangani tiga kasus kapal mati mesin. Dua di antaranya kapal nelayan yang mati mesin di perairan Wakatobi. "Tetapi semua bisa selamat, berkat informasi dan kerja sama semua pihak terkait, mereka bisa dievakuasi," ujar Djunaidi.

Tim SAR mengevakuasi para penumpang kapal yang mati mesin di perairan Wawonii, Sulawesi Tenggara. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Namun, bulan ini, tercatat ada tiga kasus kecelakaan laut. Di antaranya, kapal nelayan yang dihantam ombak di perairan Pulau Siompu, Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, sejak Senin, 22 Januari 2018. Hingga kini, nelayan bernama La Ndake (62) belum ditemukan.

Seorang nelayan bernama Jadin (40) juga hilang di Laut Kabaena. Kejadiannya pada Senin, 22 Januari lalu, Jadin ditemukan tewas dengan kepala sobek di dalam sampannya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.