Sukses

Asyiknya Keliling Yogyakarta Naik Becak Bertenaga Matahari

Jangan ragu naik kereta bertenaga matahari di Yogyakarta. Bisa jalan terus tak pakai deg-degan kalau ada tanjakan.

Yogyakarta - Anak-anak Yogyakarta kembali membuktikan kreativitas dan inovasinya. Kali ini di bidang transportasi tradisional. Siswa SMK Piri Yogyakarta menggagas karya berbentuk becak kayuh bertenaga surya yang dioperasikan para penarik becak kayuh konvensional di area Malioboro.

Sekilas tak ada yang berbeda antara becak kayuh konvensional dan becak listrik ini. Hanya saja lampu, retting, hingga klakson becak tersebut menyala dengan lebih terang dan nyaring suaranya.

Becak yang menggunakan tenaga baterai dan dipersenjatai dengan solar cell ini sebenarnya mulai dioperasikan sejak 2,5 bulan lalu di beberapa kawasan wisata DIY, seperti Jalan Malioboro dan Jalan Mangkubumi.

Akan tetapi, baru beberapa hari terakhir, kabar beritanya menyeruak karena beberapa warganet merasa ada yang unik di balik becak kayuh yang di atasnya terdapat panel surya untuk mengisi tenaga listrik.

KRjogja.com, Senin (29/1/2018), siang, menyempatkan berbincang dengan Jumali (58) salah satu penarik becak yang mangkal di depan Hotel Malioboro Inn kawasan Jalan Sosrowijayan. Pria paruh baya ini mengaku cukup terbantu dengan adanya becak listrik yang dihasilkan para siswa SMK Piri tersebut.

"Saya mulai narik becak listrik ini sejak 2,5 bulan lalu dan ternyata cukup membantu karena bisa menggunakan tenaga listrik, terutama saat melewati tanjakan. Maklum kan sudah tua jadi kalau nggenjot terus ya cepat capek, boyoken," ia mengungkapkan sembari tersenyum.

Baca berita menarik lainnya dari KRJogja.com di sini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dilengkapi Panel Surya

Becak listrik yang dikemudikan Jumali ini terbilang cukup aman karena kecepatan maksimal mesin hanya berkisar antara 20-25 kilometer per jam.

"Sebenarnya bisa 45 kilometer per jam, tapi biasanya 20 km per jam saja digunakan agar lebih aman, pun biasanya dipakai saat lelah mengayuh," sambung Jumali.

Adanya panel surya di atas kap penutup becak, menurut Jumali, tidaklah menjadi pengganggu. Saat matahari terik, panel tersebut bisa berfungsi untuk mengisi daya baterai, sehingga lebih ramah lingkungan sekaligus tanpa bahan bakar minyak (BBM).

Sementara ketika hari mendung atau malam hari, kerja sama antara pihak hotel dan SMK Piri menelurkan gardu tempat pengecasan baterai.

"Biasanya jika terisi penuh saya bisa narik penumpang 3-4 kali dengan rute Malioboro-Taman Sari hingga Kraton. Sangat membantu bagi kami penarik becak dan pengguna yang merasa lebih aman karena larinya tak terlalu cepat juga," tutur warga Pandak Bantul ini.

Saat ini, total ada 10 becak listrik dengan tenaga surya yang beroperasi di wilayah Yogyakarta. Tampaknya, kreasi ini bisa jadi salah satu jalan keluar maraknya pembuatan becak motor yang dinilai instansi berwenang melanggar peraturan lalu lintas.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.