Sukses

Viral, Bocah dengan IQ Sangat Rendah Mahir Desain Gaun Fantastis

Hasil karya Windi pun tak kalah dengan rancangan desainer baju papan atas di Indonesia. Mulai dari gambar yang lebih detil dan tajam.

Liputan6.com, Pekalongan - Windi Setyoningsih (23), seorang gadis penyandang disabilitas warga Pekalongan, Jawa Tengah, patut diapresiasi. Meskipun hidupnya serba kekurangan dan berasal dari keluarga miskin, ia mampu membuat karya gambar menawan berupa sketsa busana baju kebaya (gaun) ataupun baju pesta.

Kemampuan menggambar sketsa atau desain gaun sudah dilakukannya sejak Windi memutuskan keluar sekolah dasar. Saat itu, Karsidin dan Sutini, orangtua Windi, merasa kasihan putri kesayangannya itu tertinggal secara akademik jika dipaksakan tetap sekolah.

Terlebih Windi memiliki IQ di bawah rata-rata, sehingga dirinya sangat kesulitan mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya di kelas. Selain itu, semasa mengenyam pendidikan sekolah, penyandang disabilitas itu kerap kali mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari teman-temanya.

Ejekan ataupun celaan dari teman-temannya hampir setiap hari dierima Windi. Namun, hal itu tak membuat dirinya putus asa, meskipun akhirnya putus sekolah saat masih duduk di bangku kelas IV SD.

Bakat Windi dalam menggambar atau sketsa desain gaun muncul secara autodidak. Tak pernah ia mengikuti kursus menggambar desain gaun khususnya. Hanya saja, beberapa kali Windi melihat tayangan di televisi terkait rancangan desain baju atau gaun.

Hasil karya Windi pun tak kalah dengan rancangan desainer baju papan atas di Indonesia. Mulai dari gambar yang lebih detil dan tajam, serta motif yang begitu padu pada rancangan sketsa gambar gaun menghasilkan karya indah.

"Saya suka menggambar, senangnya bikin baju pesta untuk perempuan," ucap Windi, Senin 29 Januari 2018.

Setiap hari, Windi disibukkan dengan alat tulis seperti buku tulis dan pena. Sedangkan menggambar desain gaun atau baju dilakukannya untuk mengisi hari-harinya di rumah sederhana milik orang tuanya.

"Penginnya sekolah lagi, tapi sudah lama enggak berangkat. Sekarang bantu-bantu ibu saja di rumah sambil menggambar," jelasnya.

Semula ia menggambar sketsa gaun atau baju di atas buku tulis bergaris. Ratusan karya yang telah dihasilkanya membuat tetangganya takjub. Kemudian karya Windi diunggah di media sosial dan tak lama berselang menjadi viral.

Karena merasa peduli, tetangga Windi pun seringkali memberikan kertas khusus gambar. Dengan harapan, penyandang disabilitas itu dapat lebih meningkatkan hasil karya gambar, sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya dan keluarga Windi.

"Enggak ada yang ajarin. Saya cuma lihat gaun atau baju di televisi, karena suka akhirnya saya gambar," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengagumi Desainer Ivan Gunawan

Bakat yang dimiliki Windi sudah terasah lebih dari 10 tahun itu, puluhan motif rancangan desain gaun atau baju yang begitu cantik dihasilkannya.

Seluruh karya Windi pun disimpan di rumahnya. Orangtuanya yang mengumpulkan lembar-lembar sketsa gaun yang cantik.

Windi pun mengaku, sangat mengagumi desainer papan atas, yakni Ivan Gunawan. Suatu saat nanti, ia pun percaya dapat bertemu dengan desainer yang memiliki badan besar dan gempal tersebut.

"Saya kagum sama Pak Ivan Gunawan. Karyanya bagus sekali dan saya pengin ketemu," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Pelipat Perban Kain Kassa

Selain menyalurkan hobinya menggambar, Windi yang usianya kini sudah menginjak dewasa juga membantu kedua orangtuanya dalam mencari nafkah atau penghasilan tambahan.

Sebelum menggambar, Windi membantu melipat perban dari kain kassa. Pekerjaan itu dilakukan di depan rumahnya ibunya untuk mendapatkan penghasilan.

"Biasanya sebelum nggambar, saya bantu ibu melipat perban kain kasa ini. Lumayan bisa bantu ibu hasilnya sehari bisa dapat Rp 7 ribu," kata dia.

Windi pun memiliki cita-cita menjadi desainer busana. Sehingga dirinya bisa membantu keluarganya sendiri. Ibu dan ayah Windi hanya bekerja sebagai buruh serabutan.

"Cita-cita saya pengin kerja, kalau bisa desainer, karena saya mau bantu ibu," jelasnya.

Keluarga Windi memang tergolong kurang mampu. Bahkan, bangunan rumah yang saat ini ditempati merupakan bantuan dari pihak pemerintah pada 2014 lalu. Sebelum dipugar seperti sekarang ini, rumah Windi jauh dari kata layak huni.

Satu impiannya dengan banyaknya karya yang telah dihasilkan, Windi ingin semuanya dapat bermanfaat bagi orang lain dan dapat mengangkat kehidupan orangtuanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.