Sukses

Geger Temuan Makam Kuno dan Sumur Berkhasiat di Cirebon

Sebagian warga meyakini sumur yang ditemukan bareng dengan makam kuno di Cirebon punya khasiat.

Liputan6.com, Cirebon - Warga Cirebon digegerkan adanya temuan tiga makam kuno dan dua sumur yang muncul di kawasan pemukiman. Di Desa Tegal Wangi Blok Maju Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, warga berbondong-bondong mendatangi situs di kampung rotan itu.

Dari informasi yang dihimpun, munculnya makam dan sumur tersebut pada awal Januari 2018 lalu. Saat itu, pemilik rumah ingin membuat pondasi untuk dibangun rumah.

"Setelah digali keluarga saya sama cangkul tiba-tiba berbenturan dengan benda keras. Dilihat ternyata tumpukan bata yang rapih," kata salah seorang keluarga pemilik rumah Devi Ari Septiani kepada Liputan6.com, Jumat (26/1/2018).

Penasaran dengan tumpukan bata tersebut, pihak keluarga terus mencari tahu. Devi juga sempat berkomunikasi dengan pihak Keraton Kanoman Cirebon untuk memastikan temuan keluarganya itu.

Dia mengatakan, proses penggalian sumur dan makam yang berada di dalam tanah tersebut selama 10 hari. Keluarga Devi kaget setelah digali, terdapat tiga makam dan dua sumur.

Tiga makam tersebut masih tertata rapih dengan dua sumur didepannya. Dari ketiga makam yang muncul, satu merupakan makam panjang.

"Kebetulan saya dekat dengan orang Kanoman jadi dibantu juga," ujar dia.

Pantauan di lokasi, warga rela mengantri membawa botol plastik hanya untuk membawa pulang air yang keluar dari dalam sumur tersebut. Dua sumur tersebut sudah tertara rapih membentuk oval dan kotak.

Air dalam sumur terlihat jernih dan segar ketika diambil dengan gayung. Tak heran banyak warga mengantri hanya sekedar cuci muka hingga dibawa kerumah.

Sebagian besar warga meyakini air jernih yang keluar dari dalam sumur tersebut adalah berkah. Warga meyakini air yang ada di dua sumur tersebut memiliki barokah tersendiri.

"Saya juga tidak sangka ada petilasan seperti ini padahal dari dulu ya suka digali bahkan sempat ditanami. Tapi pas mau dibangun rumah jadinya seperti ini," kata dia.

Hingga saat ini, warga baik dari Desa Tegal Wangi maupun dari luar Cirebon terus berdatangan. Mereka penasaran ingin melihat fenomena munculnya makam kuno dan sumur tersebut.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Petilasan Peninggalan Leluhur Cirebon

Pendamping Sultan Kanoman Cirebon Elang Aji Nurasa mengaku kawasan tersebut merupakan petilasan peninggalan leluhur Cirebon. Dari informasi yang dihimpun, tiga makam tersebut merupakan peninggalan para tokoh besar Cirebon.

Makam pertama merupakan petilasan Nyi Ageng Mantro, makam kedua merupakan petilasan Pangeran Sentana. Untuk makam panjang diyakini merupakan petilasan Ki Buyut Depa.

"Saya tidak berani membuka karena itu makam dan itu memang petilasan peninggalan leluhur," kata dia.

Dia menyebutkan, ketika tokoh tersebut diperkirakan hidup di abad 14-15 Masehi. Dia mensinyalir, petilasan tersebut berkaitan dengan kerajaan Pajajaran.

Dari informasi yang didapat, Nyi Mantro adalah pendiri desa Galmantro yang sekarang dikenal dengan Desa Tegal Wangi. Ki Depa merupakan salah satu sesepuh Cirebon, dan Pangeran Sentana merupakan pengikut Sunan Gunung Jati.

"Peran Nyi Ageng Mantro nyambung antara Pajajaran dan Cirebon," ujar dia.

Model petilasan tersebut seakan merupakan peninggalan Pajajaran karena sekitar makam dan sumur sudah membentuk seperti tempat bersantai. Terlihat ada dua sumur di depan pemakaman.

Aji menyebutkan, pada sumur yang berbentuk kotak bernama Sumur Sinayung. Sementara sumur yang berbentuk oval bernama Ki Layung.

Masing-masing sumur, ujar dia, diyakini memiliki khasiat tersendiri. Sumur Ki Layung diyakini untuk memperoleh kepayungan, dan Sinayung untuk membantu pengobatan.

"Setelah saya bertemu keluarga pemilik rumah dan mendapat izin saya bermunajat dan ternyata muncul situs leluhur," ujar dia.

Tak hanya itu, dalam penggaliannya Aji juga melihat ada bebatuan yang menyerupai pondasi sebuah candi kuno. Dia mengaku tidak berani menelusuri jejak petilasan tersebut karena lahan milik warga.

"Sebenarnya masih harus digali agar ketemu alur sejarahnya tapi saya tidak berani karena lahan bukan punya Kanoman melainkan punya warga," ujar dia.

Dia mensinyalir, situs tersebut dahulu adalah kawasan taman sari. Taman tersebut, kata dia menjadi pondasi depan dari sebuah bangunan candi.

"Yang pasti harus dijaga karena fenomena yang langka juga di Cirebon tiba-tiba muncul makam dan sumur," kata dia. 

 Saksikan video pilihan ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.