Sukses

Bukan soal Makanan, Ini Alasan Puluhan Pasien Rehabilitasi Kabur

Pimpinan klinik rehabilitasi membantah jika kaburnya para pasien dikarenakan persoalan makanan.

Liputan6.com, Medan - Sebanyak 34 pasien Klinik Pratama Rehabilitasi Narkoba LRPPN (Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika) Bhayangkara Indonesia kabur pada Selasa, 16 Januari 2018, sekitar pukul 10.00 WIB.

Pimpinan LRPPN BI, Suwito, membantah jika kaburnya puluhan pasien dikarenakan persoalan makanan. Sebab, makanan salah satu hal paling penting yang diperhatikan di tempat rehabilitasi bagi para pencandu tersebut.

"Bukan karena makanan. Kita tiga kali sehari makan, menunya juga sama dimakan oleh karyawan kita. Untuk menentukan menu makanan, kita pihaknya sediakan seusai permintaan para pasien," kata Suwito di Medan, Sumatera Utara, Kamis, 18 Januari 2018.

Diungkapkan Suwito, penyebab kaburnya para pasien lantaran mereka sudah tidak betah mengikuti program rehabilitasi. Bahkan, para pasien masih berkeinginan berbuat bebas, salah satunya dengan mengisap rokok.

"Sebagian yang kabur kemarin masih baru, masih berontak mau bebas. Kita ada peraturan, dan mereka masih mau minta rokok. Itu tidak boleh," ujarnya.

Menurut Suwito, aksi kaburnya para pasien itu sudah direncanakan sebelumnya. Hal ini diketahui dari pengakuan pasien yang tidak melarikan diri, dan otak perencananya baru dua bulan menjalani rehabilitasi.

"Untuk yang merencanakan pelarian itu tetap kita bina. Kita ini statusnya lembaga pembinaan," ucapnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Setengah dari Pasien Kabur Sudah Kembali

Terkait kaburnya para pasien, hingga kini sudah separuh dari yang kabur kembali ke panti rehabilitasi yang berada di Jalan Budi Luhur, Medan Helvetia itu. Pihak LRPPN BI juga telah berkoordinasi dengan orangtua para pasien untuk kembali menyerahkannya.

"Untuk kerusakan yang kita alami tidak terlalu besar. Kita tidak buat laporan kepada pihak polisi," terangnya.

Sebelumnya puluhan pasien di Klinik Pratama Rehabilitasi Narkona LRPPN (Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika) Bhayangkara Indonesia kabur. Diduga kaburnya para pasien karena persoalan makanan.

Informasi diperoleh Liputan6.com, panti rehabilitasi narkoba yang terletak di Gang PTP, Jalan Budi Luhur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara itu menampung sekitar 60 pasien. Untuk pasien yang kabur diperkirakan sekitar 34 orang.

Pihak Keamanan Klinik Pratama Untung Wibowo mengatakan, para pasien rehabilitasi yang kebanyakan tersandung kasus narkoba tersebut kabur dengan cara mendobrak pintu depan bagian samping panti. Mereka kabur sekitar pukul 10.00 WIB.

"Dugaan kita gara-gara makanan. Mereka merasa bosan, karena makanan setiap pagi itu-itu saja," kata Untung, Selasa, 16 Januari 2018.

3 dari 3 halaman

Ada Provokator

Disebutkan Untung, situasi semakin parah disebabkan adanya sejumlah pasien yang menjadi provokator. Usai kejadian, pihak panti telah berkoordinasi dengan pihak keluarga para pasien untuk mengembalikan pasien yang kabur.

"Kalau jemput paksa kita enggak bisa. Untuk jumlah penghuni yang kabur masih kita data," sebutnya.

‎Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Trila Murni mengatakan, dari pemeriksaan sementara yang dilakukan pihaknya, ditemukan tanda-tanda kerusakan di dalam panti rehabilitasi narkoba tersebut. Misalnya, adanya kaca dan piring yang pecah.

"Masih kita lidik. Ada puluhan yang melarikan diri, ada yang naik becak, dan beberapa ada juga yang sudah kembali," ungkapnya.

Saat itu, sejumlah personel dari Polsek Helvetia masih berada di lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Tampak pula pintu panti ditutup rapat-rapat oleh petugas.

"Ada yang sudah kembali. Kita sudah sita CCTV. Untuk perusakannya belum ada laporan," tambahnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.