Sukses

Pedagang Beras di Karawang Tiap Hari Kekurangan Stok

Karawang dikenal sebagai gudang beras Jawa Barat. Namun, pedagang beras setempat mengaku kekurangan stok jualan tiap hari belakangan ini.

Liputan6.com, Karawang - Para pedagang beras di Pasar Induk Beras Johar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengaku hampir setiap hari kekurangan stok beras sejak beberapa pekan terakhir.

"Setiap hari para pedagang beras di pasar ini kekurangan 200-300 ton beras," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beras Johar, Sri Nargito, di Karawang, Selasa, 16 Januari 2018, dilansir Antara.

Akibat kekurangan stok itulah, sejak beberapa pekan terakhir, harga beras medium di pasar tersebut mengalami kenaikan. Saat ini, harga beras medium mencapai Rp 12 ribu - Rp 13 ribu per kilogram.

Menurut dia, para pedagang beras di Pasar Induk Beras Johar membutuhkan sedikitnya 1.000 ton per hari guna mengoptimalkan kebutuhan pasar beras.

Namun, selama beberapa pekan terakhir, kebutuhan beras di pasar itu tidak terpenuhi. Alhasil, harga beras di pasaran mengalami kenaikan.

Ia menyatakan, saat harga beras tinggi, upaya Bulog menurunkan harga melalui operasi pasar tidak mampu menekan kenaikan harga beras. Kondisi itu terjadi karena kualitas beras yang dipasarkan Bulog dalam operasi pasar itu tidak laku di pasaran.

"Pertama kualitasnya rendah, jadi tidak laku. Kami sudah kemas beras dari Bulog itu, lalu harganya juga kami jual Rp 8.000 per kilogram, tetapi tetap kurang peminat," katanya.

Kepala Bulog Subdivre Karawang-Bekasi Muhammad Syaukani membantah bahwa beras CBP yang diturunkan oleh Bulog dalam beberapa kali operasi pasar tidak laku di pasaran.

"Sampai saat ini kami berhasil 'mengguyur' hingga 10.000 ton beras. Jika ada yang kualitasnya jelek, itu cuma satu atau dua karung saja. Itu hanya nol koma sekian persen," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pedagang Beras Banten Menjerit

Adapun harga beras di Pasar Induk Tau (PIR) Kota Serang, Banten, mengalami kenaikan. Setidaknya, harga beras terendah dari sebelumnya hanya Rp 9 ribu/kg, kini menjadi Rp 11 ribu/kg. Lalu beras premium, dari sebelumnya Rp 12 ribu, kini menjadi Rp 13.500/kg.

"Enggak tahu telat panen apa permainan (tengkulak), enggak tahu. (Pembeli) pada mengeluh," kata Irul, pedagang toko Beras Amanah di PIR, Kota Serang, Selasa, 16 Januari 2018.

Guna menekan kenaikan harga beras, Bulog menggelar operasi pasar di beberapa pasar, seperti di Pasar Baros Kabupaten Serang, Pasar Lama dan PIR Kota Serang.

Di PIR, Bulog Sub Divre Serang menyalurkan 16 ton beras. Sementara di Pasar Baros, Bulog menyalurkan satu ton beras. Sedangkan di Pasar Lama, disalurkan sebanyak tiga ton beras tipe premium.

"(Beras yang kita salurkan) jenis beras medium, dijual Rp 9.300/kg. OP udah seminggu yang lalu," kata Arlan Ismail, petugas penyalur beras Operasi Pasar, saat ditemui di PIR, Kota Serang, Banten.

Menurutnya, kenaikan harga beras hampir terjadi di seluruh wilayah Banten. Beras dari Bulog disalurkan ke pedagang yang kemudian dijual seharga Rp 9,300/kg ke konsumen.

"Ada kenaikan harga beras, Rp 11 ribu - Rp 12 ribu sampai ada yang Rp 13 ribu/kg. Beras jenis medium normal nya Rp 8 ribu -Rp 9 ribu/kg," katanya.

3 dari 3 halaman

Pembeli di Garut Tinggalkan Beli Karungan

Sejmentara di Kabupaten Garut, Jawa Barat, jumlah pedagang beras di Pasar Induk Ciawitali mulai mengeluhkan kerugian akibat turunnya daya beli masyarakat. Terutama, usai kenaikan beras yang terjadi dalam sepekan terakhir.

"Jarang yang beli satu karung, paling beberapa kilogram," ujar Uum Sumiyati, salah seorang pedagang beras di Pasar Ciawitali, Garut, kemarin.

Menurutnya, semua jenis beras yang biasa dijual terjadi kenaikan sebesar 15 persen dalam sepekan terakhir. Kenaikan itu akibat kurangnya pasokan dari petani di berbagai daerah Jawa Barat.

"Ongkos kirim dari agen naik, jadi tidak bisa menjual dengan harga normal," ujarnya.

Ia menyebutkan pula, beras kualitas eksklusif jenis Sarinah dari semula Rp 11 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram, beras dari Banjar yang semula Rp 10 ribu menjadi Rp 11 ribu per kilogram, dan beras kualitas rendah dari Rp 9.500 menjadi Rp 11 ribu per kilogram.

"Kami para pedagang berharap harga turun, karena adanya kenaikan ini penjualan jadi berkurang," tuturnya.

Rani, salah seorang pembeli beras di Pasar Ciawitali mengatakan, akibat kenaikan harga yang cukup tinggi, hanya membeli beras dengan eceran.

"Sekarang harga satu karung harganya mahal, makanya beli eceran dulu, sebab belum beli kebutuhan lainnya," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.