Sukses

Koes On Seven, Band Anak Muda Asal Malang Pelestari Koes Plus

Improvisasi mereka hilangkan demi menikmati versi asli lagu Koes Plus.

Liputan6.com, Malang - Memainkan lagu–lagu Koes Plus di hadapan anak muda adalah tantangan sekaligus membuktikan bahwa karya band legendaris Indonesia itu tak lekang oleh zaman. Abadi, menembus lintas generasi termasuk kalangan anak muda masa kini.

Itulah misi empat musisi muda di Kota Malang, Jawa Timur, yang tergabung dalam Koes On Seven. Band beranggotakan Shabir vokalis utama sekaligus rhytm, Luthfi di lead guitar dan kibor, Hafiz pemain bas serta Jordan penabuh drum ini jatuh hati pada musikalitas Koes Plus.

"Shabir dan Luthfi sedang di Jakarta, melayat ke rumah duka almarhum Yon Koeswoyo," ucap Hafiz, pembetot bas Koes On Seven di Malang, Minggu, 7 Januari 2018.

Koesyono "Yon" Koeswoyo, vokalis utama Koes Bersaudara dan Koes Plus meninggal dunia pada Jumat, 5 Januari 2018. Bagi Hafiz dan rekan-rekannya, band legendaris Indonesia itu memiliki keunikan sekaligus kekuatan utama.

"Tiap anggota Koes Plus bisa memainkan lebih dari satu alat musik. Meski ada vokalis utama, tapi semuanya juga jadi vokalis, sehingga bisa bernyanyi bersama," ujar Hafiz.

Koes On Seven terbentuk sejak 2012 silam, saat mereka duduk di bangku kelas II SMA Negeri 7 Kota Malang. Sejak awal berdiri, band ini sudah memainkan lagu–lagu Koes Plus, tapi masih dengan improvisasi. Baru di tahun kedua, mereka memutuskan memainkan versi asli Koes Plus.

"Formasi kami empat orang. Shabir vokalis utama, tapi semua anggota juga ikut bernyanyi. Sama seperti Koes Plus yang asli," tutur Hafiz.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Koes Plus Versi Asli Lebih Nikmat

Tidak hanya jumlah anggota band maupun vokalis mengadopsi versi asli. Chord gitar dan nada musik pun tetap mengacu sesuai aslinya. Meski tak mungkin menyerupai Koes Plus, band ini berupaya menyajikan versi aslinya dalam setiap pementasan mereka.

"Karena memainkan versi asli jauh lebih puas. Musik Koes Plus masih sangat nikmat untuk didengarkan," tutur Hafiz.

Koes On Seven kerap tampil di berbagai ajang, baik itu bertajuk "Tribute to Koes Plus" sampai event umum yang diselenggarakan anak muda. Sekaligus menunjukkan tak selamanya Koes Plus identik dengan generasi tua. Sebab, selama ini mereka melihat lagu Koes Plus direspons baik kalangan muda.

"Target menyasar anak muda, sesuai tujuan bermusik kami untuk melestarikan lagu–lagu Koes Plus. Ternyata banyak yang masih hafal dan ikut bernyanyi saat kami tampil," papar Hafiz.

Anggota Koes On Seven sendiri pernah bertemu langsung dengan beberapa personel Koes Bersaudara dan Koes Plus seperti Murry dan Nomo Koeswoyo. Pernah juga berkesempatan tampil bareng Nomo di sebuah acara di Malang.

Meski Koes Plus ditinggal Yon Koeswoyo, lagu–lagu mereka akan terus bergema. Tak sedikit lagu mereka dibawakan ulang oleh sejumlah musisi Indonesia. Seperti lagu berjudul "Dara Manisku", "Andaikan Kau Datang", "Kisah Sedih di Hari Minggu", dan sebagainya.

3 dari 3 halaman

Cak Nun Bakal Tulis Kisah Rahasia Koes Plus

Adapun wafatnya Yon Koeswoyo mempunyai makna mendalam bagi Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, seniman, budayawan sekaligus penulis asal Jombang, Jawa Timur tersebut.

Pemikir yang gagasan-gagasannya tertuang melalui maiyah, puisi, dan tulisan dalam berbagai bentuk itu ternyata telah lama mengagumi band legendaris Tanah Air, Koes Bersaudara dan Koes Plus yang salah satu vokalisnya adalah Yon Koeswoyo.

Lantaran itulah, tak mengherankan, bila kedatangan Cak Nun di rumah duka maupun di pemakaman almarhum Yon Koeswoyo menjadi arti sendiri bagi keluarga besar Koeswoyo yang berasal dari Tuban, Jawa Timur.

Seperti kawan lama yang baru berjumpa kembali, kebersamaan Cak Nun dan kakak-kakak almarhum pun ditemani dengan mengisap sebatang rokok dari canting sembari mengobrol santai.

Bahkan, budayawan ini yang memimpin doa pengantar almarhum Yon Koeswoyo ke peristirahatan terakhir di samping pusara kedua orangtua dan makam kakaknya, Tonny Koeswoyo, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu, 6 Januari 2018.

Secara pribadi, Cak Nun akan terus menulis dimensi-dimensi yang tidak banyak orang ketahui. "Yon itu sosok yang setia pada kehendak Allah. Nilai-nilai ajaran dari Wali Songo juga dia bawa terus-menerus," ujar Cak Nun, dikutip JawaPos.com.

Menurut dia, bangsa Indonesia punya orang-orang hebat yang kerap dilewatkan. "Kita punya Buya Hamka, Gus Dur, dan beberapa lainnya, tapi mereka hanya kita bawa untuk memenuhi kepentingan politik tertentu, untuk kepentingan kita," katanya.

Padahal, mereka itu bukan untuk kepentingan segelintir orang saja. "Pahami mereka sebagai manusia," ujar Cak Nun, saat pemakaman Yon Koeswoyo.

Baca berita menarik dari JawaPos.com lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.