Sukses

Buaya-Buaya Sering Berjemur dan Incar Ternak

Serangan buaya di Kotawaringin Timur makin intensif. Warga diminta tidak melepas ternak di dekat sungai.

Liputan6.com, Kotawaringin Timur - Ancaman serangan buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dikhawatirkan akan meningkat. Ini akan terjadi jika binatang buas itu makin kesulitan mendapatkan makanan akibat habitatnya rusak.

"Munculnya buaya di sekitar permukiman warga karena habitatnya mulai rusak. Buaya ingin mencari makan karena makanan di habitat asalnya sudah sulit didapat," kata Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, Muriansyah, di Sampit, pada Selasa, 2 Januari 2018, seperti dilansir dari Antara.

Kemunculan buaya di Sungai Mentaya dan Sungai Cempaga makin sering. Sepanjang Desember 2017, terjadi dua kali serangan buaya terhadap warga yang beraktivitas di Sungai Mentaya dan Sungai Cempaga. Untungnya mereka berhasil selamat setelah mampu melepaskan diri dari gigitan buaya.

Serangan buaya sudah sering terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak korban jiwa akibat disambar buaya, bahkan ada korban yang jasadnya tidak ditemukan lagi.

Habitat buaya diperkirakan berada di Pulau Lepeh. Masyarakat sering melihat buaya muncul dan berjemur di bantaran pulau kecil tak berpenghuni yang terletak di tengah Sungai Mentaya di perairan Kecamatan Mentaya Hilir Selatan tersebut.

Muriansyah mengatakan, rusaknya ekosistem sungai yang merupakan habitat buaya membuat ikan dan hewan lain yang menjadi makanan buaya makin sulit didapat. Akibatnya, buaya mencari makan hingga ke perairan kawasan permukiman warga mengincar ternak milik warga seperti ayam dan bebek.

"Kami imbau masyarakat tidak meletakkan ternak di dekat sungai atau membuang bangkai ayam ke sungai karena itu memancing buaya untuk datang. Buaya muncul karena kelaparan dan mencari makan," ucap Muriansyah.

Meski belum terdata, Muriansyah memprediksi populasi buaya di Sungai Mentaya dan Sungai Cempaga masih cukup banyak. Sepanjang 2017, BKSDA Pos Sampit telah menerima tiga ekor buaya muara yang diserahkan warga.

Muriansyah mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai. BKSDA juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mewaspadai serangan buaya.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Duel Lawan Buaya Saat Subuh

Sebelumnya, serangan buaya kembali terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur. Basuni (50), warga Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga, terluka tangannya lantaran digigit reptil amfibi tersebut saat beraktivitas di sungai, Kamis dini hari, 28 Desember 2017.

"Dia diserang saat mengambil air wudu di sungai untuk salat subuh. Untungnya masih bisa menyelamatkan diri, tapi luka di tangan kanan," ucap Rusli, warga Sungai Paring, Kamis, 28 Desember 2017, dilansir dari Antara.

Basuni yang merupakan warga RT 08 itu mengambil air wudu di sungai sekitar pukul 04.00 WIB atau saat azan subuh berkumandang. Tanpa diduga, buaya muncul dari dalam air dan langsung menggigit tangan kanan Basuni.

Basuni yang tercebur ke sungai, berusaha keras melepaskan diri dari gigitan atau serangan buaya. Upayanya berhasil dan gigitan buaya terlepas, ia kemudian berenang naik ke atas lanting atau dermaga.

Warga yang mendengar teriakan Basuni, langsung datang dan menyelamatkannya. Basuni dibawa ke puskesmas dan mendapatkan beberapa jahitan di tangannya.

Serangan buaya itu membuat kaget penduduk desa setempat. Kini, warga waswas beraktivitas di Sungai Cempaga karena takut disambar buaya.

Usai kejadian, pagi harinya Polsek Cempaga langsung melakukan penyuluhan berkeliling desa. Polisi berkeliling menggunakan sepeda motor menyisir perkampungan di pinggir Sungai Cempaga.

Polisi mengimbau masyarakat lebih waspada saat beraktivitas sungai. Sebab, sudah terjadi serangan buaya yang mengakibatkan luka di tangan warga.

"Perhatikan anak-anak Anda, keluarga Anda agar tidak beraktivitas di bibir sungai tanpa ada pengawasan dari orangtuanya atau keluarganya," ucap Bripka Budi Hartono saat melakukan sosialisasi menggunakan sepeda motor.

Sementara itu, Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng Pos Jaga Sampit, Muriansyah, mengaku sudah mendapat informasi kejadian itu. Dia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai.

"Kami akan memeriksa di lokasi sekaligus mengimbau masyarakat untuk lebih waspada," kata Muriansyah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.