Sukses

6 Kasus Pembunuhan Sadis di Sumsel Sepanjang 2017

Sepanjang tahun 2017, ada beberapa kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel).

Liputan6.com, Palembang - Sepanjang tahun 2017 terjadi banyak kasus pembunuhan yang menggemparkan di Palembang dan beberapa daerah di Sumatera Selatan (Sumsel).

Kasus pembunuhan sadis yang terjadi dialami para korban, mulai dari pengendara taksi online, mahasiswa Palembang, rombongan warga yang akan menghadiri kondangan dan korban lainnya.

Berikut enam kasus pembunuhan yang banyak menyedot perhatian warga Indonesia :

Pembunuhan Sadis Pengemudi Taksi Online

Misteri terbunuhnya Edward Limba (35), sopir taksi online di Palembang pada Senin, 28 Agustus 2017, akhirnya terungkap. Komplotan yang terdiri dari lima orang ternyata merencanakan pembunuhan sadis ini dengan matang. Mereka sengaja mencari korban melalui aplikasi taksi online.

Anggota Polres Banyuasin menangkap para tersangka, yaitu Ari TS (32), Adi alias Ucok (27) dan Aldo Putra (32). Dari pengakuan tersangka, sebelum pembunuhan terjadi, mereka sengaja memesan taksi online melalui aplikasi Android menggunakan nama samaran, yaitu Rahman.

Sekitar pukul 20.00 WIB, ketiga tersangka dijemput korban di Jalan Sudirman Palembang dan diminta mengantar ke kawasan Sembawa, Kabupaten Banyuasin Sumsel.

Di tengah perjalanan, IR yang duduk di kursi tengah, tiba-tiba menjerat leher korban dengan sling kawat baja. Karena korban melawan, Ucok menusuk korban dengan sebilah pisau di tujuh bagian tubuh korban.

Aldo pun turut membantu dengan menghunuskan pedang samurai ke tubuh korban. Setelah memastikan korban meninggal dunia, para tersangka membuang korban di semak-semak di daerah Sembawa Banyuasin. Misteri pembunuhan sadis ini akhirnya terbongkar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Terbunuhnya Calon Pengantin

Niat Wiwit (30) menikahi kekasih hatinya, Asworo (30) ternyata berujung petaka. Alumni Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini harus meregang nyawa di tangan calon suaminya.

Pembunuhan itu bermula pada Senin, 8 Mei 2017, ketika kedua pasangan ini berangkat dari Kabupaten Prabumulih menuju Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Mereka hendak berangkat ke Yogyakarta untuk melakukan sesi foto prawedding.

Asworo menyewa mobil Toyota Kijang Innova berwarna hitam di salah satu rental mobil di Kecamatan Sukarame, Palembang. Selama perjalanan menuju ke bandara, kedua kekasih itu diduga terlibat pertengkaran di dalam mobil.

Emosi Asworo yang tak terkontrol membuat dia tega memukul wajah tunangannya yang duduk di sampingnya. Asworo juga memukuli tubuh korban menggunakan kunci setir berkali-kali hingga korban meninggal dunia.

Tersangka membuang jasad Wiwid di semak belukar di Jalan Sungai Sedapat RT 41, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarame. Empat hari kemudian, tubuh calon pengantin wanita itu baru ditemukan warga sekitar. Kondisinya sudah membusuk dan penuh luka.

3 dari 6 halaman

Lamaran Ditolak Berujung Maut

Hidup SO (19) yang tercatat sebagai mahasiswa semester 2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma (UBD) Palembang harus berakhir di tangan kekasihnya sendiri, Suryanto alias Kempol (25).

Diduga, pembunuhan sadis ini dilakukan tersangka karena kisah asmaranya tidak direstui orangtua korban. Kejadian bermula pada Sabtu, 29 April 2017, siang. Sekitar pukul 12.00 WIB, tersangka menjemput korban yang baru pulang kuliah di depan kampusnya.

Suryanto membawa SO ke rumahnya di Jalan Tut Wuri Handayani, RT 62 RW 10, Kelurahan Sukawinatan, Palembang. Korban langsung menghubungi ibunya, Nuryatmi (43) agar menjemputnya di rumah Suryanto.

Saat ibu korban datang ke rumah tersangka dan memanggil nama anaknya, Suryanto dan korban langsung keluar. Suryanto marah karena niatnya untuk melamar kekasih hatinya ditolak mentah-mentah ibu korban.

Suryanto menarik paksa korban dan masuk ke dalam salah satu kamar di rumahnya. Tak berapa lama, terdengar suara teriakan korban. SO tersungkur di lantai dengan bersimbah darah karena ditusuk pacarnya menggunakan pisau tajam.

Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Myria Palembang. Sayang, nyawanya tak tertolong karena banyaknya darah yang mengucur dan luka tusukan yang cukup dalam.

4 dari 6 halaman

Razia Berdarah Keluarga Besar

Niat menghadiri acara pernikahan saudaranya di Kota Lubuk Linggau, Kabupaten Lubuk Linggau, Sumatera Selatan berujung duka.

Satu dari tujuh orang warga Desa Blitar Muka, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu kehilangan nyawa di dalam mobil Honda City setelah ditembaki polisi.

Peristiwa itu bermula saat rombongan dalam mobil tersebut melintasi pertigaan Jalan Fatmawati, Kecamatan Lubuk Linggau Timur 1, Kabupaten Lubuk Linggau, pada Selasa pagi, 18 April 2017, sekitar pukul 10.00 WIB.

Sekitar pukul 11.30 WIB, mobil Honda City Nopol BG 1488 ON dengan enam penumpang melewati kawasan razia. Diduga takut diperiksa petugas kepolisian, sopir mobil itu malah berusaha menabrak salah seorang polisi yang sedang mendekati mobilnya.

Salah satu petugas, Brigadir K langsung memberondong mobil berwarna hitam tersebut dengan sepuluh kali tembakan dan mobil pun tersebut berhenti.

Para polisi langsung turun melihat kondisi para penumpang di dalam mobil. Mereka melihat terdapat enam penumpang terkena tembakan.

5 dari 6 halaman

Jasad Bayi Mengambang di Sungai Musi

Warga Palembang dihebohkan dengan penemuan jenazah bayi dengan kondisi tragis, pada Senin, 3 April 2017. Jenazah bayi mungil itu ditemukan mengambang di aliran Sungai Musi dan masih lengkap dengan tali pusarnya.

Cek Nuar (40), warga Jalan Ki Gede Ing Suro Palembang berencana untuk mandi di pinggiran Sungai Musi dekat rumahnya. Sekitar pukul 07.00 WIB, saksi melihat benda yang mengambang di aliran sungai. 

Setelah dilihat lebih dekat, saksi merasa kaget. Ternyata, benda tersebut adalah jenazah bayi yang sudah membiru. "Saya langsung berteriak meminta tolong ke warga sekitar. Lalu, tubuh bayi malang tersebut diangkat oleh warga," kata dia kepada Liputan6.com.

Jenazah bayi berjenis kelamin perempuan tersebut diperkirakan baru saja dilahirkan. Sebab, tali pusarnya masih menempel di tubuh korban yang sudah membiru dan membengkak.

Warga langsung melaporkan penemuan itu ke Polsek IB II Palembang. Beberapa menit kemudian, petugas langsung datang dan mengevakuasi korban. Jenazah bayi malang tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang.

6 dari 6 halaman

Kepala Korban Dijinjing Tersangka

Sungguh sadis yang dilakukan Jum (43), warga Jalan Pangeran Ayin, Desa Kenten Laut, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel). Entah karena motif apa, Jum tega membunuh tetangganya, GS (40), yang tinggal di sebelah rumahnya.

Jum tega memenggal kepala korban lalu menjinjing potongan kepala korban di dalam ember dan membawanya keliling kampung. Tersangka ternyata pernah mengidap penyakit gangguan jiwa dan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Ernaldi Bahar.

Saat Kepala Pos Polisi (Kapospol) Kenten Laut, Brigadir Depri Irawan, mendatangi pelaku yang sedang berjalan sambil membawa parang berlumuran darah sepanjang 70 cm dan ember berisi kepala korban.

"Karena warga ketakutan, jadi polisi berusaha menenangkan pelaku dan mengamankannya beserta barang bukti ke kantor polisi," ia membeberkan.

Saat didekati polisi, pelaku berusaha menyerang dengan mengayunkan parang. Petugas polisi lalu memberikan peringatan dan kembali menenangkan pelaku. Akhirnya pelaku melepaskan parangnya dan mau dibawa ke kantor polisi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini