Sukses

6 Berita Terpanas Sepanjang 2017 dari Cirebon

Cirebon sempat menjadi sorotan publik karena sejumlah peristiwa penting yang terjadi pada tahun 2017. Apa saja?

Liputan6.com, Cirebon - Wilayah Pantura dianggap sebagai kawasan penyangga yang ada di ujung timur Jawa Barat. Sepanjang tahun 2017, banyak peristiwa penting dan menarik perhatian masyarakat, baik di pantura Cirebon maupun luar daerah.

Beragam peristiwa sepanjang 2017 di Cirebon cukup mendapat sorotan. Apalagi, Cirebon yang dulu dikenal dengan sebutan Kota Tilang ini tidak pernah absen dari kunjungan para pejabat.

Berikut ini kumpulan berita dari Cirebon yang masuk jajaran populer dan banyak dibaca di Kanal Regional Liputan6.com.

Pembunuhan Satu Keluarga Gegerkan Cirebon

Peristiwa pembunuhan satu keluarga menggegerkan warga Blok Sijaba, Kelurahan Pasalakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu malam, 2 September 2017. Agus Supriyatna (38) diduga hendak menghabisi nyawa seluruh keluarganya sendiri.

Korban adalah Sumarni (64) ibu kandung pelaku, Rawiyah (33) istri pelaku, Guntur (3) anak pelaku, Eka Galuh Saputra (5) anak pelaku, Lili (35) kakak ipar pelaku, dan Reni (35) kakak kandung pelaku.

Penangkapan pelaku berawal dari laporan warga yang mendengar suara jerit minta tolong di dalam rumah mereka. Mendengar ada jerit minta tolong, warga bersama ketua rukun tetangga (RT) setempat langsung mendatangi rumah tempat kejadian.

"Saya dibangunkan warga pas dengar suara jeritan dari Reni, kakak pelaku. Kami langsung ke sana, ternyata pelaku sudah mau kabur. Kami tangkap dan diamankan di rumah," ucap ketua RT setempat, Astra, Minggu (3/9/2017).Polisi menggelar olah TKP di lokasi pembunuhan satu keluarga di salah satu rumah, Blok Sijaba, Kelurahan Pasalakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jabar. (Liputan6.com/Panji Prayitno)Menurut dia, pelaku berupaya kabur sembari membawa pisau yang sudah berlumuran darah. Tak lama berselang, polisi datang dan langsung menangkap pelaku.

Dari keenam anggota keluarga yang dieksekusi, dua di antaranya meninggal dunia, yakni Sumarni (64) ibu kandung pelaku dan Rawiyah (33) istri pelaku. Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki motif utama pembunuhan yang mengorbankan satu keluarga tersebut.

Berdasarkan hasil penelusuran polisi, tersangka ternyata sebelumnya sering meracau.

"Seperti membaca lafal yang tidak jelas pengucapannya dan mengamalkan sesuatu yang tidak jelas," ucap Wakapolres Cirebon Kompol Wadi Sa'bani, Senin, 4 September 2017.

Bahkan, berdasarkan pengakuan dari keluarga korban bahwa pelaku diduga sedang mempelajari ilmu hitam. Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, tetapi polisi masih menyelidiki motif utama pembunuhan itu. Polisi mengalami kesulitan karena tersangka sulit diajak berkomunikasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Polisi Tangkap Terduga Teroris Jelang Penutupan FKN oleh Jokowi

Jelang penutupan Festival Keraton Nusantara oleh Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi, polisi menangkap seorang terduga teroris, Senin, 18 September 2017.

Terduga teroris berinisial IM asal Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, ditangkap di Lapangan Bandara Penggung, pukul 14.15 WIB. Pelaku ditangkap beberapa saat sebelum pesawat yang membawa Jokowi mendarat di Lapangan Bandara Penggung.

Informasi yang didapat, IM ditangkap dengan membawa tas berisi airsoft gun dan sangkur. Polisi sudah curiga dengan pelaku saat berada di lokasi.

Dari hasil penangkapan di Bandara Cakrabuana Cirebon, pelaku membawa kertas ajakan untuk berjihad. Kapolresta Cirebon AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar mengatakan, polisi melakukan penyelidikan untuk mendalami motif utama terduga teroris asal Majalengka ini.

Petugas sudah mengumpulkan barang bukti dan melakukan olah Tempat Kejadia Perkara (TKP) di lokasi penangkapan, yakni area Bandara Penggung Kota Cirebon.

Dari hasil pemeriksaan, terduga teroris IM diketahui bekerja sebagai sales obat, dan jadi teroris setelah belajar di internet.

"Terduga IM belajar tauhid dan jadi teroris dari internet," ujar Adi.

"Terduga IM belajar tauhid dan jadi teroris dari internet. Barang-barang tersebut didapat darimana masih pengembangan," Adi Vivid menambahkan.

Polisi sempat membaca kutipan singkat mengenai isi surat ajakan jihad terduga teroris IM.

"Wahai Para Mujahudin di manapun kalian. Belalah saudara-saudara daulah semampu kalian. Ini imbauan untuk jihad fisabilillah di jalan mereka," kata dia.

Polisi kemudian menggeledah rumah terduga teroris di Blok Jumat, RT 002 RW 012, Desa Burujul Wetan Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Polisi melalukan penjagaan di sekitar lokasi rumah IM.

Kapolresta Cirebon AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar mengatakan, telah menemukan sejumlah barang-barang yang berkaitan erat dengan upaya teror terhadap Presiden Jokowi di Bandara Cirebon.

"Dari hasil penggeledahan, kita temukan kartu tempat latihan menembak di dalam dapur rumah terduga IM. Selain itu, juga kami menemukan benda untuk dijadikan sasaran menembak. Seperti, sendok makan dalam keadaan hampir bolong bekas tembakan, beberapa peluru, botol, dan sebuah gambar Pokemon," kata Adi Vivid.

3 dari 6 halaman

Kisruh Transportasi Online dan Konvensional

Pemandangan langka terjadi di seluruh titik jalan raya wilayah Cirebon. Seluruh anggota polisi bersiaga di sejumlah titik strategis Kota Cirebon. Sejumlah kendaraan operasional juga dikerahkan, mulai dari motor dan mobil patroli hingga truk Dalmas dan bus operasional polisi.

Namun, kendaraan tersebut bukan digunakan untuk mengantisipasi aksi besar-besaran pendemo. Pengerahan kendaraan operasional polisi rupanya difungsikan untuk mengantar warga dan anak sekolah. Hal itu menyusul aksi mogok para sopir angkot lantaran protes adanya taksi online.

"Sudah kami antisipasi mogok angkutan umum. Polresta pada jam 06.00 WIB sudah menyiapkan dua truk dalmas, satu bus, serta seluruh kendaraan patroli roda dua dan roda empat," kata Kapolresta Cirebon AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar, Selasa (15/8/2017).

Sementara itu, puluhan sopir angkot yang mogok berdiri di sepanjang jalan. Mereka yang mogok memaksa sopir angkot lain untuk berhenti beroperasi dan menurunkan paksa penumpang.

Polisi pun menyikapi aksi sopir angkot tersebut dengan memindahkan penumpang ke kendaraan operasional mereka. Bahkan, satu anggota polisi terlihat mengambil alih mobil angkot untuk mengantarkan penumpang sampai ke tujuan.

 

Di tengah aksi mogok beroperasi, ratusan sopir angkot, ojek pangkalan hingga becak di Cirebon melakukan aksi sweeping massal terhadap kendaraan yang diduga sebagai transportasi online.

Aksi sweeping tersebut dilakukan usai pertemuan dengan DPRD dan Wali Kota Cirebon terkait tuntutan mereka menutup transportasi online di Cirebon. Massa langsung bergerak ke Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon.

Massa juga nyaris menyerbu dan menutup paksa kantor Grab yang berada di komplek CSB di Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon. Namun, rencana tersebut berhasil dihalau polisi. Namun tak sedikit aksi sweeping supir angkot itu salah sasaran.

Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis meminta layanan transportasi online, termasuk taksi online, di Cirebon tidak lagi beroperasi. Hal itu menyusul kesepakatan hasil audiensi sopir angkot dan angkutan konvensional bersama DPRD Kota Cirebon, Selasa (15/8/2017).

 

Namun, sikap Wali Kota Cirebon, yang mendukung penolakan sopir angkot terhadap transportasi online di kawasan Pantura, Jawa Barat, menuai berbagai reaksi dari warganet Cirebon.

Tidak sedikit warganet Cirebon yang meluapkan ungkapan tidak setuju terhadap pemberhentian transportasi online di kolom komentar akun Facebook Nasrudin Azis.

 

Kisruh transportasi online dan konvensional berlangsung kurang lebih tiga bulan. Di tengah kisruh tersebut, terjadi kasus pemukulan terhadap salah seorang sopir transportasi online oleh sopir angkot.

Kisruh antara angkutan online dan konvensional di Cirebon menemui titik terang setelah kedua belah pihak menggelar pertemuan yang dihadiri oleh Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis dan Polresta Cirebon pada Senin malam, 2 Oktober 2017.

 

4 dari 6 halaman

Puluhan Siswa SD Mual-Mual Usai Konsumsi Jajanan

Kasus keracunan yang menimpa pelajar kembali terjadi. Sebanyak 33 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Muara, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, diduga keracunan jajanan yang dibelinya di area sekolah.

Sekitar pukul 07.30 WIB, puluhan siswa membeli jajanan sejenis crepes di depan sekolah. Namun, sekitar satu jam kemudian, mereka mengalami mual dan kepala pusing.

Tidak hanya itu, sejumlah siswa juga sempat muntah-muntah dan mengeluarkan kembali jajanan yang sudah dimakan. Melihat banyak siswa berjatuhan, pihak sekolah bersama orangtua siswa yang menunggu pun membawa mereka ke puskesmas terdekat.

"Awalnya belum kerasa, terus satu jam kemudian pusing dan mual. Saya beli krepes rasa strawberry," ucap salah seorang siswa korban keracunan jajanan sekolah, Fazilah Hafiza, Kamis (2/11/2017).

Fazilah mengaku sudah sarapan sebelum membeli jajanan itu. Adapun jajanan tersebut termasuk baru di kawasan sekolah mereka. Tak mengherankan, bila banyak siswa menyerbu pedagang crepes yang umumnya banyak ditemukan di mal itu.

Terkait kasus keracunan, dokter fungsional di Puskesmas Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Gunawan AHS mengatakan bahwa dari 33 korban, hanya empat siswa yang dirawat. Keempat siswa yang dirawat selain mual dan muntah dibarengi sesak napas.

"Kalau siswa yang dipulangkan hanya observasi saja," kata Gunawan kepada Liputan6.com, Kamis.

Sebelumnya, menurut dia, pihak puskesmas mendapat informasi mengenai keracunan yang dialami puluhan siswa SDN 1 Muara. Banyak siswa yang sakit perut dan mual-mual.

Namun, tim medis puskesmas bisa langsung menangani keracunan yang diderita puluhan pelajar SD yang diduga akibat mengonsumsi kudapan crepes.

Tim medis pun langsung mengambil sampel jajanan yang menyebabkan puluhan siswa keracunan. "Sampel langsung kami serahkan ke dinas terkait untuk diteliti lebih lanjut," Gunawan memungkasi.

5 dari 6 halaman

Puting Beliung Tumbangkan Papan Reklame di Cirebon Timur

Puluhan rumah warga rusak akibat diterjang angin puting beliung pada Rabu, 29 November 2017. Puting beliung merusak banyak rumah warga di Kecamatan Pangenan dan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Angin ribut yang menerjang selama 15 menit itu juga merusak sejumlah papan reklame yang ada di wilayah timur Cirebon.

"Warga langsung benerin genting rumahnya karena sudah sore sekali," ucap Rasman, salah seorang warga Waruduwur, Kabupaten Cirebon, kepada Liputan6.com, Rabu (29/11/2017).

Angin puting beliung menghantam kawasan timur Cirebon sejak pukul 15.00 WIB. Warga sempat melihat angin kencang dan berputar dari arah laut Cirebon menuju tambak garam.

Tak lama kemudian, angin puting beliung menghantam puluhan rumah di berbagai desa. Seperti genting, antena, kabel listrik, hingga papan reklame. Warga sempat ketakutan dan mencari tempat aman agar tidak terkena dampak dari puting beliung.

"Saya kurang tahu berapa rumah yang rusak karena puting beliung," ujar Rasman.

Polisi pun sibuk mengatur kelancaran lalu lintas di pintu keluar Jalan Tol Kanci, Cirebon. Di depan pintu keluar Tol Kanci, sejumlah papan reklame berjatuhan, diduga akibat amukan puting beliung.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon bersama polisi langsung turun ke lokasi yang terkena dampak puting beliung. Sejumlah posko kesiapsiagaan bencana pun didirikan.

"Masih dicek datanya nanti kami kabari," kata salah seorang petugas BPBD Kabupaten Cirebon Fauzan.

Dia menyebutkan, posko bencana sudah dipasang di beberapa titik terutama daerah yang rawan. Baik wilayah barat maupun Timur Cirebon.

6 dari 6 halaman

Jarum Suntik Bekas hingga Tabung Sampel Darah Menumpuk di TPS

Ratusan ton limbah medis yang masuk kategori bahan berbahaya dan beracun (B3) tercecer di tempat penampungan sementara (TPS) di Desa Panguragan Wetan, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, secara periodik.

Limbah medis tersebut menyatu dengan sampah rumah tangga lainnya. Limbah yang tercecer di sepanjang Jalan Panguragan-Klangenan, Kabupaten Cirebon, menyatu di sempadan Sungai Panguragan.

"Saya sendiri sampai takut tersenggol karena limbahnya bahaya," ungkap Ketua Sanggar Lingkungan Hidup (SLH) Cirebon Cecep Supriyatna, Selasa (5/12/2017).

Dari hasil penelusuran di lokasi, SLH menemukan berbagai macam limbah medis, di antaranya, jarum suntik, tabung suntik, vaksin, dan tabung sampel darah yang masih ada bekas darah.

Selain itu, Cecep juga menemukan ratusan plastik bekas jarum infus, tali jarum infus, hingga satu vaksin dengan catatan penyakit hepatitis B. "Paling banyak botol bekas suntik sama jarum suntik," ujar dia.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon menduga praktik penimbunan limbah berisi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Desa Panguragan, Kabupaten Cirebon, dilakukan pada malam hari.

Namun, Dinkes Kabupaten Cirebon belum menelusuri lebih rinci waktu yang pasti saat mengirim limbah medis ke Cirebon.

"Tepatnya hari apa belum dapat info lagi tapi yang pasti ngirimnya malam hari," ujar Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni, Kamis (7/12/2017).

Enny mengaku kesulitan memberantas tumpukan limbah medis yang berasal dari sejumlah rumah sakit di luar Cirebon. Selain terstruktur, masyarakat desa setempat seakan minim kesadaran.

Dia mengaku, sebagian masyarakat yang memungut sampah sebagai mata pencaharian mereka. Otomatis, limbah medis pun menjadi bagian dari mata pencaharian mereka.

"Dibenturkannya dengan perut kan tidak nyambung, sementara ini limbah sangat berbahaya," kata dia.

Berbagai upaya sosialisasi dan pendampingan terus dilakukan Dinkes bahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon. Namun, lagi-lagi terbentur dengan mindset pemulung yang menjual barangnya ke pengepul.

Dinkes, kata Enny, tidak bisa menghukum aktivitas para pemulung yang dipastikan dipastikan melanggar hukum tersebut. Dia menaruh harapan besar kepada kepolisian agar dapat mengambil tindakan atas praktik pembuangan limbah medis yang tidak sesuai prosedur dan undang-undang yang berlaku.

Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat untuk menindaklanjuti kondisi yang terjadi di Kabupaten Cirebon itu. Dia berharap, kasus penumpukan limbah medis di Kabupaten Cirebon tersebut menjadi tanggungjawab bersama demi menjaga kesehatan masyarakat setempat.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melihat tumpukan limbah medis mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) di tempat penampungan sementara Desa Panguragan Kabupaten Cirebon merupakan kejahatan luar biasa.

Oleh karena itu, KLHK meminta masyarakat di Kecamatan Panguragan maupun sekitarnya untuk tidak mendekati lokasi TPS yang menjadi tempat pembuangan limbah medis. Perwakilan dari Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK

Christopher Sirait menjelaskan, besarnya risiko infeksius dapat mengganggu kesehatan. Christopher mengatakan, bakteri yang terkandung dalam limbah medis bahkan bisa menduplikasi diri dalam masa delapan jam saja.

"Dalam masa delapan jam saja, bakteri itu bisa menduplikasi diri, jadi bagaimana kalau yang ditimbun lebih dari delapan jam?" kata Christopher usai ikut menyegel limbah medis, Minggu, 10 Desember 2017.

Akibat dari duplikasi tersebut, sejumlah penyakit menular dari infeksi limbah medis sangat berbahaya. Seperti kanker kulit, hingga ancaman penyakit yang menyebabkan kematian.

Dia mengakui, secara aturan kewenangan terkait dampak limbah medis harus dilontarkan oleh dokter sebagai ahlinya. Namun Christopher menyebut selama kajian yang dilakukan oleh KLHK ada indikasi beberapa penyakit serius yang menanti.

Dirjen Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani menyebutkan, pembuangan limbah medis yang termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3) secara sembarangan, tergolong kejahatan serius dan luar biasa.

"Karena mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat," kata dia.

Pembuangan atau dumping limbah B3 ilegal, khususnya limbah medis, lanjut dia, menjadi prioritas penindakan KLHK. Oleh karena itu, dia akan menelusuri asal limbah medis dan menindak tegas.

Saat ini, aparat telah menyegel enam gudang yang menyimpan limbah medis tersebut. KLHK pun masih menyelidiki kasus pembuangan limbah medis itu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.