Sukses

Awas, Aplikasi Peta Sering Sesatkan Turis di Pegunungan Dieng

Kejadian turis yang tersesat gara-gara mengandalkan aplikasi peta menuju pegunungan Dieng itu ternyata sudah berulang kali terjadi.

Liputan6.com, Wonosobo - Serombongan turis tersesat di jalur sempit pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu dini hari, 27 Desember 2017.

Musababnya, sang sopir rombongan turis itu menggunakan aplikasi peta dan penunjuk arah di telepon seluler (ponsel) yang ternyata justru mengarahkan mereka ke jalanan tanah nan sempit tak berpenduduk.

Tak pelak, kendaraan turis itu terjebak di medan sempit pegunungan Dieng. Saking sempitnya, mobil tak bisa berbalik arah. Kesulitan bertambah lantaran ban selip, sehingga mobil tak bisa mundur dan terjebak hingga Rabu pagi.

Mulanya, rombongan turis lokal itu hendak menuju Bukit Sikunir, Dieng, di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, untuk menyaksikan matahari terbit atau sunrise untuk mengisi libur akhir tahun. Mereka pun berangkat malam hari dari Yogyakarta.

Sopir turis tersesat rombongan, Zain Johansyah menuturkan, saat memasuki Wonosobo, perjalanan masih lancar. Namun memasuki jalur Dieng, ia mulai kehilangan arah.

Ia pun mulai mengandalkan aplikasi peta dan penunjuk arah untuk menuju Bukit Sikunir, Dieng. Ia terus mengikuti panduan dari aplikasi di ponselnya itu.

Aplikasi penunjuk arah mengarahkannya ke jalan yang sempit dan sepi. Lantaran tak ada orang, ia pun tetap mengikuti penunjuk arah ini walau merasa aneh. Ternyata, mobil turis tersesat ini justru terjebak di jalan sempit perbukitan Dieng yang jauh dari perumahan penduduk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berkali-Kali Turis Tersesat di Dieng Gara-gara Apilkasi Peta

"Kami berangkat malam karena berharap sampai sana sebelum pagi. Kami menggunakan aplikasi peta di ponsel karena jalanan sangat sepi. Ternyata akhirnya tersesat," ujar Zain kepada Kepala Urusan Humas Polres Wonosobo, Bripka Nanang, seperti yang tertulis dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com.

Ia lalu menelpon call center Polres Wonosobo pada pagi harinya. Oleh petugas piket Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Wonosobo, Bripka Agung Jatmiko, Zain diminta untuk membagikan lokasinya melalui aplikasi pesan.

Berbekal informasi itu, polisi langsung mendatangi TKP yang ternyata berada di pinggiran dusun wilayah Desa Sitiharjo, Kecamatan Garung. Akhirnya, mobil berhasil didorong mundur oleh polisi dan warga hingga ke jalan utama.

Warga setempat, Nur mengungkapkan, peristiwa tersesatnya turis tersebut bukan sekali ini terjadi. Beberapa waktu sebelumnya, kata Nur, ada wisatawan yang juga tersesat di jalan yang sama.

"Katanya juga mau ke Sikunir. Dan tersesat juga lewat jalur yang sama," ujar Nur.

Ia berharap agar pemerintah memasang penunjuk arah agar tak terjadi lagi peristiwa serupa di kemudian hari.

3 dari 3 halaman

Pengamanan Jalur Utama dan Wisata Libur Natal dan Tahun Baru

Kepala Urusan Humas Polres Wonosobo, Bripka Nanang pun mengimbau agar wisatawan tak mempercayakan sepenuhnya aplikasi peta atau penunjuk arah di ponsel. Pasalnya, jalur Dieng yang bergunung-gunung menyulitkan sinyal seluler. Akibatnya, aplikasi yang mengandalkan sinyal internet pun kerap terganggu.

"Jika ragu, lebih baik tanyakan langsung ke kantor polisi terdekat atau petugas kepolisian yang ada," Nanang menyarankan.

Kepala Polres Wonosobo, AKBP Abdul Waras mengatakan pada libur Natal dan menjelang Tahun Baru 2018 ini, Polres Wonosobo mengerahkan ratusan personel yang disebar di belasan pos pengamanan dan pos pelayanan. Salah satunya untuk mengamankan jalur wisata ke Dieng.

Untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas jalur Dieng yang kerap terjadi pada akhir pekan dan libur panjang, Polres Wonosobo bahkan membangun pos polisi (Pospol) di seberang Gardu Pandang Tieng Kejajar.

Kepolisian juga menyiagakan personel dan kendaraan penarik di sejumlah tanjakan panjang lebih dari 15 persen. Pasalnya, sering terjadi, kendaraan tak kuat menanjak. Akibatnya, kemacetan pun terjadi di jalur tersebut dan tak menutup kemungkinan terjadi kecelakaan.

"Karena medan jalan yang cukup sulit, dibutuhkan kendaraan yang berada dalam kondisi prima. Jika masih ragu, lebih baik gunakan angkutan umum," Abdul Waras menegaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.