Sukses

Jamin Aman, Menteri Jonan Libur Tahun Baru di Bali

Menurut Menteri Jonan, status Awas Gunung Agung hanya berlaku pada radius 8-10 kilometer dari puncak kawah, sedangkan daerah lain aman.

Liputan6.com, Denpasar - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan meninjau instalasi listrik milik PLN di Jalan Imam Bonjol, Denpasar. Kedatangan Jonan ingin memastikan ketersediaan pasokan listrik untuk menyambut malam pergantian tahun baru.

Dari yang ia ketahui, pasokan listrik di Bali jelang malam pergantian tahun baru sangat cukup. “Saya dapat penjelasan pasokan listrik di Bali 1.200 MW. Pada saat pemakaian beban puncak maksimal itu 800 MW. Jadi masih ada cadangan 50 persennya. Mestinya aman,” kata Jonan, Kamis (21/12/2017).

Di sisi lain, Jonan meminta agar pasokan listrik jelang kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Bali juga aman. Ia meminta kepada PLN agar berkoordinasi dengan hotel tempat Jokowi menginap dan tempat pertemuan rapat terbatas kabinet akan diselenggarakan.

"Supaya tidak ada gangguan kelistrikan. Karena bisa saja gangguan kelistrikan itu bukan dari PLN, tapi juga karena instalasi di dalam gedung itu dan lain sebagainya. Jadi saya harap ini dikoordinasikan dengan baik,” pinta Jonan.

Ignasius Jonan menegaskan, jika rapat terbatas yang diselenggarakan pada Jumat ini, 22 Desember 2017, di Sanur, Denpasar untuk meyakinkan kepada dunia bahwa Bali dalam kondisi baik-baik saja meski di tengah bencana erupsi Gunung Agung.

"Rapat di Bali ini untuk menggambarkan bahwa Bali ini tidak ada apa-apa. Status Gunung Agung itu tidak mempengaruhi seluruh Bali,” ujar Jonan.

Yang berpengaruh, Jonan melanjutkan, adalah radius 8-10 kilometer dari puncak kawah gunung setinggi 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut. Bahkan, Jonan sendiri mengaku akan menghabiskan pergantian malam tahun baru di Bali bersama keluarga.

"Saya juga akan menginap di sini tahun baru nanti sama keluarga. Tanggal 30 Desember 2017 sampai tanggal 1 Januari 2018 saya berlibur di sini, tidak ada masalah. Ini bukan tanggapan pertanyaan Anda (wartawan), saya memang mau berlibur di Bali,” ujar Jonan Ignasius.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menteri Luhut Pastikan Bali Aman Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta para turis agar tidak takut menghabiskan waktu liburan Natal dan tahun baru 2018 di Bali. Ia menegaskan bahwa Pulau Dewata aman untuk dikunjungi.

Menurut Luhut, pemerintah sempat membuat kekeliruan terkait status Gunung Agung.

"Mengenai Gunung Agung, status Gunung Agung itu saya sampaikan sekali lagi, kita harus akui mungkin kami membuat assessment yang keliru," kata Luhut usai video conference jelang perayaan Natal dan tahun baru bersama Kapolri serta sejumlah menteri di Mabes Polri, Jakarta, Senin, 18 Desember 2017.

Luhut mengatakan, status awas yang sempat diumumkan ternyata hanya untuk radius 10 kilometer. Menurut dia, erupsi Gunung Agung tidak berdampak luas ke seluruh Bali.

"Maka (status) awas yang bisa membuat gangguan itu hanya 10 kilometer radius Gunung Agung. Jadi saya ulangi tidak ada dampaknya ke seluruh Bali," terang Luhut.

Untuk menyakinkan Bali aman, Presiden Joko Widodo memerintahkan agar rapat terbatas dilakukan di Bali pada 22 Desember mendatang. Dia beralasan Bali merupakan destinasi wisata nomor satu di dunia.

"Presiden sudah memerintahkan bahwa kami akan ada rapat terbatas atau rapat kabinet di Bali, di kantor Menteri Basuki (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) di Bali pada 22 Desember," tandas Luhut.

 

3 dari 3 halaman

Aman dari Terorisme

Adapun Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian, memastikan polisi belum menemukan potensi ancaman teror pada perayaan Natal dan tahun baru 2018. Namun, dia menegaskan Polri tetap melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Tolong digarisbawahi, sampai saat ini belum ada ancaman teror. Tetapi kami tetap melakukan upaya preemptive strike," tegas Tito usai rapat dan video conference dengan sejumlah menteri di Mabes Polri, Jakarta, Senin, 18 Desember 2017.

Upaya preemptive strike jelang Natal dan Tahun Baru 2018 yang dimaksud Tito adalah mengamankan sejumlah orang yang pernah terlibat kegiatan terorisme.

"Mereka yang potensial dan ada kasusnya kami lakukan penangkapan," ucap mantan Kapolda Metro Jaya ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.